Blogger Widgets

Entri Populer

Senin, 08 Juli 2013

FF Look At Me Babo! U-Kiss Chapter 3





 Look at Me Babo!!!
Author              : Yonggyu90
Genre               : (comedy, romantic, sad) terserah reader :D
Main Cast        : Shin Soohyun U-Kiss & Park Jaehee (reader/ OC)
Other Cast      : U-Kiss member and other
Length              : Long shot / chapter
Note                  : Yang gak suka gak usah ngebash ne^^
Are u ready to read?? Let’s check this out^^




Chapter 3
                Dua orang pria dan seorang gadis berhanbok hijau muda memasuki sebuah restaurant di sudut kota. Terlihat raut kusut di wajahnya, seolah dia enggan ikut bersama kedua orang pria itu.
                “Tuan Park…!” seorang perempuan yang berumur sekitar 50-an tahun mengenakan hanbok biru muda dengan aksen pink memanggil pria paruh baya yang baru saja memasuki restaurant tersebut bersama kedua cucunya. Mereka pun menghampiri.
                “Aigooo… cantik sekali…” perempuan itu langsung mendatangi jaehee dan memeluknya. Jaehee hanya tersenyum ramah kea rah ibu tersebut kemudian menunduk dan tak sempat memandang sekelilingnya.
“Soohyun ah kau tak mau menyapanya? Lihatlah… dia begitu cantik.” Ny. Shin mencoba mengalihkan perhatian Soohyun yang sedari tadi bermain ponselnya dan tak begitu memperhatikan ibunya dan ayahnya yang sedang menjamu tamunya.
“Hyung… dia cantik sekali…” Donghoo menarik-narik kemeja Soohyun, berharap namja itu menoleh kea rah yeoja yang di maksud.
‘Soohyun?’ batin jaehee yang kemudian mendongakkan kepalanya ingin tahu.
                “Kau??????” Soohyun terlonjak dan menunjuk jaehee dengan tatapan tidak percaya. Sedang jaehee hanya terdiam melongo seolah matanya hampir terjatuh dari kelopaknya dan sedikit mundur karena terkejut.
                “Soohyunssi…  ternyata kau??” Tanya Kiseop penasaran.
                Soohyun semakin terkejut ketika mendapati relasi kerjanya juga berada di sana.
                “Lee Kiseop?” Soohyun terbelalak. Jaehee hanya terdiam dan tak bisa berkata apa pun. Dia terlihat sangat pucat.
                ‘Katakan ini hanya mimpi. Bangunlah park jaehee.’ Suara hati jaehee.
                “Kalian sudah saling mengenal?” tanya kakek Jaehee dan ibu Soohyun bersamaan.
                Soohyun dan Jaehee masih saling menatap tak percaya. Namun tak dapat di pungkiri. Jaehee hari itu terlihat sangat cantik. Dan Soohyun pun mengakuinya meskipun hanya dalam hati.
                “Hyung… kau sudah kenal rupanya??? Aishhh…. Kenapa bukan aku saja yang dinikahkan umma.” Dongho mengerucutkan bibirnya.
PLETAKKKK!!
“Yak… appo umma…” Dongho mengusap kepalanya yang mendapat jitakan ummanya sembari merengut kesal.
“Aishhhh… kau masih menengah atas, selesaian dulu sekolahmu.” Kata ny. Shin kea rah Dongho yang kemudian di sambut tawa tuan park dan Kiseop.
“Wahhh kebetulan Tuan Park hahaha.” Ayah Soohyun tertawa. “spertinya tidak perlu ada pengenalan karena mereka sudah kenal.” Mata ayah Soohyun berbinar-binar. “kalau begitu, bagaimana kalau kita langsungkan hari ini saja pernikahannya.” Ucap ayah Soohyun.
                “mm..mm..mwo???” Soohyun terkejut.
                Sedangkan jaehee tak bisa berkata apa pun, wajahnya semakin memucat. Jantungnya berdegub lebih kencang. Dia seolah tersengat petir yang begitu Hebat. Dia begitu tak percaya dengan apa yang sedang  dialaminya ini. nafasnya tersengal.
                “kau kenapa sayang? Duduklah…!” ibu Soohyun membantu Jaehee berjalan menuju kursi duduknya. “Soohyunah ambilkan minum untuknya.”
                Soohyun masih shock dan akhirnya Dongho yang mengambilkan minum untuknya.
                “Aku tak percaya Soohyunssi, ternyata kau yang akan menjadi sepupu iparku.” Kiseop tersenyum evil ke arah Soohyun. Soohyun masih berdiri tercengang. Dia tak percaya jika gadis yang dia temui kemaren adalah calon istri pilihan orang tuanya.
                “Sejak kapan kau punya sepupu?” Tanya Soohyun pelan, yang kemudian di jawab tawa Kiseop.

Flash back
                “kau harus menikah dengan gadis itu jika ingin mendapatkan maaf appamu. Ingat… kau telah menyakitinya karena tidak ingin bekerja di kantornya.” Ibu Soohyun duduk meminum tehnya di ruang kerja Soohyun. “Appa akan memaafkanmu dan membiarkanmu memilih bidang yang kau sukai jika kau menikah dengan gadis itu.”
                “Yaa.. ummaa… aku masih belum ingin menikah.”
                “hanya itu alasanmu? Atau kau sudah ada yang lain?” Tanya ibunya lagi mendesak.
                “Ii..ii..itu… aku belum ada.” Jawab Soohyun lemas. “umma tau aku tak pernah dekat dengan yeoja?? Mana mungkin aku langsung menikah?” Soohyun merayu ummanya.
                “berarti… tak ada alasan kau menolak.” Ibu Soohyun tersenyum dan menepuk kedua pipi anaknya pelan. “dia sangat cantik, meskipun umma belum melihatnya setelah dewasa.”
                “yaa… aissshhh umma jinjayo???” Soohyun mengacak-acak rambutnya frustasi.
                “baiklahhh umma akan pulang, pikirkan itu baik-baik. Besok ada pertemuan dengan keluarganya di Mokdong.” Ibu Soohyun berjalan keluar ruangan. Soohyun  mengejarnya dan terus mencoba merayu ibunya.
Flashback off

                “Bagaimana kalau besok saja, tidak hari ini.” Kakek Jaehee mengusulkan. Jaehee masih terdiam. Lidahnya kelu. Dia tak mampu berkata apa pun. Soohyun beberapa kali menarik nafasnya dalam.
                Sesekali dia melirik kea rah Jaehee yang masih menunduk.

Soohyun side
                Cchhhhh yeoja gila ini. dia berpura-pura atau apa? Kenapa dia hanya diam saja??? Kenapa dia hanya menunduk???  Tapi… ku akui dia sangat cantik memakai hanbok itu. ashhhh babo.. kenapa aku berkata begitu???
                Ntah mengapa otakku selalu memaksaku untuk menatapnya. Aku rasa ini perlu di reset ulang. Aku menggelengkan kepalaku pelan. Tak percaya dengan isi otakku.
                DEG!!!
                Dia mendongak. Kenapa jantungku jadi berdetak tak beraturan??? Kenapa aku jadi sesak begini??? Astaga…. Aku benar-benar tak mengerti. Atau aku sakit???
                GUB GUB GUB GUB
                Dia memergokiku yang tengah menatapnya. Jantungku semakin kacau saja karenanya. Ahh… mata bulatnya kenapa terus menatapku seperti itu??? hey tak taukah kau aku tak bisa nafas jika kau seperti itu.
                Aku meraba dadaku pelan sambil mengalihkan perhatian darinya.
                “Soohyun ah… bagaimana menurutmu?” Suara appa mengagetkanku.
                “Ahh nee??” aku kebingungan tak mengerti apa yang di maksud appa. Jadi… sedari tadi aku hanya terbengong menatapnya??? Chhh Soohyun ah… ada apa denganmu???
                “apa kau setuju?” kakek jaehee meminta pendapatku.
                “Ahhh ne.” jawabku pasti tanpa sadar.
                Aku menatap Jaehee yang tiba-tiba menatapku tajam.  Seolah menyiratkan ‘Matilah kau Shin Soohyun’. Aku baru tersadar.
                Babo!!! Aku tadi menyetujui apa??? Aku hanya terbelalak menutup mulutku.
                “Hyung… aishhh kau tak sabaran rupanya???” Dongho menyikut perut kiri Soohyun pelan.
                ‘Tak sabaran??? Apa maksudnya???’ batin Soohyun.
                “yaa… Soohyun menyetujuinya.”  Tawa mereka menggelegar setelah mendengar perkataan appaku. Aigoo yaa…. Aku tadi menyetujui apa??? Aku hanya tetegun dan berusaha menghindari tatapan Ganas Jaehee.
Soohyun Side off.

Jaehee Side
                ‘Yak matilah kau Soohyun!!!!’ rutukku dalam hati dan hanya mampu mentapanya tajam. Apa maksudnya??? Dia menyetujui pernikahan dilangsungkan sore ini??? tidak besok???? Aigooooo!!!! Aku bersumpahhhh kau akan mati.
                Terus saja kau mentapaku seperti itu. awas kau eoh. Hoofhhhh aku terus mengumpat dalam hatiku. Aigooo aku tak percaya ini. nanti sore aku akan menikah????
                “Chagiya… mulai sekarang panggil aku umma ne, itu appa.” Ibu Soohyun mengagetkanku.
                “Ahh… ye…” aku tersenyum garing ke arahnya.
                “Aigooo yeobo, menantu kita cantik sekali…” Ibu Soohyun terus saja menyanjungku.
                “dia juga sangat ramah.” Imbuh ayah Soohyun.
                “Aku saja Umma yang menikah dengan noona….” Dongho merengek pada ibunya.
                “Yakkk… mau umma jitak lagi?” Ibu Soohyun berpura-pura hendak menjitak Dongho.
                “Araseo…. Setidaknya noona masih menjadi noonaku.” Dongho menatap Jaehee kagum.
                Pipiku memanas entah karena apa, aku malu atau aku merasa sebal. Tapi seenggaknya, setelah ini aku akan mempunyai ayah dan ibu. sosok yang aku rindukan selama 12 tahun.
                “Aigoo kau menangis??” Suara ibu Soohyun menyadarkanku. Aku tak sadar jika aku meneteskan air mataku.
                “Uljima chagiya, waegurae?” Tanya ibu Soohyun sembari memelukku. Dan kini aku merasa semua mata tertuju padaku.
                “Aku rindu appa dan umma…” aku semakin terguguk dalam dekapan Ibu Soohyun.
                “Aigooo… ada umma dan Appa Shin sekarang. Uljima.” Appa Soohyun mendekatiku dan membelaiku yang tengah di peluk istrinya.
Jaehee side off

                Di sebuah gereja kecil di pinggir kota keluarga Soohyun tengah menanti kedatangan keluarga Park. Soohyun tengah berdiri di altar menanti sang mempelai wanita. Tak berapa lama sebuah mobil Kia biru metalik berhenti tepat di depan gereja.
                “Ayo kita turun.” Ajak kakek jaehee kepada cucunya sembari tersenyum. Jaehee yang kala itu hanya mengenakan Gaun putih tanpa lengan sederhana dan rambut hanya terikat separuh dengan untaian bunga-bunga kecil di antara anak rambutnya terlihat begitu cantik nan mempesona.
                Jaehee keluar dari mobil ragu-ragu menerima uluran tangan kakeknya.
                “Ahhh hampir lupa, ini.” Kiseop tersenyum kearah Jaehee dan memberikan untaian bunga lili di tangannya.
                “Oppaa…” Jaehee menarik lengan Kiseop. Terlihat raut khawatir di wajahnya.
                “Tenanglah… semua akan baik-baik saja.” Jawab Kiseop memegang erat tangan jaehee di lengannya yang kemudian mendapat anggukan dari kakeknya.
                Perlahan pintu terbuka. Dan semua mata menatap kearah jaehee yang berjalan menuju altar bersama kakeknya tak terkecuali Soohyun. Dia hanya mampu tertegun tak percaya menatap Jaehee.
                ‘dia cantik sekali’ Soohyun membatin. tanpa di sadarinya Jaehee telah berada di sampingnya dan menerima uluran tangannya.  Dia hanya menunduk selama ikrar pernikahan. Tetapi dia dan Soohyun mampu mengucapkan janji dengan mantap dan tanpa penolakan. Dan cincin pernikahan mereka terpasang rapi di jari kanan masing-masing.
                “sekarang ciumlah istrimu dengan cinta yang di berikan padamu.”
                DEG!!! GUB GUB GUB GUB
                Jantung Soohyun dan Jaehee berdegub lebih kencang. Jaehee tak mampu menatap Soohyun di depannya dan hanya menutup mata takut.
                ‘Ya Tuhan… seandainya bisa aku ingin engkau skip saja saat ini.’ Batin Jaehee.
                ‘Apa aku harus benar melakukannya??’ Hati Soohyun bergejolak. Dia menatap Jaehee lekat sebelum akhirnya…
                Sebuah ciuman ringan mendarat di bibir jaehee. Jaehee bagai tersengat listrik ribuan volt. Darah Soohyun seolah berhenti. Dan mereka merasa dunia benar-benar telah runtuh saat itu juga.
                “Apa dia benar-benar menciumnya?” Kiseop bertanya kearah kakeknya sedikit berbisik.
                “Tentu saja.” Kakek jaehee tersenyum bahagia. “Tuhan telah mencatat Janji mereka.” Kakeknya melanjutkan.
                “Ahhh… umma aku mau…” Dongho sedikit cemberut.
                “yaa… kau masih kecil, tunggu tujuh tahun lagi baru kau boleh.” Sahut umma Soohyun. “Aigooo… mereka serasi sekali.” Ibu Soohyun berbinar-binar.
---

                Jaehee dan Soohyun hanya terdiam di dalam mobil yang membawanya menuju apartemen baru mereka. Tidak ada suara di antara mereka. Sopir hanya menatap dengan senyum aneh melalui kaca spion.
                Mereka berjalan memasuki lift yang telah ada tiga orang di dalamnya, tanpa bergandengan tangan dan saling terdiam. Mereka saling canggung satu sama lain.
                “mereka baru menikah? Cantik sekali.” Terdengar seseorang berbisik di belakang Soohyun.
                “Iya, tapi kenapa mereka hanya terdiam? Bahkan tidak berpegangan tangan.” Jahee dan Soohyun hanya saling melirik dan sedetik kemudian Soohyun menarik tangan Jaehee untuk di genggamnya. Jaehee terkejut. Wajahnya semakin memucat.

TBC

FF Look At Me Babo! U-Kiss Chapter 2










 Look at Me Babo!!!
Author              : Yonggyu90
Genre               : (comedy, romantic, sad) terserah reader :D
Main Cast        : Shin Soohyun U-Kiss & Park Jaehee (reader/ OC)
Other Cast      : U-Kiss member and other
Length              : Long shot / chapter
Note                  : Yang gak suka gak usah ngebash ne^^
Are u ready to read?? Let’s check this out^^
 




Chapter 2

“MWORAGO???? Apa kau bercanda???” Soohyun terkejut dan mulai sedikit emosi.
                “Hyaaa nappeunom!!! Buat apa aku bercanda???”
                “Aisshhh jinja??? Kau tahu ponsel itu sangat penting.” Soohyun mulai melepas jaketnya dan melemparkan ke samping gadis itu.
                “Itu urusanmu. Aku tak peduli!” jawab gadis itu asal.
                “Demi Tuhan jangan sampai aku melakukan sesuatu padamu.” Gerutu Soohyun kesal sembari berjalan menuju sungai buatan di depan mereka.
                ‘Apa yang akan dia lakukan?’ batin yeoja itu. dia terus saja menatap Soohyun yang tengah kebingungan di pinggir sungai. Dan dia menjadi sangat terkejut ketika Soohyun masuk ke air mencoba mencari ponselnya.
                Yeoja itu langsung berjalan cepat kea rah Soohyun yang masuk ke air.
                “Ya… nappeunom. Kau gila??? Ini musim dingin. Kau bisa mati dalam sungai.” Teriak yeoja itu.
                Soohyun  awalnya tak merasakan kedinginan dan mengacuhkan Jaehee, namun akhirnya dia mulai menggigil. Sampai dia tak mampu menjawab Jaehee.
                “ponselmu masih ada padaku, naiklah.” Jaehee mencoba meyakinkan Soohyun dan mengulurkan tangan kepadanya yang di sambut dengan tatapan Soohyun ‘KAU HARUS MATI’ yang kemudian akhirnya di sambut tangan Soohyun.
                Masih terdiam tak bersuara. Bibirnya pucat sampai terlihat membiru karena kedinginan. Tubuhnya terus menggigil. Jaehee memapah Soohyun ke bangku taman yang tadi di dudukinya.
                “Asssh… jinjayo??  Kau semakin menyiksaku.” Gumam  jaehee sembari melepas baju Soohyun.
“Yaaa ap..pa yang kk..kau lakukan??” Soohyun menggigil mencoba protes namun karena kedinginan dia tak mampu menangkis tangan Jaehee. ‘Gadis mesum ini ingin mencari kesempatan dan memperkosaku? Andwae’ batin Soohyun.
Jaehee hanya diam dan meneruskan aksinya. Setelah Soohyun sudah half naked Jaehee mengambil jaket Soohyun dan memakaikannya. Soohyun tak mampu menolak. Jaehee kemudian mengalungkan syal warna kremnya ke Soohyun.
“Aku harus bagaimana??? Kalo dia mati di sini aku yang di tangkap polisi. Secara aku yang berada di TKP.” Jaehee mondar mandir di depan Soohyun sembari menggigiti kuku tangannya.
                Soohyun yang sedari tadi melirik tingkah Jaehee kemudian angkat bicara. “Ya… mmii..cyeeooseo… kau.. mau aku mati??” suaranya bergetar karena kedinginan.
                “Aisshhh… kau sudah dalam fase trans sekarat masih saja mengataiku gila eoh? Atau mau aku ceburin ke sana lagi?” Jaehee berkacak pinggang di depan Soohyun dengan mata berkilat-kilat emosi.
                “lama…lama… aku bisa.. mati beneran ini.” Gerutu Soohyun dalam getar suaranya. Semakin lama wajahnya semakn membiru, giginya bergemerutuk beradu membentuk sebuah sinkronisasi suara yang terdengar gatal di telinga.
                GREBBBB!!!
                “YY..YY…ya…!!!” Soohyun berteriak ketika Tangan Jaehee menerobos masuk dalam Jaketnya yang masih terbuka dan memeluknya. Awalnya Dia berpikir bahwa Jaehee si otak Yadong berusaha menggunakan kesempatan ini. Namun pada akhirnya dia merasa hangat sedikit demi sedikit. Dan dia pun sadar,Jaehee ingin menghangatkan tubuhnya. Dia kemudian berkutat dalam fikirannya sendiri. ‘namun aku tetap tidak terima, dan akan membalasmu nanti gadis gila!’ gerutu Soohyun dalam Hati.
                “huwaaaa….” Soohyun terkejut  karena tiba-tiba Jaehee menangis namun masih tetap memeluknya.
                “yy..yyaa… mimic..c..cyeo…seeoo. jj…Kk..e..nnaa..paa?.” suara Soohyun masih bergetar. Dia tak mengerti kenapa gadis ini tiba-tiba menangis.
                “huwaa… ummaaa… kau mengingatkanku pada umma…” cecar Jaehee dalam tangisnya. SooHyun hanya terdiam tak mengerti. Jaehee teringat kepada ibunya yang telah meninggal sejak dia masih  berusia sepuluh tahun. Setiap dia kedinginan, ibunya selalu melakukan hal yang sama seperti apa yang dia lakukan sekarang.
 Setengah jam berlalu dan tubuh Soohyun mulai menghangat. Bibirnya mulai memerah. Tangis jaehee berhenti. Namun di antara mereka tidak ada sepatah kata pun. Hening. Untung saja waktu itu taman sangat sepi. Jadi tidak ada yang memergoki mereka. Karena jika ada yang melihat mereka, pasti otak negative yang ada.
                “BABO!!!” Jaehee memukul kepalanya sendiri teringat sesuatu. Soohyun terkejut melihat ingkah Jaehee. “Aku harus segera pergi. Kakak sepupuku pasti sedang menungguku.” Ucap Jaehee seraya melepaskan pelukannya dan merapikan jaket Soohyun. “Apa aku perlu membawamu ke Rumah sakit? Baiklah akan ku bawa kau ke sana.” Jaehee bertanya pada dirinya sendiri dan kemudian menjawabnya sendiri. Dan menarik tangan Soohyun untuk di papahnya.
                ‘Gadis ini apa benar-benar gila?’ pikir Soohyun. “Shireoooo!” ucap Soohyun kemudian.
                “Uhmm… setelah ku pikir-pikir. Memang  Aku tak harus membawamu ke rumah sakit. Karena nanti kalau sampai di sana dan kau mati. Aku bisa jadi tersangka utama.” Jaehee terus saja berceloteh yang aneh-aneh sembari berjalan memapah Soohyun.
                PLETAK!!!
                “Jangan berkata yang aneh-aneh.” Soohyun angkat bicara setelah mendaratkan Sebuah jitakan di kepala Jaehee yang membuatnya terkejut dan menoleh kea rah Soohyun geram. Suara Soohyun jauh lebih baik dari sebelumnya.
                “YAAA NAPPEUNEOM!!! APPO!!” jaehee memegang kepalanya. “Dalam keadaan seperti ini kau masih mampu menjitakku???” Jaehee menatap Soohyun tajam. “pulanglah sendiri aku sibuk. Ini ponselmu.” Jaehee melepaskan tangan Soohyun kasar memberikan ponselnya kemudian merogoh saku Jaket Soohyun mengambil ponselnya sendiri paksa dan berjalan meninggalkan pria itu.
                Sepuluh langkah… dua puluh langkah… Jaehee berhenti berjalan. Hati dan otaknya tak sinkron, otaknya berpikir dia ingin pergi dan tak peduli dengan Soohyun. Namun hatinya terus saja memaksanya untuk kembali menoleh.
                “Assss Araseo.” Ucapnya pada dirinya sendiri. Kemudian dia berbalik arah. Terlihat Soohyun mendekap kedua tangannya berjalan terseok di belakang.
                “HHH…” Jaehee mendengus dan mendatangi Soohyun kembali. “Setidaknya aku harus tanggung jawab padamu.” Ucap Jaehee yang kemudian menarik tangan Soohyun. “Wae???” Soohyun terkejut.namun Jaehee tetap memaksa memapahnya.
“Apa itu mobilmu?” Tanya Jaehee ketika melihat satu-satunya mobil yang ada di sana. Soohyun hanya mengangguk pelan. Sepertinya dia sudah tak mampu berdebat dengan Jaehee. Karena Salju mulai turun tipis dan membuat tubuhya menggigil kembali. Jaehee kemudian membukakan pintu dan mendudukkan Soohyun di sana.
“Aku antar kau pulang.” Jaehee manyun. “merepotkan saja,” dia menggerutu.
“Yaaa ini juga salahmu. Kalau kau tidak membohongiku, tak mungkin aku jadi seperti ini.” Soohyun membuka suara lemah.
“Sudah jangan cerewet. Sebaiknya kau tidur eo,” Jaehee membenarkan syalnya yang tadi dia pasangkan pada Soohyun dan kini dia melepas kupluknya dan di pakaikan juga.
“Shireooo!!” elak Soohyun ketika Jaehee memakaikan kupluknya.
“kau mau menggigil terus seperti itu eoh?” Jaehee memberikan death Glare kepada Soohyun. Dan tak berapa lama mobil itu kini telah melaju meninggalkan taman kota.
---

Keesokan harinya, seorang yeoja terlihat mengenakan Hanbok berwarna Hijau muda dengan aksen kuning cerah yang senada. Kulit putih kekuningannya terlihat begitu serasi mengenakan Hanbok itu.
“wuahhhh cucuku cantik sekali….” Seorang pria paruh baya memeluk gadis itu sembari sesekali mengecup keningnya.
“kakek… apa aku harus memakai baju ini?? Apa aku harus benar-benar pergi dengan kakek ke acara itu?” Jaehee mulai menampakkan kesedihan. “kenapa aku harus melakukan itu?”
“Hey… percayalah… ini untuk kebaikanmu.” Kakek itu mengusap kepala Jaehee sayang.
“Aigooo… lama sekali gadisku ini eoh??? Aku sudah lama menunggu di mobil sampai aku karatan.” Suara Kiseop memasuki ruangan di mana Jaehee dan kakeknya berada. “Yaaaa…. Kau cantik sekali….” Kiseop terbelalak menatap Jaehee.
“Karena aku mirip ibu makanya aku cantik.” Jaehee mencibir ke arah Kiseop.
“Sudah jelas kau mirip dengannya.” Kiseop mencubit kedua pipi Jaehee gemas. “Cha.. kita berangkat, gak enak kalau terlambat.” Ajakan Kiseop di sambut anggukan setuju kakek Jaehee.
---

TBC