Four foolish
singles 8
Author
: Yonggyu90
Main
Cast : B.A.P
Park Minri
Park Jaehee
Choi Jihye
Park Yura
Length : Continuous
Genre : Friendship and etc.
Rate : 13+
note : Bnayak typo dan semakin gaje xD
Chapter 8
Pagi ini aura di SMA TS sungguh
berbeda. Sedari pagi Park twins dan sepupunya Yura merasa kurang semangat di
kelasnya. Jaehee yang mempunyai rutinitas wajib untuk membuat pulau liliput di
bukunya pun hari itu tidak merasa mengantuk dan tak bernafsu untuk menutup
matanya. Minri yang biasanya Heboh dengan buku xxx nya yang sampai membuat
bibirnya dower dan bola matanya hendak melompat dari sarangnya pun kini enggan membaca
buku itu dan hanya memain-mainkannya di atas meja. Begitu juga dengan Yura. Dia
yang selalu paranoid dan selalu mengecek rambut dan pipinya itu kini juga tak
bernafsu mengangkat cermin yang kini dipegangnya. Dia pun hanya menopang
kepalanya dengan tangan kirinya.
“Ayo ke kantin saja,” Minri
memberikan usul malas.
“Cha… aku juga tak ada gairah sama
sekali.” Yura menyetujui. Mereka kemudian menatap jaehee yang tak bergeming
dari duduknya.
“Kau mau ikut tidak?” Tanya Minri
kepada kembarannya itu.
“Sebentar… ntah mengapa firasatku
tak enak hari ini.” jawab jaehee sembari melepas headset ipodnya dan memasukkan
ke saku blazer almamaternya seraya berdiri.
“Aku juga merasa begitu.” Jawab Yura
ikut berdiri mengikuti Jaehee.
“Sama.” Sambung minri tanpa
semangat.
Mereka bertiga pun berjalan
beriringan seperti ikan teri di lautan yang takut terjaring. Di wajah mereka
terlihat tak ada gairah hidup sama sekali.
“EONNIE-YA!!!!” Jihye mengayuh
skateboardnya semakin cepat ketika mendapati Park twins dan Yura sepupunya
berjalan di koridor. Park Family yang dalam keadan tak connect itu tak ada yang
mendengar teriakan membahana Jihye.
“EONNIE-YA!!!”
BRUGHHHH!!!!
Jihye akhirnya menabrak mereka
karena tak mampu mengerem skateboardnya yang dia kayuh secepat the flash.
“YAKKK!” Park Family tersungkur.
Jihye terjatuh di atas punggung Yura. Dan nahas bagi Yura yang kini terlihat
seperti keripik singkong karena dihantam keras tubuh Jihye.
“Mian eonnies…” jihye buru-buru
berdiri. “Ini gawat!!! Ini sangat gawat.” Jihye berkata dengan mata
berkilat-kilat meyakinkan. Seolah-olah dia dikejar ikan lele di samudra
pasifik.
“Waegurae…??” Tanya jaehee yang
berdiri sembari merapikan rambut kuncir kudanya.
“Gawat eonnie!” Jihye tak mampu
melanjutkan kata-katanya. Sembari bertingkah seolah-olah dia tengah bermain
drama Upik Abu kejepit pintu. Hanya memberikan tatapan Shock dan mulut seolah
terganjal oleh kraby patty Spongebob. Begitu dramatis dan histeris.
“Yak waeyo???” kini giliran Minri
yang penasaran melihat sepupu jauhnya ini ketakutan.
“Katakan padaku Jihye-ah! Katakan
waegurae???” jaehee mengguncang-guncangkan tubuh Jihye penuh nafsu.
“Apa kau diapa-apakan si kriting
tiang listrik itu?” Yura yang tadi sempat syok tertimpa tubuh Jihye kini sudah
berdiri tegap dan ikut mengguncang-guncangkan tubuh Jihye.
“Apa si Oon Upie itu yang
melukaimu?” giliran Minri merebut pundak Jihye dari tangan Yura dan
diguncang-guncangkannya penuh nafsu menggebu-gebu.
“Jangan katakan itu Youngjae si
Genius psychopat itu?” jaehee menarik jihye dan diguncang-guncangkan lagi.
Sedang Jihye yang mengalami perlakuan asusila itu kini mulai mengalami
kejang-kejang, serangan jantung, gangguan kehamilan dan janin.
“YAKKKK!!! Kenapa otak kalian ini
Oon sekali eoh???” jihye kini mulai mengalami transformasi. Dari yang awalnya
mengalami gejala-gejala kejang-kejang, serangan jantung kini berubahmenjadi nyi
Blorong terkena wasir.
Park Famili hanya mampu melongo
menatap si kecil Jihye kini berani membentak dan berteriak.
“Ahss… mian Eonnies, aku tak berniat
begitu. Hanya saja ini gawat sekali.” Jihye mulai merayu Park Family. “Kang
Seonsangnim memanggil kita berempat ke ruang penertiban!” Jihye melolong pilu.
“MWO????” Park Family berteriak
bersamaan.
Jihye hanya mengangguk tak mampu
berkata sepatah kata pun.
“Apa karena kita mengintip Gikwang
sunbae berenang kemarin?” Tanya Minri teringat kejadian kemarin sore waktu
siswa kelas akhir sedang berenang. Dan tentu saja park Family yang otaknya
sedikit ngeres dan di bawah standart itu mencoba mengambil foto ketika Gikwang
sang siswa kelas akhir yang mempunyai tubuh seksi dengan ABS yang berbentuk
seperti sawah yang berpetak-petak(?) itu berenang dan berbasah-basahan.
Semua menengadahkan kepalanya ke
atas mengingat kejadian itu seraya berkedip-kedip tak tahan(?)
“Aniya…” Yura menggeleng-gelengkan
kepalanya penuh nafsu, berusaha melupakan kejadian itu. “Aku pikir…. Karena
kita telah mencuri kaos olahraga Nichkun sunbae.” Yura menimpali mengingatkan
mereka akan kejadian seminggu yang lalu di mana Nichkun sang atlet maraton
putra yang kini duduk di kelas akhir berada di kamar ganti yang bersebelahan
dengan toilet. Tanpa sengaja kala itu Minri yang baru mencuci muka menjatuhkan
handuknya dekat pintu ruang ganti. Dan tanpa minri sadari, dia telah salah
mengambil handuk yang ternyata baju nichkun yang terjatuh. Dan jadilah Nichkun
sunbae keluar ruang ganti hanya memakai celana boxer. Dan bencana di TS high
scool pun terjadi.
Semua siswi TS high school pingsan
saat itu juga karena tak kuat melihat petak-petak dada Nichkun sunbae yang
mirip perumahan di kuningan. Dan tentu saja penebab semua ini adalah Minri.
“aku rasa bukan.” Jaehee mengibaskan
rambut kuncir kudanya dengan pede bak iklan shampoo kucing. Dan kini semua mata
tertuju pada Jaehee. Jihye menatap Jaehee penuh rasa ingin tahu. “Aku rasa…
Kang seonsangnim memanggil kita ke ruang penertiban karenaaaa…..” Jaehee tak
melanjutkan kata-katanya. Tatapannya menerawang jauh. Membuat
saudari-saudarinya semakin ketakutan.
“karena apa eonnie?” jihye penuh
rasa ingin tahu. Jaehee menatap Jihye sesaat sebelum dia akhirnya melanjutkan
kalimatnya.
“karenaaaa…… aku tak tau karena
apa.” -_-
DOENKKKK!!! Yura, Minri dan Jihye
yang berada di sana pun terjengkang seperti di pelem-pelem horror.
PLETAKKK!!! Sebuah jitakan mendarat
mulus di kepala Jaehee dari Minri.
“Yaaa… kau tau telingaku ini aku
fungsikan untuk apa?”
“Yaakk appo…” Jaehee cemberut. “Aku
memang benar-benar tak tau.” Jawab jaehee polos.
“Sudahlah… ayo kita ke sana
sekarang. Apa pun yang terjadi kita akan menghadapinya bersama.” Yura beraksi
layaknya sailormoon hendak makan Kimchi.
Dengan langkah lunglai ke empat
Yeoja yang notabene adalah Yeoja terabsurd sepanjang masa yang harus
dilestarikan menurut MUI *loh* berjalan menuju ruang penertiban yang terlihat
sangat menyeramkan bak hotel berbintang. Pintu tua yang terpajang tulisan
“PENERTIBAN” membuat nyali mereka menciut ketika berada didepannya.
Dengan tanpa di kode, Jaehee, Yura
dan Jihye mendorong Minri agar berada di depan dan mengetuk pintu ruang hidup
dan mati itu. Minri yang merasa terpojok hanya bisa mengangkat kedua tangannya
berdoa kepada Tuhan pasrah akan apa yang akan terjadi pada mereka nanti.
“cepatlah!” Jihye mendorong minri
lebih mendekati pintu lagi.
“Yak kalian ini! kenapa musti aku
yang mengetuk pintu?” Minri sedikit protes.
“karena kau yang paling tua.” Jawab
Yura sembari mendorong sedikit Minri. Jaehee mengangguk mantap menyetujui Yura.
“Yak Jaehee dan aku berumr sama.”
Minri masih tetap protes.
“Ani….!!! Kau lebih tua 10 menit.”
Jaehee memberikan tekanan pada kata 10 menit agar minri mengalah.
“Aishhhh…. Dasar!” Minri menggeram
seraya mendekati pintu pelan-pelan. Tangannya mulai mengepal dan berayun ke
atas.
Namun ketika minri hendak
menyetuhkan kepalan tangannya kepintu suara seseorang yang berada di dalam
ruangan mengejutkan dan menghentikan niat Minri.
“Apa itu kalian?” sebuah suara yang
jauh dari kata merdu. Yang terdengar seperti suara ayam kehausan menggelegar
membuat bulu kuduk keempat Yeoja itu meremang. Horror.
“yy..yy…yeee Kang seonsangnim.”
Minri menjawab ragu-ragu.
“Masuklah atau….”
GRUDUUKKKKK!!!
Belum sempat Kang seonsangnim melanjutkan
kalimatnya keempat yeoja itu sudah menyerobot masuk takut-takut tak mau
mendengarkan penuturan kang Seonsangnim lebih jauh.
Dan tanpa diberi komando mereka
langsung berbaris layaknya tahanan perang pada masa Homosapiens(?).
Tatapan tajam Kang seonsangnim
membuat nyali keempat Yeoja itu menciut.
“Kalian tau ada apa kalian aku
panggil kemari?” Tanya kang seonsangnim menyelidik.
“Animnida seonsangnim.” Jawab mereka
serempak.
“Eoh… jadi kalian tak tau???” Kang
Seonsangnim yang sedari tadi duduk disinggasananya mulai berdiri dan mengambil
tongkat. Melihat hal itu keempat yeoja itu menutup kedua matanya. Menebak apa
yang akan dilakukan guru tambun itu.
“Ya ya… kenapa kalian menutup mata?”
Kang seonsangnim menoyor kepala mereka satu persatu dengan tongkatnya. “Memangnya
aku mau mencium kalian? Aku tau aku ini ganteng maksimal jadi wajar kalai kalian
menyukaiku. Tapi setidakknya sadarlah kalau aku ini guru kalian. Maaf aku tak
menyukai gadis kecil seperti kalian. Karena aku menyukai gadis dewasa yang
cantik maksimal.” Dengan pedenya Kang seonsangnim berceloteh panjang kali lebar
kali tinggi kali miring.
Park family yang shock mendengar
penuturan guru bahasanya itu langsung memeperlihatkan gejala-gejala
kejang-kejang, asma, serangan jantung.
“Yah seonsangnim kirain mau mukul
kita.” Yura yang begitu polos membuka suara.
“memukul? Lha wong tongkat ini mau
aku pake buat garuk punggung.”
GRODAKKKK!!!! Dan langit pun runtuh
seketika.
“Ini mana yang Park Minri mana Park
Jaehee?” Tanya kang seonsangnim sembari mendekati Park Twins menatap
bergantian.
“saya Saem.” Jawab Minri dan Jaehee
serempak.
Kang seonsangnim menahan gejolak
hatinya untuk memuncratkan air liurnya karena ingin memaki habis-habisan.
“Sekali lagi… mana yang Park Minri
mana yang Park Jaehee??”
“Saya saem.” Jawab park twins
serempak lagi tanpa diduga.
“Assss…. Jinja???? Demi keseimbangan
langit dan bumi…. Tolong jangan buat aku marah-marah hari ini sehingga membuat
kadar ketampananku menurun.” Kang seonsangnim berlutut membelakangi Park family
sembari berdoa.
“hmfthfhftttfhhhamndyfyyyhhhtt….”
Park family menahan tawanya hingga mendengking-dengking bak semut kesedak biji
salak mendengar doa kang seonsangnim yang terdengar sangat mengerikan.
“Yakkk…. Apa?” kang seonsangnim
masih terlihat datar tanpa ekspresi sembari merapikan rambutnya. Dengan
serentak mereka terdiam.
“Apa kau yang bernama Park Minri?”
Tanya kang seonsangnim menghadap jaehee.
“Bukan Saem, aku lebih cantik dari
minri.” Jaehee menegaskan. Minri yang mendengar itu terlihat tak perduli.
Memangnya siapa juga yang perduli. Sudah jelas wajah mereka mirip. Identik. Hanya
orang yang bermata jeli yang mampu membedakan mana minri mana Jaehee. yaaa
mungkin B.A.P gank termasuk orang yang jeli itu. tapi kalau lebih di
perhatikan, Minri lebih tinggi 1cm, jaehee lebih kurus 1 kilo.
“Ya… apa kau bercanda? bahkan kalian
sama jeleknya. Tak ada yang cantik.” Kang seonsangnim menahan tawa. “Eoh… aku
baru tau sekarang. Jaehee yang selalu berkuncir kuda, Minri yang selalu pake
bandana?” Kang seonsangnim melompat kegirangan karena mampu melegalkan
penelitiannya di depan public.
Park Family hanya cengo. Melihat
tingkah gurunya yang berada di bawah rata-rata.
“Baiklah…. Berhubung aku akan ada
janji Blind date maka aku akan segera mengatakannya.”
“Saem mau blind date?” Tanya Jihye
polos. Dan secepat kilat Kang seonsangnim menutup mulutnya dengan kedua
tangannya. Sudah bisa di tebak, dia kelepasan membeberkan aib percintaannya.
“assshhh lupakan. Baiklah… aku akan
membacakan pengumnan yang sangat urgent. Jadi tolong dengarkan baik-baik.” Kang
seonsangnim kemudian membacakan pengumuman dari gulungan kertas keramatnya.
“Mwoooo??? Jinjayo seonsangnim? Aku
tak mau.” Jaehee histeris.
“yaa… park jaehee, kau harus mau.”
Jaehee kemudian teringat kejadian 2
tahun lalu waktu dia berada di tingkat akhir middle school. Dia mewakili
sekolahnya untuk mengikuti lomba menari 9 tambur. Semua mata terpana melihat
aksi jaehee yang mengenakan hanbok Hijau muda dengan aksen kekuningan yang
sangat anggun namun tak terlihat pucat memukuli 9 tambur dengan sangat
gemulai(?) semua berdecak kagum melihatnya.
Namun sesuatu yang tak diinginkan
terjadi. Jaehee terlalu bersemangat dan memukuli tamburnya dengan penuh nafsu
sehingga dia lupa akan segalanya, dia lupa akan semua dan di mana dia kini
berada.
DUAGHHH!!!! PLOKKKKK!!!
Pemukul yang berada di tangan
kirinya terlepas, terpelanting menjauh dan tepat mengenai kepala salah satu
Juri. Dan sudah pasti jaehee didiskualifikasi.
“Andwaeee…. Aku tak mau!!!” jaehee
semakin histeris.
“Aku juga tak mau!” minri ikut
berkata.
“Yaa… kenapa kau ikut tak mau park
minri?”
“Aku juga tak mau.” Yura ikut
nimbrung.
“A… aku…_”
“Kalian harus mau, kalau tidak.
Jangan harap kalian bisa naik kelas.” Ucap seonsangnim memutus kalimat Jihye.
“MWO????” teriak park Family semakin
histeris. Dan Kang Seonsangnim pun tersenyum ala Nyi Cemplon.
Di sudut lain, seorang namja tengah
memainkan sebuah Jjanggu dengan lihainya. Matanya menutup menikmati alunan
Jjanggu yang dia mainkan. Kepalanya mengangguk-angguk mengikuti hentakan
Jjanggu yang dia pukuli.
Lima lainnya hanya menatap tak
bergairah. Karena merasa kelelahan Himchan menghentikan permainan Jjanggunya
dan ikut bengong menopang kepalanya.
“Hyung… apa kalian bisa membedakan
mana Minri noona mana Jaehee noona?” Tanya Jongup sembari mencolek Yongguk yang
duduk di jendela menatap entah kemana.
“Tentu saja. Aku tau betul mana Minri
mana jaehee. yang jelas Minri itu lebih terlihat cantik dari jaehee.” Yongguk
berapi-api, namun kemudian dia dengan cepat-cepat meralat perkataannya ketika
lima pasang mata memberikan death glare ke arahnya. “ya…ya… ya meskipun
sebenarnya mereka jelek maksudku.” Yongguk gugup tak karuan.
“Yaa… Jaehee itu lebih cantik. Apa
kau tak melihat dia begitu mempesona?” Himchan tiba-tiba membeberkan argumennya
dan sedikit berteriak kea rah Yongguk. Dan lagi-lagi, lima pasang mata beralih
memberikan death glare ke arahnya.
“Ani… ani… Minri itu lebih anggun.”
Yongguk menggeleng tak setuju dengan pernyataan himchan.
“Jaehee lebih mempesona, bisa kau
lihat matanya memancarkan keteduhan.” Himchan mendongakkan kepalannya menatap
langit-langit ruangan itu membayangkan wajah jaehee seperti di tipi-tipi.
Yongguk terkesiap. Empat namja lain
hanya memandang Himchan dan Yongguk bergantian ketika berargumen.
“Minri itu lebih seksi.”
“Jaehee yang lebih seksi.”
Disaat Himchan dan Yongguk terus
beradu argument, empat namja lainnya saling berbisik.
“Yak hyung… kenapa dengan mereka?”
Tanya Zelo kepada Daehyun yang terus mengikuti pertandingan adu mulut antara
Yongguk dan Himchan.
“Molla, aku pikir mereka ikut
tertular Park twins yang gila itu.” jawab Daehyun asal.
“Hyung bukankah Park Twins itu sama
ya? Aku saja tak tau siapa mereka jika tidak melihat kuncirnya.” Tanya Jongup
kepada Youngjae.
“Eoh, aku juga heran. Kenapa
Hyungnim dua itu saling berdebat mana yang seksi dan cantik? Bukankah mereka
sama?” Youngjae balik bertanya tanpa mengalihkan matanya dari Himchan dan
Yongguk yang terus bersahut-sahutan bagai burung kakak tua di pasar senen.
“Aku rasa hyungnim menyukai park
Twins.” Zelo berkata sontak mengejutkan yang lainnya. Himchan dan Yongguk yang
sudah mulai colek-colekan pun mengalihkan pandangannya ke Zelo.
“AKU TIDAK MENYUKAINYA!” teriak
Himchan dan Yongguk bersamaan mengejutkan empat ekor namja yang lain. Hening.
“Kenapa ekspresi kalian begitu?”
Youngjae membuka suara.
“kalau tak menyukainya kenapa kalian
berdebat?” Jongup ikut membuka suara.
“mana saling berteriak. Bilang Minri
seksi, jaehee penuh pesona bla bla bla.” Zelo mengekspresikan Himchan dan
Yongguk ketika beradu argument.
“asal kalian tahu ya… menurutku,
yang seksi itu Park Yura. Kau tau dia begitu… ahhh… cantik.” Daehyun membuka
suara dan langsung mendapat death glare dari 5 ekor namja lain.
“YANG CANTIK DAN SEKSI ITU JIHYE
KU!!!” teriak Jongup, Zelo dan Youngjae bersamaan.
Sadar dirinya dalam bahaya, Daehyun
langsung mengalihkan perhatian.
“Ya… bukankah kita harus latihan
sekarang?” daehyun mencoba mengalihkan perhatian.
“Eoh… benar juga, ya sudah kita
latihan dulu.” Kata Youngjae yang kemudian membubarkan pasar ikan itu.
===
Jam pelajaran usai lebih cepat kala
itu, mereka pulang sedikit lebih siang.
“Jaehee ah… ireona!” Yura yang duduk
sebangku dengan Jaehee membangunkan Jaehee dengan memencet hidung Jaehee.
Merasa tak bisa bernafas Jaehee
terbangun. Dan menggeliat.
“Hoahm… wae? Bukankah ini masih jam
3?” Jaehee melihat arloji di tangan kirinya sekilas.
Yura hanya menatap Jaehee prihatin.
Jaehee kemudian tersadar teman-teman di kelasnya sudah habis.
“Eoh? Sudah pulang?” jaehee
membelalakkan matanya. “terus eonnieku di mana?”
“Ke kamar mandi. Kita di suruh
menunggunya di depan kelas.” Yura menjawab sambil menatap dirinya di cermin
kecil sembari merapikan rambut ponnitailnya.
Mereka berdua pun beranjak pergi ke
bangku di depan kelas untuk menunggu minri. Jaehee masih terlihat mengantuk dan
sesekali menguap. Sedangkan Yura masih menikmati dirinya di dalam cermin kecil
sambil sesekali tersenyum-senyum gak jelas apa maksudnya.
Dari Koridor seberang terlihat Jihye
tengah mengayuh skateboardnya kea rah Jaehee dan yura yang tengah berbengong
ria menunggu minri di depan kelasnya.
“Eonnie… aku mau latihan basket!
Nanti kalau appa mencariku bilang saja aku sedang di sekolah.” Jihye berkata
sambil terus mengayuh skateboardnya melewati Jaehee dan Yura. Keduanya hanya
terbengong.
“YAKKK AWASSSSSS!!!!” pekik jaehee
dan Yura serempak seolah melihat tragedy penyembelihan ikan teri. Histeris.
DUAGHHHH!!!!! Namun apa daya…
teriakan itu tak mampu mengerem Jihye yang dengan bernafsu mengayuh
skateboardnya sehingga dia terjatuh menabrak pilar.
“Awwwww….” Jaehee dan Yura hanya
berjingit membayangkan apa jadinya jika itu mereka.
“Neo gwaenchana?” seseorang
mengulurkan tangannya kea rah Jihye.
Jihye masih terkapar tak berdaya dan
dia semakin terkapar tat kala mengetahui ada seorang pria tampan yang
mengulurkan tangan padanya.
“Hellooo… ??” pria itu
melambai-lambaikan tangan di depan mata Jihye yang kini mulai mengalami gejala
kejulingan(?)
Tak Jauh dari sana Yura dan Jaehee begitu
terkejut mengetahui ada seorang pria tampan mendekati Jihye menawarkan bantuan.
“Yura-ya.. apa yang aku lihat ini
mimpi?” Jaehee tak mampu mengakomodasi matanya.
“Ani… ahhh mollaseo.” Yura
menggeleng-gelengkan kepalanya sambil memejamkan mata kemudian menatap kea rah Jihye
lagi. “Ini benar Jaehee-ya.” Yura semakin yakin dengan apa yang dia lihat.
Sedangkan jihye masih dalam keadaan
Coma antara hidup dan mati.
“Helloo… neo gwaenchana?” Akhirnya
pria itu memegang bahu Jihye menyadarkannya yang terus menatapnya.
“Ahh… kau tampan.” Jihye mengucapkan
kata yang begitu absurd yang membuat pria itu terkejut.
“Yeee??”
“Ahhh ani…ani…. Aku baik-baik saja.”
Jawab Jihye setelah menggeleng-gelengkan kepalanya seperti ayam yang terkena
tetelo.
“Cha.. bangunlah!” pria itu
mengulurkan tangannya lagi menyambut Jihye untuk berdiri.
Dengan mata berkedip-kedip bak lampu
disko, Jihye menerima uluran tangan itu dan berdiri.
“Ahh… boleh aku bertanya? Di mana
kah ruang direktur sekolah?” pria itu bertanya dengan mulut tersenyum yang
membuat jihye semakin kelojotan.
Dari kejauhan Nampak tiga namja yang
memperhatikan Jihye dengan tatapan cemburu maksimal.
TBC