Coma
Author : YongGyu90
Genre : Sad
Main Cast : Bang Yongguk, Song Jieun, Kim Himchan,
other SECRET & B.A.P member
Rating : General
Length : Long shot
Yongguk side
“Yaaa
hyung cukup hentikan!.” zelo mengambil paksa gelas vodka di tanganku. Aku melihat
raut kesedihan di wajah adik kesayanganku ini. Dia bukanlah adik kandungku,
tapi aku menyayanginya selayaknya adikku sendiri.
Aku
hanya menatapnya sesaat kemudian aku beralih menatap botol vodka di depanku dan
meraihnya. Aku mencoba meminumnya lagi tanpa menggunakan gelas.
“Hyung
jangan seperti ini. Jebal!,” Zelo meraih botol di tanganku. “Sudah berapa botol
kau minum huh?? Jebal jangan seperti ini!”
Flash back
“Oppa
mianhae! Aku tak bisa berbuat apa-apa. Appa ku menjodohkan aku dengan putra keluarga
Kim. Nan jeongmal saranghaeyo. Aku tak bisa ke luar dari sini. Aku ingin selalu
bersamamu. Hari ini adalah pertunanganku dengan Himchan. Jebal oppa, bawa aku
pergi.”
Aku
lemas membaca tulisan dalam tissue lusuh yang telah lepas dari genggamanku. Hatiku
serasa meledak. Tak kuasa pertahananku runtuh juga. Aku menagis.
“Hyung,
neo gwaenchana?” Daehyun memegang pundakku.
“Daehyun
ah… jebal. Katakan ini bohong!” aku menatap daehyun.
“Mianhae
hyung.” Daehyun menunduk menyesal atas jawabannya.
“Andwae!”
aku menarik dan mencengkeram kerah jaket yang dikenakan daehyun. “Katakan ini
bohong.”
“Mianhae
hyung. Aku tak dapat membantumu. Kau tau ayahku? Noona tak henti menangis
karenanya. Nanti jam 5 sore noona keluar dari kamarnya. Itu lah kesempatanmu
membawanya pergi.”
“Pulanglah!
Katakan pada noona mu, aku akan datang!” aku melepaskan cengkeraman tanganku
pada kerah Daehyun.
Daehyun
mengangguk dan beranjak meninggalkanku. Dia terlihat enggan pergi.
“Hyung,
Jieun nui sangat mencintaimu.” Daehyun menoleh sebelum dia mengenakan helmnya
dan mengendarai motornya pergi.
Entah
bagaimana caranya aku harus sampai di rumah Jieun sebelum pertunangan itu di
mulai dan membawanya pergi.
Aku
mengambil jaket dan helm dengan sangat tergesa-gesa.
“Hyung
kau mau ke mana??” aku tak menghiraukan pertanyaan Zelo. Aku tak tau jika Zelo
akhirnya membaca tulisan dalam tissue lusuh yang di bawa Daehyun.
Aku
memarkir motorku asal di depan rumah Jieun. Terlihat beberapa bodyguard tengah
berjaga. Aku bisa masuk rumah Jieun dengan mudah karena aku memakai topi. Aku
edarkan pandanganku mencari sosok kekasihku yang sangat aku sayangi. Demi Tuhan
aku tak mau kehilangan dia.
“Oppa!”
aku menatap sesosok gadis manis memakai gaun ungu, terlihat betapa matanya
sembab, pasti dia tak henti menangis. Dia tengah sendiri di sudut ruangan
menghindar dari tamu-tamu yang lain.
“Jieun
ah!” aku bergumam.
Tanpa
pikir panjang aku berjalan kea rah Jieun dan menarik tangannya seraya
membawanya berlari keluar ruangan itu.
“Tangkap
mereka!”seorang berseru yang aku yakini itu adalah suara ayah Jieun. Daehyun
terlihat berusaha menghalangi para bodyguard itu. Namun usahanya sia-sia.
“Bawa
tuan muda ke kamarnya!” ayah Jieun berseru.
Sekuat
apapun aku berusaha, takdir berkata lain. Genggamanku terlepas. Jieun dibawa
paksa dua pengawal ayahnya.
BUGHHH!
Sebuah pukulan mengenai punggungku.
“ANDWAE!!!!!
OPPAAA!!!” aku mendengar teriakan Jieun.
Aku
tersungkur, berusaha mengejar Jieun.
“Jieun
ah…!!!” aku berteriak dan berusaha berdiri mencoba menolongnya. Namun pukulan
bertubi-tubi datang kepadaku.
“Oppaaaaa!”
Jieun menangis dan tetap berusaha mengulurkan tangannya ke arahku meskipun dia
tengah di bawa paksa pengawal menjauhiku. “Appaaa jebal! Jangan sakiti dia. Ku mohon!!!”
jieun menangis menatapku. Perih di pelipis dan pipiku tak berapa sakit di
banding hatiku. Tuhan aku tak mau dia menangis.
“Bawa
Nona masuk. Awasi dia!”
“Appa
jebal! Aku mencintainya.” Isak Jieun dalam cengkeraman dua pengawal itu.
Aku
sudah terbaring lemah menatap Jieun. Dan membiarkan para pengawal itu
memukuliku tanpa ku balas. Aku masih bisa mendengar teriakan jieun dari dalam
rumah yang meronta meminta belas kasih appa nya.
Flash back off
Yaaa..
sejak saat itu lah aku mempunyai hobi baru, aku pergi ke bar setiap malam.
Menjadi seorang pemabuk. Aku rasa aku tak ada gunanya lagi untuk hidup. Separuh
hidupku telah mati. Aku di luar kendali.
“Jieun
ah!” aku berbisik di luar kesadaranku.
“Jongup
hyung aku pulang, maaf jika Yongguk hyung merepotkanmu!”
“Jaga
Yongguk hyung Zelo ah!”
Yongguk side end
Zelo
memapah Yongguk ke arah sofa di ruang tamu dan menidurkannya.
“Kenapa
dia jadi seperti ini??” sunhwa membantu Zelo membaringkan Yongguk.
“Kenapa
cinta itu kejam sekali noona?” Zelo menatap Yongguk yang tengah terbaring tak
sadarkan diri.
“Zelo
ah… tidak semua cinta seperti ini, hanya saja yongguk oppa belum menemui
peruntungannya. Percayalah.” Sunhwa menepuk pundak Zelo.
“ne,
gomawo noona!” Zelo tersenyum ke arah Sunhwa.
“Ahhh
aku harus pulang, Zinger eonnie pasti sudah pulang. Kalau ada apa-apa panggil
saja kami.”
“Ne,
terimakasih sudah menjadi tetangga yang baik.” Zelo melambai pada Sunhwa yang
berada di pintu.
###
Jieun side
“Jieun
ah… bukankah ini makanan kesukaanmu? Kenapa kau hanya memandangnya saja?”
Himchan mencoba mengalihkan perhatianku yang terus melamun.
Ya,
malam ini appa memaksaku untuk makan malam bersama Himchan. Setiap aku menatap
wajah Himchan aku selalu teringat kejadian ketika pengawal appaku memukuli
belahan hatiku. Perih. Aku yang membuatnya menderita. ‘oppa neo gwaenchana? Nan
jeongmal bogoshippeoso oppa.’
Tes…
Air
mataku terjatuh lagi. Kapankah air mataku ini akan habis??? Agar aku tak dapat
menangis lagi meskipun aku teringat namjaku yang sangat ku cintai itu.
“Jieun
ah… wae???” Himchan berdiri mendekatiku dan mencoba mengusap air mataku. Aku
menampiknya.
“Takkan
kubiarkan kau menyentuhnya!” tatapku sinis.
“mi..mi..mianhae!”
himchan merasa menyesal sepertinya.
“Jebal
Himchanssi. Bebaskan aku!” aku memohon kepada Himchan mengharap dia akan
melepaskanku dan membiarkanku bersama Yongguk.
“Tidak!!!”
Himchan berdiri dan beranjak ke tempat duduknya semula. “Aku tak akan
melepaskanmu. Aku akan menunggu hingga kau membuka hati untukku.” Himchan
seolah tak menghiraukan perasaanku dan kembali menikmati makannya.
Aku
hanya bisa menangis dan menangis. Nihil. Tidak Himchan tidak juga appaku.
Kenapa mereka bisa setega itu??? oh Tuhan!!
Jieun side end
Yongguk side
PRANGGGGG!!!!!
Aku
melempar piring sarapanku. Pecah. Makananku berserakan di lantai. Zelo dengan
sabar datang membersihkannya. Aku hanya menatapnya frustasi. Ya kini aku jadi
seperti setan penuh kemarahan. Aku mengutuk segalanya. Bahkan di dunia ini. Aku
mengutuk cinta. Aku mengutuk mereka!
Aku
tak bisa berfikir normal. Persetan dngan semua yang ada.
“ARRRRRRRRRGGGGGGGHHHHHHHHHHHH”
aku berteriak sekuat tenagaku. Dan lagi-lagi pertahananku runtuh. Aku memukul
dinding berkali-kali.
“Hyung
jebal hentikan!” Zelo ikut menangis menatapku. “Jangan seperti ini! Lihatlah
tanganmu berdarah!” Zelo meraih tangan kananku yang tak kusadari penuh dengan
darah. Dengan cekatan Zelo memberi pengobatan sederhana pada tanganku.
Aku
terduduk lemas. Bayanganku dengan Jieun lagi-lagi terlintas. Hatiku kembali
terkoyak.
Flash back
“hyaaa
oppa, aishhh jinja???!!!” dia terlihat sangat lucu ketika aku mencuri sebuah
ciuman darinya. Pipinya yang bersemu dan dia akan sangat malu karena ulahku.
Aku hanya mencubit hidungnya ketika dia bertingkah seperti ini.
Dan
aku hanya akan menatapnya hingga dia merasa risih dengan tatapanku.
“Yaaa
wae??? Kenapa kau menatapku seperti itu??” dia akan mengalihkan perhatian.
“Apa
aku tak boleh menatap kekasihku???”
“ye??
Ahhh kau ini! Suka sekali membuatku malu!” dia akan memukul dadaku dan akan
berakhir dalam sebuah pelukan hangat.
Flash back off
Aku
berdiri dan beranjak meninggalkan rumah.
“Hyung!!!!”
Zelo berteriak memanggilku, berharap aku tak pergi.
“Hyung
mau ke mana? Kondisimu masih belum stabil karena mabuk semalam.” Tanpa ku
hiraukan perkataannya aku mengambil jaket dan topi bergegas pergi.
“ya
hyung!!!”
Yongguk side end
“anyeong
Agassi! Saya adalah pengawal khusus anda. Yoo Youngjae imnida.”
Gadis
di depannya itu masih diam saja seperti patung. Tak berapa lama terdengar suara
pintu terbuka.
“Jieun
nui!” Daehyun berjalan mendekati Jieun.
“Daehyun
ah, mianhae!”
“jangan
seperti ini noona, aku yang salah tak dapat membantumu. Ahhh nde ini Youngjae
Hyung. dia sangat baik dia bisa jadi orang yang kita andalkan.” Daehyun menepuk
pundak Youngjae.
Jieun
menatap Youngjae memastikan.
“Ne,
Agassi.”
Terbersit
keingininan di benak Jieun. Dan untuk pertama kalinya Jieun tersenyum setelah
kejadian itu.
Yongguk side
Aku
berjalan tak tentu arah, aku hanya mengikuti kakiku yang tak punya rasa lelah.
Aku enyahkan semua fikiranku tentang apapun tapi hanya satu yang tak dapat
enyah. Jieun. Di manapun aku berpijak seolah angin membisikkan namanya. Dalam
setiap detak jantungku adalah namanya. Nafasku adalah namanya. Jieun… Jieun…
dan Jieun. Aku rindu aroma tubuhnya, aku rindu senyum manisnya, aku rindu
pelukannya dan aku rindu apa pun tentangnya.
“Jieun
ah” aku menggumam pelan
TTIIIIIIIIIIIIIIIIN
TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIINNNNN!!!!!
BRAKKKKK!!!!
Yongguk side end
Sirine
ambulance terdengar memekakkan telinga. Dengan gesit ambulance itu tiba di
rumah sakit tepat pada waktunya.
Seorang
pria berlumuran darah tengah di dorong dalam ranjang besi memasuki ruang
operasi. Nampak seorang gadis tengah tegang dan menggigiti kuku jarinya dan
berjalan mondar-mandir.
“Maaf
apakah Agassi keluarga korban???” seorang perawat bertanya kepada gadis itu.
“ahh
bukan, saya yang menabraknya.” Jawab gadis itu.
“kami
harus melakukakan operasi pada sumsum tulang belakangnya. Kami memerlukan tanda
tangan wali yang bertanggung jawab.”
“Baiklah
saya akan melakukannya.”
Gadis
itu berjalan ke ruang administrasi dan melengkapi persyaratan yang di perlukan.
“Jung
Hyosungssi!”
“Ahhh
Ne.”
“silahkan
tanda tangan di sini.” Seorang perawat menyerahkan berkas kepada Hyosung. Dan
operasi pun segera di laksanakan.
###
Zelo,
Jongup, Zinger dan Sunhwa berpencar mencari Yongguk.
“Iya,
pemuda itu mengeluarkan banyak darah. Tak tau apa yang akan terjadi padanya.”
“Ya
Tuhan kasihan sekali!”
Jongup
menghentikan langkahnya mendengar dua orang paruh baya bercakap-cakap itu dan
menghampiriniya.
“permisi,
apakah anda tadi membicarak seorang pemuda?” Tanya Jongup ragu.
“Iya
anak muda, tadi ada kecelakaan di ujung jalan sana.” Nenek berbaju cokelat itu
menunjukkan.
“kecelakaan??
Apakah pemuda itu berbadan tegap, berambut cepak dan mengenakan topi hitam?”
jongup memastikan.
“ahh
benar seperti itu ciri-cirinya.” Jawab nenek yang satunya.
“kalau
boleh tau di mana dia sekarang??”
“tadi
ada ambulance dari rumah sakit Daesan. Pasti di bawa ke sana.”
“terimakasih
nek!” Jongup langsung berlari sembari menghubungi Zelo, Sunhwa dan Zinger.
###
Mereka
berlari ke ruang operasi setelah bertanya di meja resepsionis. Terlihat Zelo
frustasi.
“Mianhae,
apakah kalian keluarga pria itu?” Hyosung bertanya kepada mereka.
“Iya
kami keluarganya, bagaimana keadaannya??” zinger menjawab dan kembali bertanya.
“apa
Hyungku baik-baik saja?” zelo khawatir.
“mianhae,
dia harus melakukan operasi tulang belakang.” Hyosung merasa menyesal.
Tak berapa lama
seorang berpakaian steril keluar dari ruang operasi. Mereka serentak langsung
mengahampiri dokter itu.
“Maaf, kami
telah berusaha semaksimal mungkin. Operasinya berhasil tapi sepertinya jiwanya
sangat rapuh. Pasien mengalami… coma.
Hanya keajaiban yang bisa menolongnya!”
“ANDWAEEEE!!!!”
Zelo berteriak.
“Maafkan kami.”
Dokter itu berjalan pergi.
Zelo ditenangkan
Jongup. Zinger terduduk lemas, Sunhwa terdiam tak berkata.
###
“
Ye Agassi!”
“Bisakah
aku meminjam ponselmu? Jebal jangan beritahukan appa. Kau tau ponselku dan
milik daehyun disita Appa. Bantulah aku, ini menyangkut hidupku.” Aku terpaksa
berbicara pada Youngjae diam-diam menghindari CCTV yang terpasang setelah Appa
memperkerjakan Youngjae.
“Di
mana Agassi akan melakukannya?”
“Kau
tau, selain sudut ini kamar mandiku juga tak terpasang CCTV. Aku tak mau
melakukannya di sini karena pengawal appa akan berkeliaran.”
“baiklah,
berhati-hatilah Agassi.” Aku menerima ponsel dari youngjae, dengan cepat aku
memasukkannya ke dalam bajuku. Aku bergegas masuk ke kamar mandi.
Aku
mulai menekan nomor yang sudah ku hapal di luar kepala.
Nihil.
Tak ada jawaban. Aku mengulanginya.
“jebal!”
aku panic karena tak ada jawaban.
Tak
ada jawaban. Aku menekan nomor Zelo sembari mengingatnya.
“yoboseo??”
“Zelo
ah…. Ini aku!”
“noona???
Bagaimana kau bisa menghubungiku??... Noona….” Suara Zelo tercekat. Aku yakin
ada sesuatu yang tak aku tau.
“Zelo
ah… waegurae?"
“noona…
Yongguk hyung…”
“kenapa
dengan dia????”
“…”
“andwae…
andwae…” aku terduduk lemas, tak percaya apa yang aku dengar dari Zelo. Dan
akhirnya tangisku pun pecah. Ponsel Youngjae jatuh dari genggamanku. Aku merasa
dunia benar-benar tak adil. Aku mengutuk.
“Apa
yang harus aku lakukan? Aku harus bagaimana? Ku mohon bertahanlah.”
Jieun side end
###
“Hyung
jebal, bukalah matamu!” Zelo memandangi Yongguk yang terbaring tak berdaya.
“Hyung kau tau? Aku begitu kesepian. Kau lah kakak terbaikku. Aku merindukanmu.
Jebal bangunlah!” Zelo mencengkeram erat tangan dingin Yongguk. Diam. Tak ada
reaksi.
Ia
menelungkupkan kepalanya di antara tangannya. Lagi-lagi ia terguguk menumpahkan
kesedihannya dalam tangisan.
“Lebih
baik kau memarahiku daripada aku harus melihatmu seperti ini.” Dia menarik
nafas dalam dan mengangkat tangannya untuk mengusap air matanya yang tak
kunjung berhenti mengalir. Dia menatap monitor di samping Yongguk, sama. Tidak
ada perubahan.
“Jebal
hyung! ireona!! Palliwa ireona!”
“Zelo
ah.. Uljima!!” sebuah tangan menepuk pundak Zelo.
“Jongup
hyung! kenapa Yongguk hyung tak mau bangun??? Apa dia tidak lelah seperti ini
terus eoh?? Sudah satu minggu dia tertidur.”
“Yaa…
uljimara! Kuatkan hatimu!” Jongup mengeratkan cengkeraman di pundak Zelo. “Zelo
ah… mungkinkah jika Jieun noona ada di sini Yongguk Hyung akan bangun?”
Zelo
terlonjak kaget dan menatap Jongup penuh tanda Tanya.
###
“Cari
nona muda cepat!” Bentak seorang laki-laki paruh baya dengan luapan amarahnya.
“Ye!”
jawab 3 pengalnya serempak dan bergegas pergi.
Flash back
Jieun side
‘Aku
harus bagaimana??? Oh tuhan bantu aku! Beri aku jalan’ ucapku dalam hati
berkali-kali. Ini adalah hari pernikahanku dengan Himchan. Tidak aku tak mau
pernikahan ini terjadi. Aku menatap bayanganku di cermin. Harusnya aku cantik
memakai gaun pernikahan ini, tapi aku terlihat buruk. Aku bagai monster.
Cklek!
Seseorang
memasuki kamarku, dia menghentikan langkahnya di belakangku. Dan aku bisa
melihatnya melalui cermin di depanku tanpa aku menoleh ke arahnya.
“Kau
sangat cantik Jieun ah.” Himchan memegang pundakku.
“Oppa,
jebal! Aku tak bisa menerimamu. Aku telah memberikan hatiku untuk orang lain.”
“Apa
kau masih mencintainya?”
“Sangat
oppa, aku sangat mencintainya.”
“tidak
ada kah harapan untukku??” terdengar parau suaranya. Aku tau Himchan tidak
sekedar menikahiku karena bisnis appa ku dan appa nya. Dia juga mencintaiku.
“Himchan
oppa… Mianhae!”
Aku
berbalik dan memeluk Himchan erat. Dia tidak membalas pelukanku. Terdiam. Dia
hanya terdiam.
“kau
benar-benar tidak memberiku harapan Jieun ah?” dia bertanya lagi untuk
memastikan jawabanku.
“Mianhae!”
tangisku pecah, ku eratkan pelukanku padanya.
“pergilah….”
Aku
terkejut dan sontak tangisku berhenti.
“pergilah!
Sebelum aku menarik ucapanku dan menahanmu.”
“oppa….”
Aku tak bisa melanjutkan kata-kata ku aku tercekat.
“pergilah!
Aku akan mengalihkan perhatian appamu!” Himchan tersenyum. Yang aku tau senyum
itu adalah keterpaksaan.
CHU!
Aku
berjinjit dan menciumnya sekilas. Shock. Dia masih terdiam dengan kelakuanku.
“Gomawo
oppa.” Aku memeluknya lagi dan menarik diriku.
“Pergilah!”
“Selamat
tinggal.” Aku mengusap air mataku dan berbalik pergi keluar kamar.
Tidak, aku tak
pernah menoleh kebelakang lagi.
Jieun side end
Flashback off
Daehyun
terlihat ketakutan mengetahui ayahnya tengah marah besar.
“Maaf
paman, aku telah merelakan Jieun. Biarkan dia bersama orang yang dicintainya.”
Himchan membuka pembicaraan setelah Jieun di ketahui menghilang.
“Kurang
ajar, anak tak tau diuntung! Brandalan itu telah meracuni pikiran putriku.”
“Appa
jebal! Biarkan no one memilih jalan hidupnya. Mereka saling mencintai.” Daehyun
mencoba menyadarkan ayahnya.
“Kau
anak kecil tau apa huh?”
“Appa!
Aku memang anak kecil tapi setidaknya aku tau mana yang benar dan mana yang
salah. Ya.. bagi appa cinta bukanlah apa-apa. Appa lebih memilih materi. Appa
pikir bisa hidup tenang dengan materi tanpa cinta? Bahkan ketika Umma dalam
kondisi kritis dan mencari appa, apa kah appa datang menemuinya? Appa lebih
memilih pekerjaan daripada umma. Kau tau betapa Umma dan kami mencintaimu,
sangat mencintaimu. Tapi kenapa appa tak pernah membalas cinta kami! Appa lebih
mencintai materi dari pada kami!”
PLAKK!!!
Sebuah
tamparan mengenai pipi Daehyun.
Tes…
Daehyun
menyentuh ujung bibirnya dengan punggung tangannya. Ada setitik darah di sana.
Himchan tercengang. Appa daehyun hanya terdiam menyesali perbuatannya.
“ternyata
seperti inilah appaku.” Daehyun berbalik dan berjalan pergi meninggalkan
ayahnya.
###
“hyung
kita harus menjemput Jieun noona!”
“sebaiknya
kita pergi sekarang sebelum pernikahannya berlangsung.” Jongup mengambil kunci
mobilnya dan beranjak pergi bersama Zelo.
###
BRUGH!
Seorang
gadis yang mengenakan gaun pengantin terjatuh setelah berlari dua kilo meter. Dia
berlari keluar dari taksi setelah taksinya terjebak macet. Rambutnya yang tadi
tersanggul rapi kini terlihat sangat acak-acakan. Dua kedua tangannya terdapat
sepatu yang dia lepas saat berlari.
Deru
nafasnya terdengar sangat menyedihkan.
“Andwae!”
lirihnya di sela nafasnya yang memburu. Dia bangkit berdiri dan berlari lagi
dan lagi.
“oppa
aku datang!” lirihnya memasuki pintu rumah sakit.
Dia
berhenti di sebuah pintu. Dia memutar kenop perlahan dan membukanya.
“Andwae!!
Oppa!!” dia kembali terisak melihat pria yang tengah terbujur tak sadarkan diri
di depannya. Sepatunya terjatuh dari genggamannya tanpa dia sadari. Dia
berjalan perlahan menahan tangisnya mendekati ranjang besi itu.
“oppa
aku datang, jebal bangunlah!” dia memohon dalam tangisnya. Dia memeluk, mencium
kening pria itu berkali-kali.
“oppa
jangan seperti ini.” Bahkan dia kesulitan mengucapkan kata, dia menangis dan
menangis.
“Ingatkah
janji kita oppa,” dia meraih tangan dingin itu dan mendekatkan ke dadanya.
“jika kau sakit aku juga sakit, jika kau sedih aku juga sedih, kita akan hidup
bersama selamanya.” Jieun mencium tangan dalam genggamannya.
Yongguk side
Aku
mendengar isakan, aku serasa mempunyai kekutan untuk membuka mataku… perlahan
namun pasti. Aku melihat cahaya putih samar yang akhirnya menjadi nyata. Tidak
ini bukan mimpi. Aku mendapati yeojaku menangis di sampingku.
“jieun
ah….” Dengan susah payah aku mengucapkan kata itu. Dia terkejut mendengar
suaraku.
“oppa…!”
dia memegang kedua pipiku, aku rindu hangat tangan ini. “Aku akan panggil
dokter.”
“Jangan
pergi lagi!” dengan sisa tenagaku aku berusaha menggerakkan tanganku yang kaku.
Yongguk side end
Jieun side
Aku
berbalik dan menatapnya lagi. Aku tak percaya kekasihku seperti ini. Aku mengusap
air mataku.
“tolong
pegang tanganku.” Ucapnya lemah dan berusaha tersenyum ke arahku. Aku melihat
air mata mengalir dari sudut matanya.
“Aku
takkan pergi oppa.” Aku tersenyum pahit kearahnya, jujur aku tak sanggup
menatapnya seperti ini.
CHU!
Aku
mencium bibirnya lembut.
“saranghae
jieun ah…” suaranya terdengar menyakitkan. Tidak ada apa dengannya? Kenapa
nafasnya tersengal.
“Oppa
yaa neo gwaenchana??? Aku akan panggil dokter.” Aku panic dan beranjak
memanggil dokter. Dan lagi-lagi tangan itu mengeggam tanganku erat.
“Tolong
jangan pergi!” ucapnya pelan hampir tak terdengar.
“Oppa…”
suaraku tercekat air mataku mengalir lagi dan lagi.
“Tolong
pegang tanganku!” suaranya semakin lirih. Aku memegang erat tangannya.
“a..ku..i..ngin..m..m…me..me…luk…mu…” Tuhan kenapa suara semakin
menghilang??? Tangisku semakin menjadi.
“aku
akan memelukmu oppa, aku akan memegang tanganmu.” Aku naik ke atas ranjang
besinya dan merebahkan diriku di sampingnya dan memeluknya.
“aku
tak akan meninggalkanmu oppa,” perlahan tangisku mereda. Aku memejamkan mataku
mengingat kenangan-kenanganku bersamanya. “Aku ingin bersamamu selamanya. tidak
akan ada lagi yang memisahkan kita.”
Tiba-tiba
aku merasakan sesuatu yang aneh padanya. Tidak ini tidak mungkin. Aku membuka
mataku.
“Oppa????” aku
berusaha memanggilnya. Dia hanya diam. Aku sontak terduduk. Aku menatap monitor
yang masih mendeteksi detak jantungnya. Semakin pelan… pelan… dan pelan.
Tut
tut… tut tut…tuutt……………
“OPPAAAAAAA
ANDWAE!!!!!JEBAL OPPA IREONA!!! IREONA!!!” suara tangisku pecah memenuhi
ruangan putih ini.
“KENAPA
KAU PERGI???” aku terguguk memeluknya. “IREONA jeongmal ireona!! Apa kau tak
mendengarku??? Bangunlah!!” aku menepuk-nepuk pipinya berharap dia membuka
matanya kembali. Demi Tuhan aku tak percaya ini. Kenapa kau mengambil dia
dariku Tuhan??? Aku benar-benar akan menjadi gila jika tanpanya.
“ireona
oppa jebal!!! Ku mohon!!!!” aku terguguk pilu. “Kenapa kau meninggalkanku?”
Dan
akhirnya akupun menyadari dia telah benar-benar pergi.
Jieun side end
“Hyung
cepatlah! Kenapa perasaanku jadi tak enak seperti ini??? Kenapa mobilmu harus
mogok??” Zelo terlihat gelisah.
“Sebentar,
sebentar lagi selesai.” Jongup menutup cap mesin. “coba kau hidupkan mesinnya!”
Mesin
mobil tua Jongup pun kembali menyala.
“Kita
kembali ke rumah sakit saja.”
“baiklah!”
Mereka
mengendarai mobil dan kembali ke rumah sakit.
###
“Apa
kau ingat? Kau pernah berkata jika aku adalah nyawamu?” Jieun berbaring di
samping jasad Yongguk dan memeluknya. “Jiwa tidak akan pergi tanpa nyawanya
bukan?”
Jieun
menangis tanpa suara. Dia kembali duduk menatap yongguk yang telah terbujur
kaku. Tanpa sengaja matanya menatap seonggok obat di atas meja di dekatnya.
###
Zelo
dan Jongup telah sampai di rumah sakit dan dengan tergesa mereka berlari ke
ruangan Yongguk di rawat.
“Hyung??”
Zelo dan Jongup terbelalak menatap dua insan tengah berpelukan di atas ranjang
besi di depannya.
Mereka
berjalan mendekati dua insan itu.
“Kenapa
mereka terlihat pucat?” Jongup hanya memandang mereka penuh tanda Tanya.
“Noona???
Ireona!” Zelo memegang tangan Jieun dan…
“Andwae!!”
Zelo terkejut. Jongup memeriksa denyut nadi Jieun dan Yongguk.
“Zelo
ah…” tanpa berkatalagi Jongup menangis dan menepuk pundak Zelo.
“Andwae!!!”
“Noona!!!!”
terdengar beberapa langkah kaki bersamaan dengan suara itu.
Zelo
menangis tanpa suara “andwae!” kata itu terus meluncur dari mulutnya.
“mereka
telah pergi!!” suara jongup tercekat.
“Noona!”
Daehyun terduduk lemas, tangisnya pun pecah.
“Putriku!!”
appa Jieun tercekat, dan akhirnya pertahanannya runtuh melihat putrinya kini
telah tiada.
Himchan
dan Youngjae hanya terdiam di tempatnya berdiri. Pilu. Itu yang dirasakan
Himchan. Orang yang dicintainya kini benar-benar pergi.
Flash back
Jieun
menatap onggokan obat di atas meja di sampingnya. Dia memungut semua obat itu
dan meminum semua tanpa tersisa. Perlahan dia mendekati pria di sampingnya dan
mengecup bibirnya pelan.
“Saranghae!”
Dia
mengusap pipi pria itu sebelum akhirnya dia berbaring dan memejamkan matanya.
Flash back end
*fin*