FF Four Foolish Singles 5
Author : Yonggyu90
Main Cast : B.A.P
Park Minri
Park Jaehee
Choi Jihye
Park Yura
Length : Continuous
Genre : Friendship and etc.
Rate : 13+
notes : FF gaje yang yang over aneh... asli buatan saya.... yang njiplak saya sumpahin bintitan. yang mau share boleh tapi jangan lupa cr nya B.A.P Indonesia atau ~ Yonggyu90 ok^^
Author : Yonggyu90
Main Cast : B.A.P
Park Minri
Park Jaehee
Choi Jihye
Park Yura
Length : Continuous
Genre : Friendship and etc.
Rate : 13+
notes : FF gaje yang yang over aneh... asli buatan saya.... yang njiplak saya sumpahin bintitan. yang mau share boleh tapi jangan lupa cr nya B.A.P Indonesia atau ~ Yonggyu90 ok^^
Chapter 5
Minri dan Yongguk berpapasan di
koridor seusai waktu sekolah. Mereka saling terdiam namun kemudian mata mereka
saling beradu. Sengatan listrik mulai memancar dari tatapan keduanya. Dan
sepertinya pertempuran antara iron man dan Patrick star pun segera di mulai.
“Apa? Apa kau melihatku seperti
itu?” Minri memasang tampang bengis bak kapten Hook yang hendak menculik
miyabi.
“Yakkk kau…” Yongguk geregetan
ingin memelintir-mlintir minri menjadi ramen dan di makannya.
“Mwol??? Mwol?? Mwol????” Minri
berkacak pinggang dan semakin mendekati wajah Yongguk. Yongguk sang jago
taekwondo itu menjauhi wajah minri takut-takut. Mata mereka saling beradu.
Gempa local ribuan skala reichter
terjadi di areal terlarang.
DAG DIG DUG DAG DIG DUG
Suara itu semakin lama semakin
keras. Bahkan membuat makhluk-makhluk di sekitar lari tunggang langgang karena
ketakutan mendengar suara itu. terlihat keduanya kini hanya saling bertatap dan
mengatur nafas masing-masing karena merasa seolah terhimpit ribuan gunung.
Zlapppp
Seolah kilat yang datang secepat
kedipan mata minri teringat sesuatu dan menggumam di depan Yongguk.
“Love???” minri bertanya pada
Yongguk tak percaya.
“YAKKK K..KK..KAU!!!” Yongguk
merasa wajahnya memanas dan dengan sigap membungkam mulut minri. Sesekali dia
melihat ke kanan kiri memastikan tak ada orang yang mendengar berita buruk yang
mampu membuat dirinya terkenal secepat desisan angin di gurun sahara itu.
untung saja waktu kejadian hanya ada Park bersaudara di TKP, jadinya dia merasa
sedikit tenang. Tapi meskipun begitu, rasa trauma dan shock terus menghantui
anunya. Otak maksud author -_-
“Ffufifupupushiuwu.” minri mencoba
berbicara akan tetapi Yongguk membekap mulutnya dengan erat.
“Kau berjanji tak akan mengatakan
Love itu?” bisik Yongguk di telinga minri sembari membekapnya. Seolah dia
tengah berada di sebuah adegan drama musical yang mengharuskannya menjadi
tukang jagal sapi. Ehhh emang minri mirip sapi? O.o *mikir*
“Fffufipuipishhhufueu.” Minri tetap
saja memakai bahasa alien.
“Yakk kau bicara apa???” Yongguk
sebal. Dia tak ingat jika dia kini tengah melakukan tindak criminal. Yang
mengakibatkan Park Minri mengalami gangguan pencernaan dan lambung.
“Ffupipibisnufuuiuewu.” Kata minri
lagi sambil merem melek seolah menikmati bubur ayam depan sekolah.
“Ohh iya lupa.” Seolah tersadar.
Yongguk langsung melepas bekapan tangannya dari mulut minri.
“HOfh… hofh…. Hofh…” deru nafas
minri seolah dia tengah balapan berlari dengan roller coaster di Lotte world.
Kemudian mata minri melirik Yongguk tajam.
Srettt!!!
Tanpa sengaja mata minri
menatap kea rah bawah.
“Yakkkk!!!!” Yongguk berbalik dan
menutupi sesuatu nya dengan ke dua tangannya. “Jangan menatap seperti itu.”
pipi Yongguk memerah bak Grandong kejepit pintu.
“Ahhhh ani… ani…” Minri menggeleng
gelengkan kepalanya seolah dia tengah menolak makhluk astral memasuki tubuhnya.
Minri kemudian berbalik meninggalkan Yongguk dan terus menggeleng-gelengkan
kepalanya terus mencoba menolak apa yang sedang bernaung di otaknya.
“Yak.. kau mau ke mana???” Tiba-tiba
Yongguk merasa ada yang aneh dengan minri. Minri tak menjawab Yongguk dan tetap
menggeleng-gelengkan kepalanya. Kali ini lebih terlihat seperti burung beo
tengah kebelet pipis.
‘Kenapa dia meninggalkanku??
Bukannya dia menyukaiku?’ dan ternyata Yongguk mulai berharap minri terus
mengejarnya. “ahhh ani….” Yongguk menempeleng kepalanya sendiri histeris tak
percaya dengan kontraksi otaknya. *emang orang melahirkan thor?* -_-
---
“Chagiyaa……. Kita pulang bareng
yak??? Please……” mata jongup berkedip-kedip bak lampu mercuri yang akan
mendekati masa tuanya ketika mengetahui Jihye tengah berjalan sendirian di
koridor sambil berkomat-kamit mengucapkan mantra anti bisul.
“Aa…._”
“Chagiya…. Bukankah kau mau belajar
denganku?” Youngjae memenggal kalimat Jihye seolah ia telah berhasil memenggal
kepala Tyrex yang begitu mengerikan. Senang.
“Mm..mwo?” mata jihye hampir meloncat dari kediamannya.
“Sej.._”
“Ya… hyung… dia mau pulang
denganku.” Lagi-lagi kalimat itu di putus. Tapi kali ini oleh Jongup.
“Animnida……!!!!” Youngjae Histeris.
“YAAA AAAkk…_” Jihye ingin berusaha menjelaskan
namun dua namja ajaib itu tidak memperhatikan dan memutus kalimatnya lagi.
“Dia denganku.” Jongup menarik
tangan kanan Jihye. Sehingga membuat
tubuh Jihye oleng dan tidak seimbang bagaikan layang-layang hendak terbang
berkelak-kelok.
“Ani… dia denganku!” Youngjae
menarik tangan kiri Jihye. Jihye kembali oleng. Kali ini tidak seperti
laying-layang tapi lebih tepatnya seperti Jerapah di gigit nyamuk.
“Denganku!”
“Denganku!”
“Dia denganku!”
“tidak! Dia Denganku!”
Terus saja hal itu terjadi dan
Jihye seolah dia adalah tali yang di jadikan tarik tambang. Jihye kini
rambutnya terlihat acak-acakan seperti kucing kesetrum listrik. Dia terus saja
di tarik ke sana ke mari sehingga membuatnya terombang ambing bak kotoran di
bengawan solo. Wajahnya mulai
menyiratkan ‘Aku Ingin Mati Saja’.
---
Dari kejauhan Nampak Jaehee
berjalan kea rah Jihye memperhatikan Jihye yang terlihat seolah dia tengah
bermain opera sabun.
“Yakkkk….. dasar biadab! Apa yang
kalian lakukan pada adikku?” Jaehee berteriak. Suaranya menggelegar.
Menciptakan gempa yang begitu hebat. Dan membuat telinga para siswa yang masih
berada di sekolah mengeluarkan darah gegar otak. Beberapa dari mereka harus
cepat di bawa ke rumah sakit jiwa karena Depresi. Lebih hebat tekanan suara itu
melebihi Gloomy Sunday yang penuh misteri.
Namun dua alien itu tetap saja
menarik tangan Jihye ke sana ke mari.
“HENTIKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAANNNNNNNNNN!!!!!”
kali ini Jaehee berlari ke masjid seberang dan meminjam Toa. Dan syukur
Alhamdulillah yahh mereka berhenti dan bengong melihat Jaehee.
“Yakkk dasar manusia-manusia biadab!”
Jaehee menoyor Youngjae dan Jongup bergantian. “mana bisa kalian seperti itu?????
itu tidak berperikemanusiaan dan peri keadilan!” Jaehee berceramah, Youngjae
dan Jongup bengong, ngeces menatap Jaehee yang berubah jadi orator. Jihye
merasa hidupnya yang berada di ujung tanduk, mulai menemukan secercah harapan.
“Yakkk mana bisa sebuah perlombaan tidak ada wasit? Sini aku wasitnya.”
GUBRAKZZZZ
DOENKKKKZZZ *bayangin pelem kartun*
Youngjae dan Jongup nyusruk ke
lantai. Jihye cengo.
“Jiah elah noona… kirain mau apa.”
Jongup bangkit berdiri.
“Emangnya kamu kira aku mau apa?”
Jaehee polos tersipu-sipu seolah Jongup memujinya mirip mpok Nori.
“Truz…?” Youngjae bertanya penuh
kesungguhan dan keteguhan
“Mau kagak aku wasitnya, gimana?”
Jaehee memberi ide.
“Yakkk eonnie….” Jihye yang
sekarang terlihat seperti singa karena rambutnya yang berantakan semakin
terlihat menakutkan. Dia terlihat seperti seekor tikus kelaparan. Matanya
berklat-kilat.
“Chankaman….” Jaehee mundur
perlahan-lahan, tangannya memberi isyarat pada Jihye agar tidak mendekat, merasa
kini dirinya dalam ancaman bahaya besar. Jihye semakin terlihat bengis. Taring-taringnya
mulai keluar, satu tanduk mulai keluar dari jidatnya. ingusnya mulai meleleh…
kondisi ini terlihat begitu mengerikan.
“Wae??? Mau ke mana kau?????” Jihye
berteriak dan berjalan mendekati Jaehee yang semakin mundur, Jongup dan
Youngjae memasang wajah oon, melihat adegan
aneh di depannya. Dan tanpa sadar mereka saling berpegangan tangan dan tetap
menatap dua aktris gagal casting di depannya.
Namun sesaat kemudian mereka
tersdar dan bergidik ngeri menatap satu sama lain.
“Kyaaaaaa….. kenapa kau begitu
mengerikan kalo begini???????” Jaehee ngibrit kea rah toilet. Dan masuk ke
sana. Jihye yang mengejar jaehee mencoba mengerem mendadak. Dia shock melihat
Jaehee. ‘TOILET NAMJA’ tulisan sebuah papan yang menempel di dinding dekat
pintu.
“KYAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!” Suara
teriakan menggema ke seantero sekolah. Jihye yang berdiri tak jauh dari Toilet
mencoba menetralisir suara teriakan ganda dari arah Toilet. Kemudian dia
berbalik arah dan ngibrit sekencang suster ngesot kelaparan.
“kyaaaaaaa pakai celanamu!!!!!”
Jaehee berbalik dan menutup wajahnya dengan tas slempangnya. Takut. Namun dia
juga tidak menyangkal ingin berbalik dan melihat lagi. *apa ini???*
“Aishhhhhhhh jinja???????? Kau ini
mesum atau apa??????” seorang namja dengan buru-buru memakai celana
almamaternya.
Jaehee menyadari, rupanya dia kini
tengah tersesat di daerah terlarang yang baunya bisa membuat orang di dalamnya
mati dalam hitungan detik saja. Ini lebih horror dari pelem-pelem horror.
Jaehee tak menyangka jika dia harus tersesat dalam keadaan mematikan ini. dan
dalam hati dia mengumpat. ‘Matilah Kau Choi Jihye.’
“sudah apa belon??????? Kenapa
pipis aja harus lepas celana sih? Dasar aneh!!” Jaehee ragu-ragu dan menggerutu
layaknya tante-tante menunggu arisan di kocok.
“belon.” Jawab namja itu santai.
“haisssshhhhh lama sekali.” Jaehee
geregetan dan menurunkan tasnya hendak berbalik namun kemudian.
CTAKKKKKKK!!!
“Auchhhhhh!” Jaehee terkejut dan
meringis kesakitan mendapatkan sureprize berupa takbam dari namja di depannya.
Dan yang lebih membuat dia shock adalah… dia adalah sang presiden sekolah KIM
HIMCHAN! Ya Himchan yang tadi berada di belakangnya kini tengah berada di
depannya memasang wajah angker layaknya kapten Hook kehilangan kumisnya.
“Ini…. otak mesum.” Namja itu
menoyor jaehee penuh nafsu.
“Haishhhh sunbae…. Mian!” Jaehee
mengerucutkan bibirnya sambil mengusap bekas takbam dari namja itu.
“bilang saja kau mau
mengintipku???? Tertangkap basah kau ya????” Himchan mengangkat alisnya dan
menggerak-gerakkan bibirnya aneh seperti dukun.
“MM…MM…MWOOO???? Haishhhhh…. Dengan
Sunbae saja aku tak bernafsu, kenapa aku harus mengintip???” Jaehee meniup
ponnitailnya sebal.
“Yakin kau tak bernafsu padaku???” tiba-tiba himchan memberikan tatapan yang tak
jaehee mengerti namun dia tiba-tiba merasa merinding di sekujur tubuhnya.
Seolah ada makhluk asing tengah mencoba mendekatinya.
“Yakkk… apa yang akan kau
lakukan???” Jaehee mundur perlahan, Himchan hanya terdiam dan berjalan maju
sehingga membuat Jaehee terpojok ke dinding. Kedua tangan himchan mengunci
Jaehee dengan dinding. Sehingga dia dengan leluasa menatap Jaehee.
Jaehee semakin shock.
“Andwaeeeeee!!!” jaehee
menggeleng-geleng histeris. Reflex tangannya menyilang ke dada takut-takut.
Himchan terus saja menatap Jaehee
dengan tatapan aneh. Yang bahkan Setan yang ada di situ pun tak mengerti maksud
tatapan Himchan ke pada jaehee.
“Ayolah…. Teruskan…..” suara
setan*bayangin suara Jarjit* menggema di telinga kiri Himchan. Kemudian himchan
menoleh kea rah setan dan menjewer kuping setan itu sehingga dia ngibrit pergi
tunggang langgang.
“Jangan sunbae… jangan…” Jaehee
dramatis layaknya di pelem-pelem Komedi. Di mana dia akan di bunuh dan di
mutilasi.
“Ada belek di matamu.” Dengan
tatapan tanpa dosa Himchan mengungkapkan kata-kata yang sedari tadi di
pendamnya.
“Mwo?” Jaehee cengo, buru-buru dia
mengusap matanya mencari belek yang di maksud himchan, namun tidak ada juga.
Melihat adegan itu Himchan tertawa
tanpa empati.
“GYAHAHAHAHAHAHAGAGAHAGAHAGAJKJAGJGHAFHG.”
Merasa dirinya di perbodoh Himchan, dengan
sigap dia menginjak kaki Himchan. “Uhhh rasakan!!!”
“Akkkkk!!!!” Himchan terlonjak dan
melompat-lompat seolah dia tengah bermain gundu. “Yaaaaa…. Kau ini namja atau
yeoja????” Himchan berteriak kea rah Jaehee yang tersenyum senang bak Suzana
tengah jadi kuntilanak.
“ini sudah keterlaluan Park Jaehee!
Kau harus segera di hukum. Ikut aku ke ruang penertiban sekolah!” Himchan
menaraik tangan Jaehee paksa.
“Yakkk sunbae!!! Andwaeyo!!!!”
Jaehee berusaha melepaskan tangannya yang di cengkeram Himchan kuat yang kini
tengah menyeretnya menyusuri koridor sekolah. Sungguh horror pemandangan saat
itu.
“Diam dan ikuti aku!” Himchan
semakin bengis.
“Hey Hyung!” Youngjae menyapa
ketika mereka berpapasan. Namun Himchan tidak mengindahkan sapaan Youngjae dan
terus menyeret Jaehee yang kini terlihat bagai tahanan Nazi.
Youngjae yang melihat Himchan
menggandeng tangan Jaehee penuh nafsu merasa heran dan penasaran. Namun
kemudian dia menggaruk kepalanya dan berlalu pergi. “sejak kapan mereka jadi
mesra begitu?” gumam Youngjae.
Melihat Youngjae yang baru saja
berpapasan dengannya dan Himchan, Jaehee mempunyai sebuah ide. Dan sepertinya
karena berpapasan tadi, otak Youngjae mengalami pertukaran dengan otaknya yang
kemudian menjadi jenius karena timbul puluhan ide untuk membebaskan diri dari
Himchan yang tengah membawa paksa dirinya ke ruang penertiban.
Jaehee melepas sebelah sepatunya dengan
terhuyung karena Himchan terus menariknya.
“Yak…. Sunbae…. Tunggu dulu,
sepatuku terlepas. Aku harus mengambilnya.” Jaehee sedikit menarik tangan
Himchan. Daebakk!! Himchan langsung berhenti dan menoleh kea rah jaehee yang
mengangkat satu kakinya. Dengan memasang senyum termanis yang Jaehee punya dia
berharap Himchan akan melepaskan tangannya dan membiarkan Jaehee mengambil
sepatunya. Dan saat itulah dia akan kabur.
Namun bagi Himchan, senyum itu
terlihat seolah Jaehee sedang ingin pup.
“kau ingin pup atau mengambil
sepatu itu? kenapa senummu aneh sekali? Seperti orang mengejan.”
“Aishhh…. Pura-pura saja kau
menyukainya, jangan jujur begitu.” Jaehee cemberut. “Yakkk sunbae…Biarkan aku
mengambilnya, sebentaaaaar saja…. Ne….” Jaehee mengedip-edipkan matanya kea rah
Himchan tanpa jeda. Sehingga membuat matanya mengalami keseleo akut.
“Kau kenapa? Kelilipan?” Himchan
dengan santainya menarik Jaehee kembali kea rah sepatu Jaehee yang lepas.
Kemudian Himchan memungutnya dan membawanya di tangan sebelahnya.
“Aishhhhh….” Jaehee kesal karena
usahanya gagal.
Himchan terus saja membawa paksa
Jaehee dengan sebelah sepatunya.
“Sunbae… aku harus memakai sepatu
itu. liahat! Apa kau tega membiarkanku tanpa sepatu?” Jaehee menarik-narik
tangan Himchan.
“Bukankah kemarin kau juga hanya
memakai sebelah sepatu? Dan satu hal yang harus kau ingat! Gara-gara kau, kadar
ketampananku jadi berkurang. Kau tau sepatu laknat itu telah memberikan bekas
di sini!” dengan raut wajah penuh kesungguhan Himcahan menunjuk kepalanya yang
benjol kemarin dengan sebelah tangan yang memegang sepatu jaehee.
“mana? Sudah tak ada?” jaehee
meraba kening Himchan tanpa dia sadari. Himchan hanya bengong menatap Jaehee di
depannya yang tak sadar jarak mereka hanya beberapa inci saja.
GUB GUB GUB GUB GUB
Dan lagi suara aneh itu muncul di
antara mereka. Semaikn lama semakin keras. Bagaikan suara perkusi dari
gallon-galon bekas yang di lantunkan sekumpulan orang di pinggir jalan. Kacau.
Bagai angin topan yang bertabrakan dengan tornado.
TBC