Blogger Widgets

Entri Populer

Kamis, 20 Juni 2013

FF B.A.P FOUR FOOLISH SINGLES comedy & friendship chapt 5

FF Four Foolish Singles 5

Author : Yonggyu90
Main Cast : B.A.P
Park Minri
Park Jaehee
Choi Jihye
Park Yura
Length : Continuous
Genre : Friendship and etc.
Rate : 13+
notes : FF gaje yang yang over aneh... asli buatan saya.... yang njiplak saya sumpahin bintitan. yang mau share boleh tapi jangan lupa cr nya B.A.P Indonesia atau ~ Yonggyu90 ok^^




Chapter 5

Minri dan Yongguk berpapasan di koridor seusai waktu sekolah. Mereka saling terdiam namun kemudian mata mereka saling beradu. Sengatan listrik mulai memancar dari tatapan keduanya. Dan sepertinya pertempuran antara iron man dan Patrick star pun segera di mulai.
“Apa? Apa kau melihatku seperti itu?” Minri memasang tampang bengis bak kapten Hook yang hendak menculik miyabi.
“Yakkk kau…” Yongguk geregetan ingin memelintir-mlintir minri menjadi ramen dan di makannya.

“Mwol??? Mwol?? Mwol????” Minri berkacak pinggang dan semakin mendekati wajah Yongguk. Yongguk sang jago taekwondo itu menjauhi wajah minri takut-takut. Mata mereka saling beradu.
Gempa local ribuan skala reichter terjadi di areal terlarang. 

DAG DIG DUG DAG DIG DUG

Suara itu semakin lama semakin keras. Bahkan membuat makhluk-makhluk di sekitar lari tunggang langgang karena ketakutan mendengar suara itu. terlihat keduanya kini hanya saling bertatap dan mengatur nafas masing-masing karena merasa seolah terhimpit ribuan gunung.

Zlapppp

Seolah kilat yang datang secepat kedipan mata minri teringat sesuatu dan menggumam di depan Yongguk.
“Love???” minri bertanya pada Yongguk tak percaya.
“YAKKK K..KK..KAU!!!” Yongguk merasa wajahnya memanas dan dengan sigap membungkam mulut minri. Sesekali dia melihat ke kanan kiri memastikan tak ada orang yang mendengar berita buruk yang mampu membuat dirinya terkenal secepat desisan angin di gurun sahara itu. untung saja waktu kejadian hanya ada Park bersaudara di TKP, jadinya dia merasa sedikit tenang. Tapi meskipun begitu, rasa trauma dan shock terus menghantui anunya. Otak maksud author -_-
“Ffufifupupushiuwu.” minri mencoba berbicara akan tetapi Yongguk membekap mulutnya dengan erat.
“Kau berjanji tak akan mengatakan Love itu?” bisik Yongguk di telinga minri sembari membekapnya. Seolah dia tengah berada di sebuah adegan drama musical yang mengharuskannya menjadi tukang jagal sapi. Ehhh emang minri mirip sapi? O.o *mikir*

“Fffufipuipishhhufueu.” Minri tetap saja memakai bahasa alien.
“Yakk kau bicara apa???” Yongguk sebal. Dia tak ingat jika dia kini tengah melakukan tindak criminal. Yang mengakibatkan Park Minri mengalami gangguan pencernaan dan lambung.
“Ffupipibisnufuuiuewu.” Kata minri lagi sambil merem melek seolah menikmati bubur ayam depan sekolah.
“Ohh iya lupa.” Seolah tersadar. Yongguk langsung melepas bekapan tangannya dari mulut minri.
“HOfh… hofh…. Hofh…” deru nafas minri seolah dia tengah balapan berlari dengan roller coaster di Lotte world. Kemudian mata minri melirik Yongguk tajam.

Srettt!!! 

Tanpa sengaja mata minri menatap kea rah bawah.
“Yakkkk!!!!” Yongguk berbalik dan menutupi sesuatu nya dengan ke dua tangannya. “Jangan menatap seperti itu.” pipi Yongguk memerah bak Grandong kejepit pintu.
“Ahhhh ani… ani…” Minri menggeleng gelengkan kepalanya seolah dia tengah menolak makhluk astral memasuki tubuhnya. Minri kemudian berbalik meninggalkan Yongguk dan terus menggeleng-gelengkan kepalanya terus mencoba menolak apa yang sedang bernaung di otaknya.
“Yak.. kau mau ke mana???” Tiba-tiba Yongguk merasa ada yang aneh dengan minri. Minri tak menjawab Yongguk dan tetap menggeleng-gelengkan kepalanya. Kali ini lebih terlihat seperti burung beo tengah kebelet pipis.
‘Kenapa dia meninggalkanku?? Bukannya dia menyukaiku?’ dan ternyata Yongguk mulai berharap minri terus mengejarnya. “ahhh ani….” Yongguk menempeleng kepalanya sendiri histeris tak percaya dengan kontraksi otaknya. *emang orang melahirkan thor?* -_-
---

“Chagiyaa……. Kita pulang bareng yak??? Please……” mata jongup berkedip-kedip bak lampu mercuri yang akan mendekati masa tuanya ketika mengetahui Jihye tengah berjalan sendirian di koridor sambil berkomat-kamit mengucapkan mantra anti bisul.
“Aa…._”
“Chagiya…. Bukankah kau mau belajar denganku?” Youngjae memenggal kalimat Jihye seolah ia telah berhasil memenggal kepala Tyrex yang begitu mengerikan. Senang.
“Mm..mwo?”  mata jihye hampir meloncat dari kediamannya. “Sej.._”
“Ya… hyung… dia mau pulang denganku.” Lagi-lagi kalimat itu di putus. Tapi kali ini oleh Jongup.
“Animnida……!!!!” Youngjae Histeris.
“YAAA   AAAkk…_” Jihye ingin berusaha menjelaskan namun dua namja ajaib itu tidak memperhatikan dan memutus kalimatnya lagi.
“Dia denganku.” Jongup menarik tangan kanan Jihye.  Sehingga membuat tubuh Jihye oleng dan tidak seimbang bagaikan layang-layang hendak terbang berkelak-kelok.
“Ani… dia denganku!” Youngjae menarik tangan kiri Jihye. Jihye kembali oleng. Kali ini tidak seperti laying-layang tapi lebih tepatnya seperti Jerapah di gigit nyamuk.
“Denganku!”
“Denganku!”
“Dia denganku!”
“tidak! Dia Denganku!”

Terus saja hal itu terjadi dan Jihye seolah dia adalah tali yang di jadikan tarik tambang. Jihye kini rambutnya terlihat acak-acakan seperti kucing kesetrum listrik. Dia terus saja di tarik ke sana ke mari sehingga membuatnya terombang ambing bak kotoran di bengawan solo.  Wajahnya mulai menyiratkan ‘Aku Ingin Mati Saja’.
---

Dari kejauhan Nampak Jaehee berjalan kea rah Jihye memperhatikan Jihye yang terlihat seolah dia tengah bermain opera sabun.
“Yakkkk….. dasar biadab! Apa yang kalian lakukan pada adikku?” Jaehee berteriak. Suaranya menggelegar. Menciptakan gempa yang begitu hebat. Dan membuat telinga para siswa yang masih berada di sekolah mengeluarkan darah gegar otak. Beberapa dari mereka harus cepat di bawa ke rumah sakit jiwa karena Depresi. Lebih hebat tekanan suara itu melebihi Gloomy Sunday yang penuh misteri.
Namun dua alien itu tetap saja menarik tangan Jihye ke sana ke mari.

“HENTIKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAANNNNNNNNNN!!!!!” kali ini Jaehee berlari ke masjid seberang dan meminjam Toa. Dan syukur Alhamdulillah yahh mereka berhenti dan bengong melihat Jaehee.
“Yakkk dasar manusia-manusia biadab!” Jaehee menoyor Youngjae dan Jongup bergantian. “mana bisa kalian seperti itu????? itu tidak berperikemanusiaan dan peri keadilan!” Jaehee berceramah, Youngjae dan Jongup bengong, ngeces menatap Jaehee yang berubah jadi orator. Jihye merasa hidupnya yang berada di ujung tanduk, mulai menemukan secercah harapan. “Yakkk mana bisa sebuah perlombaan tidak ada wasit? Sini aku wasitnya.”

GUBRAKZZZZ

DOENKKKKZZZ *bayangin pelem kartun*

Youngjae dan Jongup nyusruk ke lantai. Jihye cengo.
“Jiah elah noona… kirain mau apa.” Jongup bangkit berdiri.
“Emangnya kamu kira aku mau apa?” Jaehee polos tersipu-sipu seolah Jongup memujinya mirip mpok Nori.
“Truz…?” Youngjae bertanya penuh kesungguhan dan keteguhan
“Mau kagak aku wasitnya, gimana?” Jaehee memberi ide.
“Yakkk eonnie….” Jihye yang sekarang terlihat seperti singa karena rambutnya yang berantakan semakin terlihat menakutkan. Dia terlihat seperti seekor tikus kelaparan. Matanya berklat-kilat.

“Chankaman….” Jaehee mundur perlahan-lahan, tangannya memberi isyarat pada Jihye agar tidak mendekat, merasa kini dirinya dalam ancaman bahaya besar. Jihye semakin terlihat bengis. Taring-taringnya mulai keluar, satu tanduk mulai keluar dari jidatnya. ingusnya mulai meleleh… kondisi ini terlihat begitu mengerikan.
“Wae??? Mau ke mana kau?????” Jihye berteriak dan berjalan mendekati Jaehee yang semakin mundur, Jongup dan Youngjae memasang wajah oon, melihat  adegan aneh di depannya. Dan tanpa sadar mereka saling berpegangan tangan dan tetap menatap dua aktris gagal casting di depannya.

Namun sesaat kemudian mereka tersdar dan bergidik ngeri menatap satu sama lain.
“Kyaaaaaa….. kenapa kau begitu mengerikan kalo begini???????” Jaehee ngibrit kea rah toilet. Dan masuk ke sana. Jihye yang mengejar jaehee mencoba mengerem mendadak. Dia shock melihat Jaehee. ‘TOILET NAMJA’ tulisan sebuah papan yang menempel di dinding dekat pintu.

“KYAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!” Suara teriakan menggema ke seantero sekolah. Jihye yang berdiri tak jauh dari Toilet mencoba menetralisir suara teriakan ganda dari arah Toilet. Kemudian dia berbalik arah dan ngibrit sekencang suster ngesot kelaparan.
“kyaaaaaaa pakai celanamu!!!!!” Jaehee berbalik dan menutup wajahnya dengan tas slempangnya. Takut. Namun dia juga tidak menyangkal ingin berbalik dan melihat lagi. *apa ini???*
“Aishhhhhhhh jinja???????? Kau ini mesum atau apa??????” seorang namja dengan buru-buru memakai celana almamaternya.

Jaehee menyadari, rupanya dia kini tengah tersesat di daerah terlarang yang baunya bisa membuat orang di dalamnya mati dalam hitungan detik saja. Ini lebih horror dari pelem-pelem horror. Jaehee tak menyangka jika dia harus tersesat dalam keadaan mematikan ini. dan dalam hati dia mengumpat. ‘Matilah Kau Choi Jihye.’
“sudah apa belon??????? Kenapa pipis aja harus lepas celana sih? Dasar aneh!!” Jaehee ragu-ragu dan menggerutu layaknya tante-tante menunggu arisan di kocok.
“belon.” Jawab namja itu santai.
“haisssshhhhh lama sekali.” Jaehee geregetan dan menurunkan tasnya hendak berbalik namun kemudian.

CTAKKKKKKK!!!

“Auchhhhhh!” Jaehee terkejut dan meringis kesakitan mendapatkan sureprize berupa takbam dari namja di depannya. Dan yang lebih membuat dia shock adalah… dia adalah sang presiden sekolah KIM HIMCHAN! Ya Himchan yang tadi berada di belakangnya kini tengah berada di depannya memasang wajah angker layaknya kapten Hook kehilangan kumisnya.
“Ini…. otak mesum.” Namja itu menoyor jaehee penuh nafsu.
“Haishhhh sunbae…. Mian!” Jaehee mengerucutkan bibirnya sambil mengusap bekas takbam dari namja itu.
“bilang saja kau mau mengintipku???? Tertangkap basah kau ya????” Himchan mengangkat alisnya dan menggerak-gerakkan bibirnya aneh seperti dukun.
“MM…MM…MWOOO???? Haishhhhh…. Dengan Sunbae saja aku tak bernafsu, kenapa aku harus mengintip???” Jaehee meniup ponnitailnya sebal.
“Yakin kau tak bernafsu padaku???”  tiba-tiba himchan memberikan tatapan yang tak jaehee mengerti namun dia tiba-tiba merasa merinding di sekujur tubuhnya. Seolah ada makhluk asing tengah mencoba mendekatinya.
“Yakkk… apa yang akan kau lakukan???” Jaehee mundur perlahan, Himchan hanya terdiam dan berjalan maju sehingga membuat Jaehee terpojok ke dinding. Kedua tangan himchan mengunci Jaehee dengan dinding. Sehingga dia dengan leluasa menatap Jaehee.

Jaehee semakin shock.

“Andwaeeeeee!!!” jaehee menggeleng-geleng histeris. Reflex tangannya menyilang ke dada takut-takut.
Himchan terus saja menatap Jaehee dengan tatapan aneh. Yang bahkan Setan yang ada di situ pun tak mengerti maksud tatapan Himchan ke pada jaehee.
“Ayolah…. Teruskan…..” suara setan*bayangin suara Jarjit* menggema di telinga kiri Himchan. Kemudian himchan menoleh kea rah setan dan menjewer kuping setan itu sehingga dia ngibrit pergi tunggang langgang.
“Jangan sunbae… jangan…” Jaehee dramatis layaknya di pelem-pelem Komedi. Di mana dia akan di bunuh dan di mutilasi.
“Ada belek di matamu.” Dengan tatapan tanpa dosa Himchan mengungkapkan kata-kata yang sedari tadi di pendamnya.
“Mwo?” Jaehee cengo, buru-buru dia mengusap matanya mencari belek yang di maksud himchan, namun tidak ada juga.

Melihat adegan itu Himchan tertawa tanpa empati.

“GYAHAHAHAHAHAHAGAGAHAGAHAGAJKJAGJGHAFHG.”

 Merasa dirinya di perbodoh Himchan, dengan sigap dia menginjak kaki Himchan. “Uhhh rasakan!!!”
“Akkkkk!!!!” Himchan terlonjak dan melompat-lompat seolah dia tengah bermain gundu. “Yaaaaa…. Kau ini namja atau yeoja????” Himchan berteriak kea rah Jaehee yang tersenyum senang bak Suzana tengah jadi kuntilanak.
“ini sudah keterlaluan Park Jaehee! Kau harus segera di hukum. Ikut aku ke ruang penertiban sekolah!” Himchan menaraik tangan Jaehee paksa.
“Yakkk sunbae!!! Andwaeyo!!!!” Jaehee berusaha melepaskan tangannya yang di cengkeram Himchan kuat yang kini tengah menyeretnya menyusuri koridor sekolah. Sungguh horror pemandangan saat itu.
“Diam dan ikuti aku!” Himchan semakin bengis.
“Hey Hyung!” Youngjae menyapa ketika mereka berpapasan. Namun Himchan tidak mengindahkan sapaan Youngjae dan terus menyeret Jaehee yang kini terlihat bagai tahanan Nazi.
Youngjae yang melihat Himchan menggandeng tangan Jaehee penuh nafsu merasa heran dan penasaran. Namun kemudian dia menggaruk kepalanya dan berlalu pergi. “sejak kapan mereka jadi mesra begitu?” gumam Youngjae.

Melihat Youngjae yang baru saja berpapasan dengannya dan Himchan, Jaehee mempunyai sebuah ide. Dan sepertinya karena berpapasan tadi, otak Youngjae mengalami pertukaran dengan otaknya yang kemudian menjadi jenius karena timbul puluhan ide untuk membebaskan diri dari Himchan yang tengah membawa paksa dirinya ke ruang penertiban.

Jaehee melepas sebelah sepatunya dengan terhuyung karena Himchan terus menariknya.
“Yak…. Sunbae…. Tunggu dulu, sepatuku terlepas. Aku harus mengambilnya.” Jaehee sedikit menarik tangan Himchan. Daebakk!! Himchan langsung berhenti dan menoleh kea rah jaehee yang mengangkat satu kakinya. Dengan memasang senyum termanis yang Jaehee punya dia berharap Himchan akan melepaskan tangannya dan membiarkan Jaehee mengambil sepatunya. Dan saat itulah dia akan kabur.

Namun bagi Himchan, senyum itu terlihat seolah Jaehee sedang ingin pup.
“kau ingin pup atau mengambil sepatu itu? kenapa senummu aneh sekali? Seperti orang mengejan.”  
“Aishhh…. Pura-pura saja kau menyukainya, jangan jujur begitu.” Jaehee cemberut. “Yakkk sunbae…Biarkan aku mengambilnya, sebentaaaaar saja…. Ne….” Jaehee mengedip-edipkan matanya kea rah Himchan tanpa jeda. Sehingga membuat matanya mengalami keseleo akut.
“Kau kenapa? Kelilipan?” Himchan dengan santainya menarik Jaehee kembali kea rah sepatu Jaehee yang lepas. Kemudian Himchan memungutnya dan membawanya di tangan sebelahnya.
“Aishhhhh….” Jaehee kesal karena usahanya gagal.

Himchan terus saja membawa paksa Jaehee dengan sebelah sepatunya.

“Sunbae… aku harus memakai sepatu itu. liahat! Apa kau tega membiarkanku tanpa sepatu?” Jaehee menarik-narik tangan Himchan.
“Bukankah kemarin kau juga hanya memakai sebelah sepatu? Dan satu hal yang harus kau ingat! Gara-gara kau, kadar ketampananku jadi berkurang. Kau tau sepatu laknat itu telah memberikan bekas di sini!” dengan raut wajah penuh kesungguhan Himcahan menunjuk kepalanya yang benjol kemarin dengan sebelah tangan yang memegang sepatu jaehee.
“mana? Sudah tak ada?” jaehee meraba kening Himchan tanpa dia sadari. Himchan hanya bengong menatap Jaehee di depannya yang tak sadar jarak mereka hanya beberapa inci saja.

GUB GUB GUB GUB GUB

Dan lagi suara aneh itu muncul di antara mereka. Semaikn lama semakin keras. Bagaikan suara perkusi dari gallon-galon bekas yang di lantunkan sekumpulan orang di pinggir jalan. Kacau. Bagai angin topan yang bertabrakan dengan tornado.

TBC