Blogger Widgets

Entri Populer

Sabtu, 26 Januari 2013

Song fic ~ RETURN ~



RETURN

Cast : Lee Seunggi, Han Eunjung

                Aku turun dari kemudiku melihat sekeliling tempat yang kini aku pijak. Aku terdiam sesaat mencoba mengingat sesuatu. Mulai ku langkahkan kakiku di tempat ini.
                “sudah banyak berubah” aku bergumam sembari melihat sekeliling.
                Aku masih berjalan tanpa memperhatikan langkahku. Dan langkahku terhenti ketika sepertinya kaki kananku menginjak sesuatu. Aku berhenti dan menarik kakiku mundur perlahan. Aku menatap sebuah kapur tulis telah patah menjadi dua bagian karena terinjak olehku.
                Aku berjongkok dan mengambil bagian yang panjang. Ku perhatikan kapur itu.
                Degggh! Tiba-tiba hatiku berdetak lebih cepat. Aku menoleh kebelakang  karena sepertinya ada seseorang yang  tengah berlari. Seorang gadis belia nan lugu. Aku menyukai senyumnya. Senyum itu yang selalu membuatku tidak bisa tidur. Tatapan mata bulatnya yang selalu membuat ku sulit bernafas bila menatapnya. Dialah canduku. Dia bagaikan heroin dalam hidupku.
                Dia menoleh ke arahku sambil terus berlari. Aku menatapnya, aku mengikutinya perlahan. Aku menoleh ke arah belakang menatap seorang anak laki-laki seusianya yang mengejarnya. Aku mengikutinya. Aku melihanya duduk di depan sebuah piano klasik dan mulai memainkannya. Dan lelaki kecil itu mengejutkannya dengan memanggil namanya.
                “eunjung ah!” lelaki kecil itu memegang bahu eunjung dari belakang kemudian duduk di sampingnya dan bermain piano bersamanya. Senyum ceria terpampang jelas di wajah mereka. Tanpa sadar aku mengalunkan irama kecil dari mulutku. Dan akhirnya  Aku membuka mata. dan aku sadari Aku lah pria kecil itu.
                Gadis itu berjalan lagi dan aku ikuti. Aku terdiam ketika gadis itu membuka sebuah pintu tua yang masih tersisa di tempat yang kini ku pijak. Kayunya yang rapuh dan berwarna kusam, masih tetap berdiri kokok bahkan dinding-dindingnya sudah tiada. Gadis itu masuk dan menutup pintu itu kembali.
Aku hanya terdiam menatap gadis itu menghilang dari pandanganku. Aku langkahkan kakiku menuju pintu itu. Knop pintu yang sudah tua itu dengan ragu ku pegang dan ku putar untuk membukanya. Dan… terbuka.
Perlahan ku ayunkan kakiku memasuki pintu itu. Dan… bagai tersihir. Aku kembali ke masa lalu dan melihat aku 15 tahun silam. Ini adalah sekolah lamaku. Aku berjalan menyusuri koridor sekolah. Aku mengehentikan langkah kakiku ketika aku menatap papan kelas X-B2. Pintunya sedikit terbuka aku berjalan mendekat dan menatap ruang kelas yang penuh dengan murid-murid ketika jam pelajaran pertama di mulai.
Seorang gadis belia itu mencari-cari sesuatu dalam tasnya.
“kumpulkan Tugas kalian!” suara guru terdengar begitu familiar. Seorang lelaki yang duduk di sebelah eunjung, memperhatikan eunjung yang membolak-balik isi tasnya. Ya itu lah aku.
“Han Eunjung mana tugasmu?” Tanya guru
“maaf guru, aku rasa aku lupa membawanya.” Terang gadis itu. melihat eunjung demikian aku memasukkan tugasku kembali ke dalam laci bangku.
“Han Eunjung kau berdiri!” tegas guru dan menoleh ke arah ku.”Ya Lee Seunggi, mana tugasmu?”
“maaf guru. Aku melupakannya!” jawabku
“kalian berdua,berlutut di depan kelas!” seru seosangnim.
Aku pun segera berdiri dan menatap eunjung, dia balik menatapku sedih. Kamipun keluar kelas dan berlutut. Aku mentapnya, dan tersenyum menahan senang yang ku rasakan.
Aku tertawa melihat diriku yang bertingkah bodoh demi eunjung. Aku kembali merasakan senang ketika dulu bisa bersama eunjung.
Kami di hukum bersama, membersihkan penghapus papan tulis. Dia menepuk-nepukkan penghapus itu aku pun demikian. Kami terbatuk-batuk terkena debu kapur. Hukuman belum berakhir. Kami harus membersihkan kaca. Sesekali aku menggoda eunjung. Dan dia tertawa. Semakin hari kami semakin dekat.
Ada sesuatu yang tak ku sadari waktu itu yang kini aku melihatnya. Kami berada di ruang music. Aku bermain piano bersama Nana. eunjung bermain seruling. Aku terlalu asik bermaiin dengan nana sesekali kami tertawa ceria. Yang kini baru ku sadari aku menatap eunjung yang sesekali menatap ke arahku dan nana.  Tersirat kesedihan di wajah eunjung. Sungguh demi tuhan jika waktu itu aku mengetahui betapa dia sangat sedih melihatku dengan nana aku tak kan  melakukannya.
Eunjung berjalan di koridor membawa beberapa buku.
“ahh!” pekik eunjung. Ketika Tiba-tiba sekelompok anak nakal yang aku ingat mereka bernama hoon, juntae dan minwoo menyingkapkan rok eunjung.sontak buku-buku itu terjatuh. Mereka bertiga berlari masuk ke dalam kelas dan aku menghampiri eunjung.
Eunjung menoleh dan “PLAKK!!” tiba-tiba dia menamparku. Bisa ku ingat betapa sakitnya tamparan eunjung saat itu. lebih tepatnya hatiku yang sakit. eunjung berjalan meninggalkanku. Dan aku hanya terdiam tak mengerti. ini kesalah fahaman.
“Eunjung ah… apa salahku?!” aku mengejar Eunjung seusai jam pelajaran sekolah.
“tinggalkan aku!” Eunjung mengacuhkan ku. Dan dia terlihat sangat marah padaku. Tak tau apa yang harus aku lakukan. Aku hanya berdiri mematung melihat kepergian Eunjung.
***
Tulang pipiku masih terasa sakit. Aku berkelahi dengan hoon,juntae dan minwoo kemarin harinya setelah Eunjung mengacuhkanku. Aku masuk ke dalam kelas, ku lihat eunjung tengah duduk di kursinya. Aku berjalan dan meletakkan susu di bangku eunjung tanpa menoleh dan duduk di tempatku. Dia mengambil susu itu dan melihat memo yang ku tempelkan di sana.
“Han eunjung maafkan aku “ aku menyisipkan emoticon sedih
Dia melepas memo pertama,
“ku mohon tersenyumlah” aku menyisipkan emoticon lagi
“tersenyum”  memo ke tiga telah di bukanya. Dan dia kini tengah menatapku.
Saat jam matematika aku dan eunjung mengerjakan di papan tulis. Bukannya mengerjakan tapi dia malah menatapku. Entahlah dia mengkhawatirkan aku atau apa.
Hingga jam pelajaran music, dia tetap saja menatapku. Aku terkejut ketika mendapati piano yang biasa aku mainkan salah satu tuts nya ada yang hilang. Eunjung tertawa tertahan melihatku yang bermain dengan piano yang tutsnya hilang.
Seusai sekolah aku mendapatinya membawa banyak buku dan kesulitan. Aku berusaha membantunya tapi dia menolak. Dan sampai akhirnya aku merebutnya darinya dan berlari, diapun mengejarku.
Betapa indah saat itu, hingga pada keesokannya aku harus pergi ikut orang tuaku ke London. Aku berada di ruang direktur sekolah untuk mengurus kepindahanku dan mengucapkan salam perpisahan.
Berat kaki ini aku langkahkan keluar dari ruang direktur waktu itu. bingung tak tau apa yang harus aku lakukan. Konflik batin itu yang ku rasakan. Aku melihat Eunjung dan tak memperdulikannya. Hatiku terlalu sakit melihatnya. Aku terus melangkahkan kakiku keluar sekolah.
Kutatap kedua orang tuaku yang sudah menungguku di mobil. Aku berjalan lamban menuju mereka.
“seunggi ah!” sebuah suara menghentikan langkahku. Dan hatiku memaksaku untuk berbalik menghadap suara itu.
Yeonjung tengah berjalan ragu-ragu ke arahku. Dia tak berkata apapun. Dia hanya terdiam, dan kulihat raut sedih tertahan di wajahnya. Eunjung memegang sesuatu dan mengisyaratkannya akan di berikan padaku. Aku pun menerimanya. Sebuah tuts piano.
Aku menatap tust piano itu dan menggenggamnya erat. Ku beralih menatap eunjung. Ku melihat kabut di matanya. Akankah dia akan menangis??? Aku hanya membatin.
Eunjung berbalik dan berlari pergi, dia menangis. Aku ingin mengejarnya dengan mengatakan “jangan menangis!” tapi apa daya aku tak mampu. Tubuhku terasa kaku. Lidahku kelu. Bahkan memanggil namanya saja aku tak mampu.
aku hanya melihat kejadian masa laluku ini begitu menyakitkan. Betapa bodohnya diriku saat itu. aku pun keluar dari pintu using itu. pintu dejavu ini semakin membuatku menyesali masa laluku.
Aku mengambil tuts pemberian eunjung dari saku mantelku. Aku menggenggam erat tut situ. Sedih… sakit… apa yang harus ku lakukan sekarang? Bagaimana kabarmu? Akankah kau tengah bahagia di sana? Tidakkah kau merindukanku??
Aku Lee seunggi sangat merindukanmu dan ingin menatapmu bidadariku. Akan ku katakan betapa aku sangat menyayangimu. Namun aku rasa aku takkan mungkin bertemu denganmu lagi…
~END~

sorry banyak typo -_- dan over gaje XD kok jadi kaya cerita anak SD begini ya???