FF It’s Cold 2
Author : Yonggyu90
Genre : Fantasy
Main Cast : Kim Himchan B.A.P , Jasmine (OC/Reader) & Zelo B.A.P
Supporting Cast : B.A.P
Length : Continuous
Rate : 13+
Note :
·
nama-nama tumbuhan (sweet alyssum, aconite,wisteria,
pohon yew, dll) di dalam FF ini bukanlah rekayasa saya, melainkan itu adalah
nyata, hasil dari ciptaan Tuhan YME. Silahkan searching di National
Geographic.^^
·
Yang meminta B.A.P lainya
di banyakin, mianhae. Di sini sudah jelas Main castnya Himchan dan Zelo^^ jadi
member lainnya hanya pemeran pembantu (cameo) saja.^^
FF Gaje
ini hanya untuk mereka yang mau membacanya, bagi yang tak suka mohon jangan
bash. Ini murni dari otak saya yang juga gaje overload =D bagi yang tak
berminat boleh mengabaikannya.^^ dan yang menyukainya mohon Like & Comment
ne^^ biar saya tau ini FF layak atau tidak J
Chapter 2
Zlasssss….
Zelo
melompat dari satu pohon ke pohon lain. Dia terbang lebih tinggi ke langit dan
mengedarkan pandangannya ke hutan oak di bawahnya. Tangan kanannya membuka
perlahan. Zlap.. Dengan sekejap mata, dia telah menggenggam sebuah anak panah.
Tidak dia hanya mempawa busur panah ke manapun dia pergi. Dan hanya dengan
membuka tangan kanannya dia akan mendapatkan anak panah.
Tangan
kirinya yang memegang busur terangkat membentuk garis horizontal. Tegas.
Perlahan tangan kanannya memasangkan anak panah dan siap melepaskannya.
Sayapnya yang putih bersih mengembang menahannya tetap berada di udara.
CCLLAAAAASSSSHHH!!!
Dia
menembakkan panahnya kea rah hutan oak yang mulai mongering di bawahnya. Dia
menyunggingkan senyum kepuasaan.
“Bersemilah.”
Gumamnya.
Kemudian
tangan kanannya memegang dadanya dan memejamkan mata. ‘Jasmine tugasku telah
selesai hari ini, datanglah ke hutan arah jam tujuh.’ Kemudian dia membuka
matanya. Ya.. seperti inilah cara mereka berkomunikasi dari jauh. Hanya dengan
telepati mereka akan terhubung.
###
Terlihat Jasmine tengah mengarahkan panahnya dari atas
atap gedung bertingkat nan tinggi.
Claaaasss…
Panah
putih itu melesat cepat mengenai seorang lelaki dan perempuan tak jauh dari
tempatnya berdiri. Terdengar suara lonceng di telinga kanannya. Itu tanda ada
sebuah telepati yang tengah terhubung. Dia memegang dadanya dan memejamkan
matanya sesaat , sebelum akhirnya melesat pergi.
Sebuah
kaki telanjang tanpa alas menapak di atas rumput perlahan dan berjalan
mendekati sesosok yang sangat rupawan. Rambutnya yang keperakan dan kulitnya
yang putih semakin terlihat bak mutiara ketika terkena cahaya senja. Kaki
jenjang itu berhenti dua langkah di belakangnya.
“Zelo…
aku…”
“Aku
juga sedang berpikir. Ini mustahil.”
“Dia
benar-benar bisa melihatku, bahkan dia bisa mencium kedatangnku.”
“Apa
aku melakukan kesalahan?? Akan kah aku akan menjadi abu?” Jasmine terlihat
khawatir.
“Tenanglah…
kau akan baik-baik saja.” Zelo menenangkan.
Jasmine
hanya mengangguk.
“Aku
akan mencari tau apa yang terjadi padamu.” Zelo menguatkan Jasmin, tiba-tiba
Zelo tersentak dan memejamkan matanya, “aku harus pergi, sepertinya terjadi
kecerobohan manusia di hutan timur.”
“baiklah…”
Jasmin tersenyum. Zelo membuka sayapnya dan menghentak melesat pergi ke arah
timur. Kepergiannya terlihat seperti kilat di malam hari. Namun kilat itu
berwarna ungu tidak biru ataupun merah.
Tiba-tiba
jasmine juga merasakan sesuatu yang aneh. Instingnya mengatakan dia harus
kembali ke kota.
“Ada sesuatu yang memanggilku.”
Jasmine memegang dadanya.Dengan sekali hentak dia telah melesat menghilang dari
tempat itu.
---
Himchan
terlihat memegangi kedua bulu putih yang dia temukan kemarin dan
mengusap-usapnya. Dia terkejut ketika hidungnya menangkap bau harum semerbak
semakin mendekatinya. Bau itu semakin kuat. Kuat. Dan menguat.
Angin
berhembus semilir bersamaan dengan terdengarnya sebuah suara yang sangat
lembut. “Apa yang kau lakukan???”
Suara
indah itu mengagetkan Himchan yang tengah berfikir.
“Ke…ke…ke…napa
kau datang??” Himchan masih terlihat shock.
“Aku
tak tau, instingku berkata aku harus datang ke sini,” Jasmine terlihat bingung,
namun tidak menghapus gurat senyum di bibir mungilnya. “Apa itu bulu dari
sayapku?” mata jasmine tertuju pada tangan Himchan.
“ahh
mungkin,” Himchan tergagap.
Jasmine
berjalan mendekati Himchan, “kenapa kau memanggilku??”
“Memanggilmu??”
Himchan masih tak mengerti. “Aku tak memanggilmu.”
“Kau
telah memanggilku.” Jasmin menegaskan kepada himchan. Senyumnya selalu
mengembang dibibir mungilnya. Himchan merasa seolah-olah dia benar-benar sudah
tak waras. Semua aliran darahnya terasa terhenti. Otaknya tak singkron dengan
keadaannya saat ini.
“hhh…hhh…hhh….”
Tiba-tiba Himchan nafasnya tersengal dan dia memegangi arah dadanya. Jasmin
menatapnya panic.
“kenapa
denganmu???” jasmine dengan gesit bergerak menahan tubuh Himchan yang hampir
terjatuh.
Himchan
tak bisa menjawab. Jasmine membaringkan himchan di lantai. Dia berjongkok,
kedua tangannya memegang wajah himchan yang matanya tengah terpejam dan masih
tersengal. Perlahan dia meniup kedua mata Himchan lembut. 10 detik… 1 menit…
dan akhirnya Himchan membuka matanya.
Dia
menatap sesosok makhluk cantik di depannya yang tengah tersenyum padanya. Mata
biru kehitaman bak permata makenun yang meneduhkan itu menatapnya lekat. Garis
alisnya yang membentuk bulan sabit menambah indah wajah makhluk itu. Bulu mata
nan lebat, menambah kesan anggun ketika dia mengerjap. Sempurna. Itulah kata
yang tepat untuknya.
“Apa
kau sudah lebih baik???”
Mendengar
itu Himchan hanya bisa terdiam. Dan tetap menatap makhluk itu lekat. Jarak di
antara mereka tak kurang dari satu jengkal tangan saja. Perlahan jasmine
melepaskan tangannya dan menarik tubuhnya menjauh.
Himchan side
Ada apa
denganku??? Kenapa tadi tiba-tiba aku tak bisa bernafas??? Jantungku terasa
berdetak lebih cepat dari biasanya dan seakan lepas. Apa aku sakit??? Kenapa
aku tak bisa berkata?? Seakan aku lumpuh. Nyatanya aku masih normal.
Tangan
halus nan lembut seperti kapas itu mengusap kedua pipiku. Seakan aliran darahku
berhenti. Aku seperti tersengat listrik ribuan volt. Kami begitu dekat, aku
menatap wajah sempurna itu tanpa berkedip. Tidak, bukan karena aku ingin
menatapnya lebih lama. Tapi aku merasa karena otakku masih dalam fase error.
Mungkin. Apakah aku kini telah mati?? Tidak. Aku bahkan masih bernafas. Dengan
sisa tenagaku, aku bangkit berusaha duduk menghadapnya.
“Gomawoseo!”
ucapku kemudian. Ya… hanya itu yang aku ucapkan. Otakku masih belum begitu
pulih.
Jasmine
tersenyum lagi, “aku harus pergi.” Dia berkata seraya berdiri berjalan ke arah
balkon. Aku menatapnya ketika dia mengembangkan sayapnya dan pergi. Sebuah
kilat putih menyilaukan mengiringi kepergiannya.
“Apa
ini hanya mimpi?” aku menepuk pipiku keras. Aku sedikit meringis karena
tamparanku begitu menyakitkan diriku sendiri.
“Aku
harus bertemu Daehyun hari ini.” Anehnya, setelah kepergiannya tenagaku pulih
seperti semula. Aku bergegas mengambil jaket dan keluar apartemen.
Himchan side end
“dari
mana kau mendapatkannya?” tampak wajah Daehyun menyiratkan keterkejutan.
“hyung… ini…” kata-kata Daehyun terputus.
“Yaa…
itu bukan bulu unggas. Jebal. Aku hanya bercerita padamu.” Himchan mengambil
kursi di Depan Daehyun. “Bahkan Yongguk hyung, Youngjae dan Jongup tak percaya
padaku.” Himchan tersenyum pahit.
“Kakek
pernah bercerita padaku. Aku mempercayaimu.” Daehyun terlihat berjalan ke arah
rak bukunya. Dan mengambil sebuah buku usang kecoklatan. Dia kembali duduk di
depan Himchan seraya membuka lembar demi lembar buku itu.
“Apakah
suaranya terdengar seperti semilir angin?” Daehyun menyipitkan matanya.
“Bahkan
lebih indah dari pada itu.” Himchan
menatap Daehyun serius.
Daehyun
menghentikan kegiatannya membuka buku itu, “Hyung… coba baca ini.” Daehyun
menunjukkan sebuah artikel yang tertulis dalam buku itu.
“buku
apa ini?? Kelihatannya sudah tua?” Himchan menerima buku dari Daehyun yang
tengah terbuka.
“Sudahlah,
sebaiknya kau membacanya eo.”
“ Dia adalah angel yang menebar
cinta. Di sini tertulis manusia tak mampu melihatnya. Hanya orang yang akan
mendapatkan cinta yang mampu mencium kehadirannya. Namun itu hanya
samar-samar.” Himchan menatap daehyun. Kemudian dia melanjutkan lagi. “meskipun
dia peri cinta, dia tak dapat merasakan cinta itu sendiri. Karena makhluk itu
adalah makhluk immortal. Yang mampu hidup abadi.” Himchan membuka lembaran
berikutnya, “Dia akan musnah menjadi abu, ketika dia melakukan sebuah kesalahan
fatal.”
Himchan
masih tak percaya dengan apa yang dia baca. “Tapi aku bisa melihatnya, aku bisa
mencium baunya meskipun itu berjarak 500 meter. Aku bisa merasakan
kedatangannya.” Himchan menutup buku itu dan meletakkan di meja, secara paksa.
“bahkan aku pernah di sentuhnya. Dan buktinya aku membawa dua bulu ini padamu.”
“aku
mengerti hyung…. tapi ini sangat aneh. Manusia tak akan mampu melihat angel.”
“entahlah…
aku sendiri tak percaya.” Himchan terlihat frustasi. “tadi dadaku sempat terasa
sesak, aku sulit bernafas. Detak jantungku tak beraturan. Berdegub seperti ini
GUB GUB GUB GUB GUB cepat sekali,” Himchan mempraktekan , “Padahal kemarin aku tak merasakan apa pun.” Himchan
kemudian menggeleng.
“aishhhh
seperti tanda orang jatuh cinta saja.” Daehyun tertawa.
“Hyaaa
aku serius.” Himchan memukul kepala daehyun pelan. “Memangnya aku jatuh cinta
sama siapa?? Aku hampir mati tau.”
“taulah…
aku bukan paranormal.” Jawab daehyun enteng sembari menenggak softdrink kaleng
di depannya.
“Assshhh,
dia begitu sempurna Daehyun ah…” Himchan menerawang jauh.
“Araseo!
Namanya juga Angel.”
“kau
percaya padaku kan? Kenapa jawabanmu begitu sinis eoh??”
“Yaaa
aku harus jawab bagaimana lagi?? Aishhh jinja???”
“lebih
baik aku pulang!” Himchan sensi dan meninggalkan Daehyun sendirian.
“Ccchhh…
kenapa pria itu? apa dia sedang PMS??” Daehyun tertawa sendiri.
---
Himchan
side
Huffhhh
ini benar-benar membuatku gila. Aku serasa hidup di dalam sebuah novel.
Kutendang-tendangkan kakiku ketika berjalan menyusuri jalanan kota nan lengang.
Tiba-tiba aku merasa jantungku sangat sakit. Tidak. Tidak seperti saat itu
ketika dia menemuiku. ini sakit. Benar-benar sakit.
SREKKK
BRUGH!
Aku
terjatuh, nafasku memburu.
TBC^^