Blogger Widgets

Entri Populer

Rabu, 12 Juni 2013

BangSong : Yongguk ideal type


bagaimana kami tidak berspekulasi kalau mereka benar-benar menjalin hubungan? bahkan, meskipun tidak secara gamblang mereka menunjukkan secara perlahan kepada publik. wtf i really love them <3 dari beberapa skets gambar yang di buat Yongguk dan bahkan dalam sebuah interview mengatakan menyukai gadis berbudi pekerti dan berambut weavy. dan faktanya Jieun mempunyai rambut itu. uwaaaa..... please.... show me ur romantic love :D

BangSong ideal family










oh... i hope it will be come true >.< they are so perfect mommy and daddy <3

BangSong : i wanna go to Greece



Then go to Greece together, please
YG: Yes, I have a specific place I want to go with my girlfriend. In Greece,  there’s an island called Santorini [x]
JE: I would like to visit Greece, ….., so I’ve always imagined what it would be like to be there [x]

>.< i hope it :D

BangSong momments




OMG wanna dies >.< tooooooo much happy.... rally happy >.<

BangSong facts


lihat gelang ini >.< OMG cute. mereka memakai gelang yang sama. sebenarnya tidak sama persis. tapi itu adalah sama :D
dan bahkan Yongguk terlihat sering memakai ini >.< lihat MV Rain Sound, dia juga memakainya. just hoping :)

BangSong Couple

so dramatic <3

romantic

fun n cute >.<

OMG They wear same denim sleeve >.<

so fun^^
this is their cute events >.<
i love this edited <3
so fantastics :D
hope it real >.<
like real yea :D
soooooo cute family >.< please God make it real >.< *pray n wishing*

so lovely <3





F IT'S COLD B.A.P chapter 7 end (fantasy)





It’s Cold 7 end

Author              : Yonggyu90
Genre               : Fantasy
Main Cast        : Kim Himchan B.A.P , Jasmine (OC/Reader) & Zelo B.A.P
Supporting Cast : B.A.P
Length              : Continuous
Rate                   : 13+
Note                  :
·         nama-nama  tumbuhan (sweet alyssum, aconite,wisteria, pohon yew, dll) di dalam FF ini bukanlah rekayasa saya, melainkan itu adalah nyata, hasil dari ciptaan Tuhan YME. Silahkan searching di National Geographic.^^
·         Yang meminta B.A.P lainya di banyakin, mianhae. Di sini sudah jelas Main castnya Himchan dan Zelo^^ jadi member lainnya hanya pemeran pembantu (cameo) saja.^^
                           
                FF Gaje ini hanya untuk mereka yang mau membacanya, bagi yang tak suka mohon jangan bash. Ini murni dari otak saya yang juga gaje overload =D bagi yang tak berminat boleh mengabaikannya.^^ dan yang menyukainya mohon Like & Comment ne^^ biar saya tau ini FF layak atau tidak :)



Chapter 7


“Jangan takut… aku takkan membiarkanmu terjatuh.” Jasmine menenangkan himchan. “Coba sekarang lihatlah, apa yang kau pijak?” jasmine kembali tersenyum misterius. Wajah himchan semakin memucat. Takut menebak apa yang kini di pijaknya.
Perlahan dia mengarahkan pandangannya ke bawah takut-takut. Tapi kemudian takut itu berubah menjadi kagum.
“Ya Tuhan… indah sekali… apa ini?” Himchan menatap hamparan warna warni yang memancarkan cahaya kelap kelip yang berpendar-pendar. Dia mulai melangkahkan kakinya menyusuri hamparan itu.
“ini adalah pelangi.” Jawab jasmine pelan.
“MWO??? PELANGI?” Himchan membelalakkan matanya tak percaya, seakan dia langsung melupakan ketakutannya.
“indah bukan??” jasmine mengikuti Himchan yang tengah berjalan ke sana ke mari kagum seperti anak kecil.
Himchan tak menjawab dan hanya membelalakkan matanya tak percaya. Dia sesekali bergumam senang. Jasmine hanya memperhatikan himchan. Dia ikut tertawa tapi sedetik kemudian tawa itu berganti menjadi sebuah kesedihan.
Dia teringat perkataan Angel Lily kembali. Jasmine berbalik dan berjalan menjauh dari Himchan. Dia meneteskan air matanya kembali. Dia kemudian duduk dan mengusap air matanya.
“Hei… kau sedang apa?” Himchan mengejutkan Jasmine dengan memeluknya dari belakang. Jasmine menoleh ke arah Himchan dan tersenyum.
“Apa kau ingin mendengar serulingku lagi?” Jasmine membelai lembut tangan himchan yang memeluknya.
Himchan langsung melepaskan pelukannya dan beralih tidur di pangkuan jasmine. “sekarang nyanyikan untukku.” Tangan Himchan meraih wajah jasmine dan mengusap pipinya.
Jasmine kemudian membuka tangannya, sekejap mata telah ada seruling di sana. Dia pun mulai memainkannya dengan indah. Tapi kali ini himchan tidak tertidur, dia terus menatap jasmine lekat-lekat. Tiba-tiba jasmine menitikkan air mata lagi dan menghentikan permainan serulingnya.
Himchan terkejut dan langsung duduk menghadap Jasmine. “Uljima… ada apa? Katakan padaku.” Himchan menarik wajah jasmine mendekatinya. Jasmine hanya terdiam menatap Himchan. “Jasmine… aku sungguh mencintaimu eoh… aku tak peduli siapa kau. Aku mencintaimu.”
Himchan menarik wajah jasmine lebih dekat, dan dia memberikan sebuah ciuman ringan ke pada jasmine. Jasmine langsung memeluk himchan erat saat saat ciuman itu telah berakhir.
Tiba-tiba Jasmine terkejut. Tubuhnya tersentak.
“ada apa?” Himchan khawatir.
“Ayo kita kembali!” jasmine langsung menarik himchan berdiri. Akhirnya mereka pun kembali. Himchan masih di penuhi tanda Tanya atas sikap jasmine. Dia tau ada sesuatu yang tidak baik akan terjadi.
---
                Zelo mengepakkan sayapnya di udara. Baru saja dia melepasakan anak panahnya ke langit sehingga membuat langit sedikit mendung dan gerimis.
                “pagi yang indah ini akan sangat indah bila ada pelangi.” Zelo bergumam sendirian sembari mengembangkan senyum indahnya. Zelo kemudian melompat dari satu pohon ke pohon lainnya. Disaat dia terbang melesat ke kutub utara, matanya menangkap sebuah kilat panah berwarna biru berpendar lemah kea rah pelangi.
                “Jasmine?”  Zelo menerka apa yang terjadi. “kenapa dia melakukan itu?” Zelo kemudian tidak menghiraukannya dan melanjutkan perjalanan.
                Beberapa saat kemudian setelah kepergian Zelo. Sebuah sinar merah berpendar dari arah tenggara. Sinar itu terlihat mendekati arah sinar biru yang turun dari arah pelangi ke tengah kota. Sepertinya Aconite telah kembali dan mulai mengincar targetnya.
---

                “Himchan ah… aku harus pergi.” Jasmine berkata pada Himchan setelah dia menapakkan kaki di balkon apartemen himchan.
                “kau mau ke mana?” Tiba-tiba tersirat nada khawatir dalam pertanyaan Himchan.
                Jasmine hanya terdiam dan menunduk. Kemudian dia berjalan mundur menghindari himchan.
                ZLAAPPP
                Sebuah anak panah kini telah berada di tangan jasmine. Dia kemudian merentangkan busur panah dan memasangkan anak panahnya. Himchan terkejut. Karena Jasmine mengarahkan panahnya padanya.
                “Jasmine… apa yang kau lakukan?” Himchan terbelalak tak percaya dengan apa yang dilakukan Jasmine.
                “Maafkan aku…” isak jasmine namun tetap tidak menggoyahkan niatnya. Tangannya masih mengarah kea rah Himchan tegas. “aku harus melakukannya.” Jasmine mencoba memperjelas suaranya dan menghentikan tangisnya.
                “Ada apa denganmu?” Himchan masih tak percaya, “apa kau akan mencarikanku jodoh lain?” Himchan semakin mendekati Jasmine.
                “Itu adalah tugasku, jadi aku akan melakukannya.” Tangis jasmine terhenti. Dia semakin kuat mengatakan itu.
                “Aku sangat mencintaimu… jebal…!” Himchan berusaha merubah pendirian jasmine dan agar dia mengurungkan niatnya untuk menembakkan panah cupid ke jantungnya.
                “Tapi aku tidak mencintaimu.” Jasmine menahan tangisnya dan menatap Himchan tegas tanpa menurunkan panah dari posisi siaga menembak.
                “Jasmine?” Himchan hanya mampu mengucapkan nama itu dalam ketidak percayaannya.
               
                ZLAASSSSS….
                Sebuah anak panah menusuk ke jantung Himchan. Jasmine terkejut. Tidak. Bukan dia yang melakukannya. Panah merah maroon menancap di jantung himchan dengan sempurna. Perlahan panah itu mulai melebur ke dalam tubuh Himchan. Namun Himchan tidak menyadarinya. Jasmine menurunkan panahnya perlahan meneliti si pemilik panah di sekelilingnya.
                Ya.. itu panah Aconite. Tiba-tiba raut wajah himchan mengalami perubahan ekspresi yang tadinya tersirat kesedihan kini menjadi mimic kosong tanpa pikiran. Jiwanya telah di kuasai oleh aconite.
                “Himchan ah…???” jasmine khawatir.
                “Untuk apa kau di sini jika tidak mencintaiku.” Jawab Himchan tanpa ekspresi.
                “Ini bukan kau.”
Jasmine kemudian mengepakkan sayapnya pergi mencari di mana Aconite bersembunyi.
“Kau… apa yang kau lakukan padanya.” Hardik jasmine ketika dia mendapati aconite di depannya. Mata merah aconite tampak menyala, sayap hitamnya terlihat memancarkan cahaya kemerahan seperti mata dan rambutnya.
“eoh… aku tau kau pasti akan selamat beberapa hari yang lalu.” aconite menyunggingkan senyum licik. “Tapi… aku tidak yakin dengan pertemuan kita kali ini,” Aconite tertawa mengejek.
“aku siap jika aku pun harus musnah.” Jasmine angkat bicara. “Cabut panah merah itu darinya.”
“Hhh… dan sayangnya… panah merah itu sudah melebur ke dalam tubuhnya. Dan beberapa saat lagi dia akan mati mengenaskan karena kau menghancurkan hatinya.” Aconite menyunggingkan senum kemenangan. “tidak ada seorang pun yang mampu merubah kehendakku.” Aconite tertawa nyaring begitu mengerikan jika tawa itu mampu tertangkap oleh manusia.
“ku pastikan kau akan musnah terlebih dahulu sebelum dia meninggal.” Tatap Jasmine geram.
“Dan ku pastikan kau tak akan mampu, karena kau akan musnah lebih dulu sebelum aku.” Tiba-tiba wajah Aconite mengalami perubahan mimic. Dia terlihat menyeringai. Matanya yang merah berkilat-kilat meluapkan amarah.
“Hyaaa….” Teriak Aconite ketika dia mulai melancarkan serangan kea rah jasmine. Sebuah sinar merah keluar dari panah Aconite yang melesat kea rah jasmine. Dengan sigap Jasmine menghindarinya. gerakannya yang sigap namun lembut terlihat dia tidak sedang bertarung, dia terlihat seperti melakukan suatu tarian contemporer.
“Haaaa.” Jasmin mengepakkan sayapnya melesat beralih ke belakang Aconite dan memutar tangannya beberapa kali sehingga keluarlah sinar biru cerah berperah dari arah ke dua tangannya.
ZLAAAPP BLAM! Dua lemparan bola biru dari jasmine berhasil di hindari oleh Aconite.
“hahaha… kau itu Angel kemarin sore, aku bisa melihat apa yang kau pikirkan.” Aconite kembali menyunggingkan tawa ejekan terhadap jasmine. “HYAA!” Aconite kembali melepaskan anak panahnya.
SRETTT
Jasmine berhasil menghindarinya lagi. Dia kemudian membentangkan tangannya, sekejap mata sebuah panah putih kini tengah berada di tangannya.
“Iblis…! Apa yang kau lakukan.” Sebuah panah perak meluncur melesat  kea rah Aconite. Namun dengan sigap Aconite mampu menghindarinya. Jasmine terkejut karena mengetahui Zelo sudah duduk berjongkok tangan kirinya menopang tubuhnya dan tangan kanannya memegang sebuah panah putih berukirkan ornament keperakan. Dia berada tepat di belakang Aconite.
“Oh… rupanya kau memanggil temanmu? chh… lucu sekali.” Cibir aconite. “baiklah… aku tidak akan membiarkan kalian makhluk immortal.” Teriak Aconite sembari menyerang Jasmine bergantian secara membabi buta.
---

Di lain tempat, Himchan tampak tengah memegang sebuah botol kecil berisikan air Arsen. Ya… aconite telah menancapkan panah ke jantung himchan. Panah itu melumpuhkan kerja otak Himchan sehingga dia kini dalam control panah Aconite. Ya… Himchan berusaha melakukan bunuh diri di bawah kendali panah Aconite. Dia mencoba meminum cairan arsen yang tadi telah dia bawa.
Beberapa menit kemudian, Himchan merasakan sakit yang teramat sangat. Kepalanya berkunang-kunang dan dia mulai terjatuh. Pada saat itulah ingatannya kembali. Nafasnya memburu, jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya.
“Jasmine, mianhae.” Lirih himchan. Sebelum akhirnya dia benar-benar terjatuh.
---

Chapter 8 end

Tiba-tiba Jasmine merasakan ngilu di ulu hatinya. Dia tiba-tiba melemah. Kesempatan ini tidak di sia-siakan oleh Aconite.
JDARRR!!!
Sebuah panah merah pekat kini menancap di jantung Jasmine tanpa sebuah pengelakan dari jasmine.
“Jasmine???” Zelo berteriak ketika mengetahui sebuah panah merah telah menancap di jantung sahabatnya itu. kini kemarahan benar-benar terpancar di wajah Zelo. Matanya yang hitam pekat berubah menjadi keperakan seperti rambutnya. Memancarkan cahaya ungu terang.
Aconite terlihat matanya berkilat senang, dia tertawa mengejek jasmine yang kini tengah sekarat. Zelo kemudian mengangkat panahnya mengarahkan ke Aconite. Sebuah anak panah meluncur kea rah aconite dan sepertinya  aconite tidak menyadari kemarahan Zelo.
ZLAAASSSS
Anak panah perak itu kini telah menancap di hati Aconite. Aconite tersentak mundur beberapa langkah kebelakang dan memegangi anak panah yang kini menancap di hatinya. Zelo kemudian langsung melesat menghampiri Jasmine yang terlihat lemah.
“Jasmine???” Zelo merengkuh tubuh Jasmine.
“Zelo…” darah merah cerah yang segar mengalir dari bibir Jasmine.
Tanpa sepengetahuan mereka, Aconite kini tengah bangun dalam ketergopohannya menahan sakit yang di sebabkan oleh panah Zelo yang melebur ke tubuhnya. Dia masih berusaha melepaskan sebuah panah ke arah Zelo dan Jasmine.
Namun mata jasmine menangkap gelegat Aconite, hingga dia pun kini berusaha bangkit berdiri.
“Jasmine…” seandainya Zelo bisa menangis pasti kini dia telah menangis melihat sahabatnya di ambang kemusnahan.
“menghindarlah…” jasmine mendorong tubuh Zelo, sehingga Zelo tersentak lebih jauh.
Zelo terkejut. Jasmine mencabut satu bulu sayap bagian bawahnya. Dia kemudian memejamkan mata. Disaat dia membuka mata bulu itu kini telah berubah menjadi sebuah anak panah berwarna putih bercahaya biru. Delam kelemahannya dia memasangkan anak panah itu.
Kini tubuh jasmine memancarkan cahaya biru terang berpendar-pendar ke angkasa. Begitu juga dengan Aconite, tubuhnya memancarkan cahaya merah terang berpendar-pendar.
ZLLLAAAAPPP…
Keduanya kini melepaskan anak panah masing-masing. Tercipta sebuah suara gemuruh yang begitu hebat ketika anak panah itu bertabrakan.
JLAASSSSSS
Namun sepertinya panah Aconite melemah dan terjatuh Sehingga panah Jasmine kni telah berhasil menembus jantung Aconite.
Aconite berteriak pilu ketika panah itu berhasil menancap di Jantungnya, cahaya merah di tubuhnya kini mulai meredup.
Jasmine terjatuh, “itu adalah Racun panahmu sendiri yang telah menyebar ke tubuhku. Aku pastikan kau akan musnah mendahuluiku.” Jasmine tersenyum dalam kesakitannya. Dan sekali lagi darah keluar dari bibir mungilnya.
“ARGGGHHHHHHHHHHH” suara Aconite begitu nyaring. Bersamaan dengan itu Aconite tiba-tiba melebur menjadi abu sedikit demi sedikit. Dan menghilang.
“Jasmine… Aku akan membawamu ke Bawah pohon willow.” Zelo berusaha membopong Jasmine.
“Ti..dakk…” jawab jasmine lemas. “antarkan aku padanya.” Tatapan matanya yang menyakitkan membuat Zelo tak mampu menolak.
Zelo pun mengangguk dan dengan sigap dia membopong jasmine, dengan sekali hentak Angel itu kini telah melesat pergi.
---

Himchan tergeletak di lantai ketika Jasmine dan Zelo menemukannya. Zelo menurunkan Jasmine dalam gendongannya. Jasmine berusaha mendekati Himchan lemah.
“Himchan ah…” lirih Jasmine mengusap pipi Himchan yang kini memucat. Sedetik kemudian Himchan terbangun lemas, nafasnya memburu menahan sakit di jantung dan hatinya karena cairan arsen itu kini telah menyebar ke seluruh tubuhnya.
“Uhuk” himchan terbatuk di sertai darah yang mengalir dari mulutnya. “Jjj…aass…miiine.” Lirih Himchan terbata dan menatap Jasmine lemah.
Jasmine kemudian merengkuh tubuh Himchan dalam pelukannya. Himchan mulai meneteskan air matanya. “Aa..ku… men…ci..nta..i..mu…” lirih Himchan.
“Aku… juga… menciintaimuu.. lebih..” jawab jasmine di sela isakan dan kelemahannya.
Seandainya tangis itu benar ada, Zelo ingin berteriak melihat hal memilukan di depannya. Dia tak mampu menatap hal itu. Dia hanya terdiam menatap dua makhluk berbeda yang tengah dalam masa sekarat menuju akhir pemberhentian nyawa  masing-masing.
Sejurus kemudian jasmine meletakkan bibirnya di bibir Himchan dengan sedikit terbuka. Keduanya tengah memejamkan mata. Jasmine berusaha menyedot semua racun yang tengah menyebar dalam tubuh himchan melalui mulutnya. Sebuah cahaya putih bagaikan asap keluar dari bibir himchan ketika Jasmine melepaskan kontak di antara mereka.
Detik berikutnya, Jasmine membuka bibirnya kembali di bibir Himchan. Himchan sedikit tersentak ketika Jasmine sepertinya memasukkan sesuatu dalam mulutnya, yang kini telah tertelan.
“TIDAK!!!” teriak Zelo
Ya.. Jasmine telah memberikan Cristal Kehidupannya kepada Himchan, dia memberikannya kepada pria yang dia sayangi. Karena dia tau pria itu lebih berhak akan kehidupan dari pada dia. Dengan seperti ini, dia tidak harus mencarikan Himchan pasangan lain. Dengan cara seperti ini pula, dia tidak harus menjadi abu. Karena dengan cara ini dia akan musnah menjadi sebuah cahaya biru sebelum akhirnya menghilang.
Uhuk…uhuk… Himchan terbatuk ketika jasmine melepaskan kontak di antara mereka. Jasmine melepaskan dekapannya.
“Maafkan aku…” jasmine mengucapkan kata itu lemah.
Himchan terkejut karena kini Jasmine mulai bercahaya, tubuhnya mulai tak terlihat.
“Jasmine??” Himchan berusaha meraih jasmine, namun Jasmine hanya tersenyum dan tangan himchan tak mampu meraihnyaH hampa.
“Jasmine jebal….” Himchan berusaha meraih jasmine kembali sebuah senyum merekah dibibir jasmine sebelum akhirnya tubuh Jasmine benar-benar tak terlihat dan tinggallah sebuah cahaya biru yang kini mulai melebur menghilang ke angkasa.
“ANDWAEEEEEEE!!! JEBAL DORAWA…..!!!” teriak Himchan pilu, “JASMINE… DORAWA….!!!”
Himchan berteriak dalam tangisnya. Himchan kini hanya meratapi kepergian Jasmine yang tak berbekas.
“Jasmine… terimakasih… telah menjadi sahabat terbaik selama kita berjumpa.” Lirih Zelo yang kini masih tengah menatap Himchan dalam keterpurukannya.
---

Himchan side
Satu musim telah berlalu sajak kejadian itu. hidupku seperti mimpi. Entahlah, atau ini hanya benar mimpi? Tidak. Ini bukan mimpi. Aku mendapati fakta bahwa Jung Daewon, kakek buyut Daehyun juga mengalami hal yang sama denganku. Setidaknya aku bukanlah satu-satunya orang yang mengalami kisah paling tragis sepanjang sejarah.
Lebih tragis dari Romeo & Juliet? Mungkin lebih parah dari TITANIC? Atau bahkan cerita kuno seperti Sam Pek-Eng Tay. Yang membuatku sangat menyesalinya adalah… ketika dia memberikan cristal kehidupannya untukku. Aku mengerti maksudnya, dia ingin melihatku hidup lebih lama.
It’s Cold… ini sangat dingin. Entah hatiku atau memamang kenyataanya seperti itu. ini dingin. Tanpamu. Dingin sangat dingin…
Ini benar-benar konyol. Ini adalah musim dingin. Sedingin hatiku, tapi aku berani bersumpah bahwa engkau masih ada di sini Jasmine, di hatiku. Aku masih memenjarakanmu di sana. Tidak. Aku tak ingin kau pergi.
Dan sejak kejadian itu… aku menjadi pria yang sangat mencintai bunga. Hari ini aku berjalan di bawah salju tipis yang berjatuhan dari langit. Seperti biasa aku akan membeli bunga Gardenia,sweet alyssum dan jasmine. Aku biasa menata bunga-bunga itu di dalam kamarku. Karena di sanalah aku kehilangan dia. Dan sangat kebetulan ini adalah musim dingin. Jadi aku bisa menikmati wisteria yang berguguran bersama dengan salju di sepanjang jalan.
Aku kini telah berada di sebuah toko bunga langgananku. Tapi aku tak menemukan paman penjualnya. Di sana hanya ada seorang gadis berambut panjang hitam pekat tengah menata bunga membelakangiku.
Himchan side end

“Anyeonghaseo… apa paman Song tidak ada?” Himchan bertanya kepada gadis itu
“Paman Song sedang pergi, jadi aku yang menjaga hari ini.” Gadis itu masih sibuk menata bunga.
“kalau begitu, bisakah kau memberikanku Jasmine, Gardenia dan sweet alyssum?” Himchan meminta sebuah pelayanan.
“Ah ne… tentu…” gadis itu menjawab sembari berbalik dan menatap himchan dengan memamerkan senyumnya.
DEG!
Himchan masih terdiam menatap gadis itu. gadis itu hanya menatap himchan tak mengerti.
“Jasmine?” lirih Himchan
Gadis itu pun terkejut “Kau tau namaku???”
                Saat itu pula, terlihat sebuah cahaya putih dan dan ungu menjauh dari tempat itu.

END

Wuahhhh ending yang sangat aneh kekeke xD semoga penggemar setia it’s Cold tidak kecewa ne^^ Gomawo udah baca :D

FF IT'S COLD B.A.P chapter 6 (fantasy)












It’s Cold 6

Author              : Yonggyu90
Genre               : Fantasy
Main Cast        : Kim Himchan B.A.P , Jasmine (OC/Reader) & Zelo B.A.P
Supporting Cast : B.A.P
Length              : Continuous
Rate                   : 13+
Note                  :
·         nama-nama  tumbuhan (sweet alyssum, aconite,wisteria, pohon yew, dll) di dalam FF ini bukanlah rekayasa saya, melainkan itu adalah nyata, hasil dari ciptaan Tuhan YME. Silahkan searching di National Geographic.^^
·         Yang meminta B.A.P lainya di banyakin, mianhae. Di sini sudah jelas Main castnya Himchan dan Zelo^^ jadi member lainnya hanya pemeran pembantu (cameo) saja.^^
                           
                FF Gaje ini hanya untuk mereka yang mau membacanya, bagi yang tak suka mohon jangan bash. Ini murni dari otak saya yang juga gaje overload =D bagi yang tak berminat boleh mengabaikannya.^^ dan yang menyukainya mohon Like & Comment ne^^ biar saya tau ini FF layak atau tidak J





Chapter 6

Daehyun mendekati himchan ketika semua temannya telah pulang.
“Hyung… aku mengerti perasaanmu. Sadarlah… kalian berbeda.” Tangan kanannya menepuk pundak himchan menguatkan.
“Daehyun ah… aku semakin tak ingin jauh darinya.” Himchan mengangkat tangan kanannya dan mengusap wajahnya frustasi.
“Sabarlah!” Daehyun menguatkan sekali lagi.
---

“Jasmine? Kau masih ada?” seru angel lily ketika mendapati jasmine tengah tersenyum di depannya. Dia langsung melesat memeluk Jasmine. “Bagaimana kau bisa selamat? Kami semua mencarimu.” Jasmine hanya tersenyum.
“sepertinya kalian perlu waktu untuk berdua. Dan aku harus menurunkan hujan di gurun selatan. Jadi aku pikir aku harus ergi.” Zelo tersenyum melihat kedua angel itu yang tengah melepas rindu.
“Baiklah… hati-hati!” Angel lily melepaskan pelukannya dari jasmine dan menatap Zelo. Zelo mengangguk. Dan kemudian sayapnya mengembang. Dengan sekali hentak dia sudah tidak ada.
“kau belum menjawabku .” Angel lily berbalik menoleh ke jasmine setelah kepergian Zelo.
“Maafkan aku.” Jasmin menunduk. Kemudian kedua tangannya menggapai tangan Angel Lily dan mereka saling berpegangan. Kedua mata mereka saling menutup. Sebuah cahaya lemah berpendar di genggaman tangan mereka. Beginilah cara mereka bercerita sesuatu yang rahasia. Tanpa harus berkata, angel Lily mampu merekam memory yang di lakukan Jasmine beberapa waktu silam. Dia melihat kilasan cerita yang dilakukan jasmine.
Tiba-tiba angel Lily tersentak satu langkah ke belakang dan genggaman tangan merekapun terlepas. Terlihat gurat kegalauan di wajah angel Lily yang begitu teduh.
Jasmin kemudian duduk berjongkok di depan angel Lily dengan perasaan bersalah.
“Maafkan aku Angel. Aku tak tau apa yang terjadi padaku. Jika aku bersalah hukumlah aku.” Suara Jasmine gemetar.
Angel lily tak mampu berkata. Dia hanya terdiam dengan perasaan bingung.
“Akulah yang bersalah Jasmine.” Ucapnya kemudian. “maafkan aku…”
Jasmine mendongak kearah angel lily tak percaya. “Kenapa angel berkata begitu?” tatap Jasmine penuh tanda Tanya.
“Waktu itu… aku bertugas ke bumi timur. Di sana musim dingin baru berakhir dan bunga-bunga bermekaran. Kemudian aku melihat sebuah bunga sweet alyssum yang menggantung indah di sebuah tempat  di puncak gunung bersalju. Bunga itu tumbuh sendirian. Bunga itu terlihat bersinar seolah menginginkanku untuk memetiknya.” Angel lily berjalan membelakangi jasmine yang masih duduk berjongkok. Jasmine hanya mendengarkan cerita itu tak mengerti.
“Dengan perasaan Bahagia aku membawanya kembali kelangit. Di sepanjang jalan di surga aku memetik beberapa bunga, yang akhirnya aku menciptanya menjadi Angel sepertiku. Kau tau siapa dia??”
Angel Lily menatap Jasmine. Jasmine akhirnya menyadari itu adalah dirinya.
“itu diriku?” jasmine bangkit berdiri menatap angel lily. Balik bertanya.
“Ya.. itu dirimu sayang. Sekarang kau tau kenapa kau berbeda dengan angel lainnya?” Angel lily mengusap kedua pipi jasmine dengan kedua tangannya. “salah satu bunga penyusunmu berasal dari bumi.karena Itulah kenapa kau memiliki cinta dan bisa menangis. Karena itulah kenapa kau sedikit manusiawi.” Angel lily memejamkan matanya. Seakan dia menahan sesak didadanya.
Jasmine terbelalak tak percaya, dia mengira dirinya murni dari tanaman surga. “Angel…” Jasmine berkata kemudian. “Apakah ini sebuah kesalahan?? Apa aku akan mendapatkan Hukuman dari Alam?” Jasmine menyiratkan kekhawatiran.
“Tidak… kau tak akan dihukum. Jika… kau mampu melakukan sebuah syarat.” Angel Lily menatap jasmine lekat.
“Sebuah syarat? Apa itu??” Jasmine berharap itu bukanlah hal yang berat.
“kau…” Angel Lily menatap Jasmine “harus mencarikan pasangan untuk Himchan.”  Jasmine tersentak. Suara Angel Lily kini serasa mencekik lehernya. ‘tidak..tidak mungkin aku melakukan itu!’ hati jasmine mulai memberontak. Dia tak mampu berkata. Tubuhnya serasa luluh bagai lilin yang mencair.
“Bagaimana… aku… bisa…” lirih Jasmine tercekat. Yang suaranya hampir tak terdengar oleh Angel Lily.
“Pernah kah kau dengar dulu ada Angel bernama Rose. Dia juga bukan Angel murni seperti dirimu. Dia terjebak cinta dengan manusia bernama Jung Daewon. Dia tak mampu melakukannya dan akhirnya dia memilih melebur menjadi Abu. Ku mohon. Jangan lakukan kesalahan seperti Angel Rose.” Angel lily menatap jasmine penuh harap.
Dan jasmine hanya bisa terdiam tak bersuara. Dia mencerna perkataan angel Lily.
---

Sudah hampir dua minggu berlalu sejak kejadian itu. Jasmine tak kuncung datang.  Himchan masih menunggu jasmine. Dan  masih menunggu.
“Kau tak ada kabar sama sekali. Bahkan aku tak menemukan wangimu. Kau ada di mana?” Himchan terduduk lemas di balkon apartemennya. “Taukah kau aku serasa ingin mati tanpamu.” Dia masih menatap langit pagi itu yang sedikit tertutup awan. Gerimis tipis mulai turun. Namun matahari tetap mampu menunjukkan sinarnya.
Semerbak wangi menusuk hidung himchan yang semakin nyata dan nyata. Wangi itu semakin dekat dan dekat. Himchan langsung terlonjak berdiri dan mengamati sekelilingnya. Mencari si pemilik wangi itu.
“Himchan ah… aku di sini.” Sebuah angin berhembus semilir ketika terdengar suara selembut beledu memanggil namanya. Himchan menoleh ke arah suara tersebut. Dia langsung bergerak mendekati bidadari bergaun ungu violet itu dan mendekapnya erat.
“Aku merindukanmu.” Himchan terisak dalam pelukannya.
“Aku juga sangat merindukanmu. Jangan menyiksa dirimu. Aku tak menginginkannya.” Jasmine melepaskan pelukan Himchan dan menatapnya lekat.
“Kau bagai candu, aku sungguh tak bisa hidup tanpamu.”
“Aku tak akan pergi lagi.” Jasmine tersenyum.
Himchan merasa tenang mendengar perkataan Jasmine. Gerimis mulai mereda. Di langit Nampak terlihat sebuah pelangi nan indah tengah bertengger. Himchan mentap pelangi itu sembari tersenyum.
“Lihat pelangi itu sangat indah bukan?” Himchan menunjukkanpelangi itu pada jasmine. “andai saja aku bisa mengunjunginya bersamamu.” Himchan tertawa menyadari imaginasinya yang konyol.
“Mau kah kau ku ajak ke suatu tempat?” jasmine tersenyum sembari mengedipkan mata kanannya gemas.
“Ke mana?” Himchan menatap jasmine penasaran.
“Ikutlah…” jasmine menarik tangan himchan berjalan sedikt ke pinggir balkon apartemennya. Himchan masih tak mengerti.
“injak kedua kakiku.” Jasmine memberi perintah pada himchan yang disambut keterkejutan dan penolakan darinya.
“Ne?? tidak… itu akan menyakitimu.” Himchan menggeleng dan  beranjak pergi, namun jasmine kembali menariknya manja.
“Ayolah…” sebuah senyuman manis keluar dari bibir Jasmine yang membuat himchan tak mampu menolaknya.
“Baiklah aku akan melakukannya.” Himchan mengiyakan dengan sedikit cemberut.
“tunggu sebentar.” Tiba-tiba jasmine teringat sesuatu. Dia mengeluarkan panah dan anak panahnya yang berwarna putih dari balik tangannya. Kemudian tangan kirinya mengangkat busur panah putih itu ke arah langit. Dengan tangkas dia memasangkan anak panahnya. Dia terlihat tegas dan sangat menakjubkan. Himchan hanya mampu membelalakkan matanya menatap apa yang di lakukan Jasmine.
ZZLAAAASSSSSSS!!!
Jasmine menembakkan anak panah itu ke arah pelangi di angkasa. Dan tiba-tiba pelangi itu terlihat lebih indah dan jelas.
“Ayo… sekarang injak kakiku.” Perintah jasmine lagi setelah dia menyembunyikan panahnya di balik tangannya.
Dengan ragu-ragu himchan mulai melepas alas kakinya dan menginjak kedua kaki jasmine yang tanpa memakai alas. “apa yang akan kau lakukan?” Himchan bertanya ragu-ragu. “Apa ini tidak sakit?” Himchan merasa sedikit tidak nyaman.
“sepertinya kau lebih pantas menjadi seorang perempuan dari pada lelaki, kau cerewet sekali.” Jasmine pura-pura sebal.
“Baiklah aku diam.” Ucap himchan sedikit tertawa dan menyilangkan telunjuknya di depan mulutnya. Mengisyaratkan dia akan diam.
“letakkan kedua tanganmu di pundakku.” Jasmine memberi instruksi lagi.
“Seperti ini?” Himchan meletakkan tangannya.
“Ya…” jasmine tersenyum, “sudah siap?”
“Siap untuk apa??” Himchan tak mengerti.
“Tutup matamu atau kau akan tau akibatnya.” Jasmine meletakkan tangannya di pinggang himchan.
“Ahhh kau pintar sekali mengancamku eoh?” Himchan terlihat semakin penasaran. Sampai akhirnya dia memejamkan matanya daaaan….
ZLLLAAAAAAAAPPP
Jasmine membuka sayapnya dan membawa himchan melesat terbang ke angkasa.
“apa yang kau lakukan? Kenapa aku merasa dingin?” Himchan masih menutup mata.
“Jangan membuka mata!” Jasmine memberi perintah. Namun karena perintah jasmine ini, Himchan malah merasa semakin penasaran. Hingga akhirnya dia mulai membuka matanya perlahan. Dia mengarahkan pandangannya….
“HYAAAA    UUMMMMAAAAAAAA   ANDWAEEEEEE!!!! TURUNKAN    AKU  JEBAL!!” himchan berteriak histeris ketika mengetahui jasmine mengajaknya terbang. Dia beralih memeluk Jasmine erat.
Jasmine hanya tertawa melihat Himchan yang ketakutan.
“JEBAAAL TURUNKAAN AKUU!!!” Himchan masih berteriak Histeris. “YYYAAA APPAAA TOLONG AKU APPAAA, UMMAAAA!!! ANDWAEEEE HYYAAAAA ”
Teriakan Himchan semakin membuat  jasmine tertawa. Sayap putih bak mutiara itu masih mengepak indah di angkasa. Suara teriakan Himchan dan tawa Jasmine yang menyatu menjadi sebuah simphoni langit yang begitu aneh.
Akhirnya… Jasmine menginjakkan kakinya dan menangkupkan sayapnya. “Sudah… bukalah matamu…” terdengar nafas himchan yang memburu. Detak jantungnya seakan berhenti karena terlalu cepatnya berdetak. Dia sangat ketakutan.
Dengan perlahan Himchan melepaskan pelukannya dan turun dari kaki Jasmine. Wajahnya terlihat pucat.
“apa kau baik-baik saja?” jasmine bertanya sembari mengusap kedua pipi Himchan.
“Apa aku terlihat baik-baik saja??” himchan terlihat lemas. “Aku hampir mati.”
Tawa jasmine terdengar begitu merdu bak suara nyanyian bidadari di pagi hari. Sejenak dia lupa kalau Jasmine memanglah bidadari.
“Kau begitu kejam!” Himchan mengerucutka bibirnya.
“Sekarang lihatlah kita ada di mana?” jasmine mengedipkan matanya sembari tersenyum kepada himchan.
Himchan kemudian mulai mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Kosong tidak ada apapun. hanya kabut-kabut tipis di sekitarnya. Kemudian dia melihat ke arah lain.
“HYAAAA APA ITU DI SANA???”
“Itu daratan tempat tinggal manusia sepertimu.” Jasmine mengangguk.
“MWOOOO???” Himchan terkejut. Wajahnya kembali memucat.
“Jangan takut… aku takkan membiarkanmu terjatuh.” Jasmine menenangkan himchan. “Coba sekarang lihatlah, apa yang kau pijak?” jasmine kembali tersenyum misterius. Wajah himchan semakin memucat. Takut menebak apa yang kini di pijaknya.
TBC