Blogger Widgets

Entri Populer

Jumat, 04 Oktober 2013

FF B.A.P FOUR FOOLISH SINGLES comedy & friendship chapt 8







Four foolish singles 8

Author             : Yonggyu90
Main Cast        : B.A.P
                        Park Minri
                         Park Jaehee
                         Choi Jihye
                         Park Yura
Length             : Continuous
Genre              : Friendship and etc.
Rate                 : 13+
note : Bnayak typo dan semakin gaje xD
 





Chapter 8
           
            Pagi ini aura di SMA TS sungguh berbeda. Sedari pagi Park twins dan sepupunya Yura merasa kurang semangat di kelasnya. Jaehee yang mempunyai rutinitas wajib untuk membuat pulau liliput di bukunya pun hari itu tidak merasa mengantuk dan tak bernafsu untuk menutup matanya. Minri yang biasanya Heboh dengan buku xxx nya yang sampai membuat bibirnya dower dan bola matanya hendak melompat dari sarangnya pun kini enggan membaca buku itu dan hanya memain-mainkannya di atas meja. Begitu juga dengan Yura. Dia yang selalu paranoid dan selalu mengecek rambut dan pipinya itu kini juga tak bernafsu mengangkat cermin yang kini dipegangnya. Dia pun hanya menopang kepalanya dengan tangan kirinya.
            “Ayo ke kantin saja,” Minri memberikan usul malas.
            “Cha… aku juga tak ada gairah sama sekali.” Yura menyetujui. Mereka kemudian menatap jaehee yang tak bergeming dari duduknya.
            “Kau mau ikut tidak?” Tanya Minri kepada kembarannya itu.
            “Sebentar… ntah mengapa firasatku tak enak hari ini.” jawab jaehee sembari melepas headset ipodnya dan memasukkan ke saku blazer almamaternya seraya berdiri.
            “Aku juga merasa begitu.” Jawab Yura ikut berdiri mengikuti Jaehee.
            “Sama.” Sambung minri tanpa semangat.
            Mereka bertiga pun berjalan beriringan seperti ikan teri di lautan yang takut terjaring. Di wajah mereka terlihat tak ada gairah hidup sama sekali.
            “EONNIE-YA!!!!” Jihye mengayuh skateboardnya semakin cepat ketika mendapati Park twins dan Yura sepupunya berjalan di koridor. Park Family yang dalam keadan tak connect itu tak ada yang mendengar teriakan membahana Jihye.
            “EONNIE-YA!!!”
            BRUGHHHH!!!!
            Jihye akhirnya menabrak mereka karena tak mampu mengerem skateboardnya yang dia kayuh secepat the flash.
            “YAKKK!” Park Family tersungkur. Jihye terjatuh di atas punggung Yura. Dan nahas bagi Yura yang kini terlihat seperti keripik singkong karena dihantam keras tubuh Jihye.
            “Mian eonnies…” jihye buru-buru berdiri. “Ini gawat!!! Ini sangat gawat.” Jihye berkata dengan mata berkilat-kilat meyakinkan. Seolah-olah dia dikejar ikan lele di samudra pasifik.
            “Waegurae…??” Tanya jaehee yang berdiri sembari merapikan rambut kuncir kudanya.
            “Gawat eonnie!” Jihye tak mampu melanjutkan kata-katanya. Sembari bertingkah seolah-olah dia tengah bermain drama Upik Abu kejepit pintu. Hanya memberikan tatapan Shock dan mulut seolah terganjal oleh kraby patty Spongebob. Begitu dramatis dan histeris.
            “Yak waeyo???” kini giliran Minri yang penasaran melihat sepupu jauhnya ini ketakutan.
            “Katakan padaku Jihye-ah! Katakan waegurae???” jaehee mengguncang-guncangkan tubuh Jihye penuh nafsu.
            “Apa kau diapa-apakan si kriting tiang listrik itu?” Yura yang tadi sempat syok tertimpa tubuh Jihye kini sudah berdiri tegap dan ikut mengguncang-guncangkan tubuh Jihye.
            “Apa si Oon Upie itu yang melukaimu?” giliran Minri merebut pundak Jihye dari tangan Yura dan diguncang-guncangkannya penuh nafsu menggebu-gebu.
            “Jangan katakan itu Youngjae si Genius psychopat itu?” jaehee menarik jihye dan diguncang-guncangkan lagi. Sedang Jihye yang mengalami perlakuan asusila itu kini mulai mengalami kejang-kejang, serangan jantung, gangguan kehamilan dan janin.
            “YAKKKK!!! Kenapa otak kalian ini Oon sekali eoh???” jihye kini mulai mengalami transformasi. Dari yang awalnya mengalami gejala-gejala kejang-kejang, serangan jantung kini berubahmenjadi nyi Blorong terkena wasir.
            Park Famili hanya mampu melongo menatap si kecil Jihye kini berani membentak dan berteriak.
            “Ahss… mian Eonnies, aku tak berniat begitu. Hanya saja ini gawat sekali.” Jihye mulai merayu Park Family. “Kang Seonsangnim memanggil kita berempat ke ruang penertiban!” Jihye melolong pilu.
            “MWO????” Park Family berteriak bersamaan.
            Jihye hanya mengangguk tak mampu berkata sepatah kata pun.
            “Apa karena kita mengintip Gikwang sunbae berenang kemarin?” Tanya Minri teringat kejadian kemarin sore waktu siswa kelas akhir sedang berenang. Dan tentu saja park Family yang otaknya sedikit ngeres dan di bawah standart itu mencoba mengambil foto ketika Gikwang sang siswa kelas akhir yang mempunyai tubuh seksi dengan ABS yang berbentuk seperti sawah yang berpetak-petak(?) itu berenang dan berbasah-basahan.
            Semua menengadahkan kepalanya ke atas mengingat kejadian itu seraya berkedip-kedip tak tahan(?)
            “Aniya…” Yura menggeleng-gelengkan kepalanya penuh nafsu, berusaha melupakan kejadian itu. “Aku pikir…. Karena kita telah mencuri kaos olahraga Nichkun sunbae.” Yura menimpali mengingatkan mereka akan kejadian seminggu yang lalu di mana Nichkun sang atlet maraton putra yang kini duduk di kelas akhir berada di kamar ganti yang bersebelahan dengan toilet. Tanpa sengaja kala itu Minri yang baru mencuci muka menjatuhkan handuknya dekat pintu ruang ganti. Dan tanpa minri sadari, dia telah salah mengambil handuk yang ternyata baju nichkun yang terjatuh. Dan jadilah Nichkun sunbae keluar ruang ganti hanya memakai celana boxer. Dan bencana di TS high scool pun terjadi.
            Semua siswi TS high school pingsan saat itu juga karena tak kuat melihat petak-petak dada Nichkun sunbae yang mirip perumahan di kuningan. Dan tentu saja penebab semua ini adalah Minri.
            “aku rasa bukan.” Jaehee mengibaskan rambut kuncir kudanya dengan pede bak iklan shampoo kucing. Dan kini semua mata tertuju pada Jaehee. Jihye menatap Jaehee penuh rasa ingin tahu. “Aku rasa… Kang seonsangnim memanggil kita ke ruang penertiban karenaaaa…..” Jaehee tak melanjutkan kata-katanya. Tatapannya menerawang jauh. Membuat saudari-saudarinya semakin ketakutan.
            “karena apa eonnie?” jihye penuh rasa ingin tahu. Jaehee menatap Jihye sesaat sebelum dia akhirnya melanjutkan kalimatnya.
            “karenaaaa…… aku tak tau karena apa.” -_-
            DOENKKKK!!! Yura, Minri dan Jihye yang berada di sana pun terjengkang seperti di pelem-pelem horror.
            PLETAKKK!!! Sebuah jitakan mendarat mulus di kepala Jaehee dari Minri.
            “Yaaa… kau tau telingaku ini aku fungsikan untuk apa?”
            “Yaakk appo…” Jaehee cemberut. “Aku memang benar-benar tak tau.” Jawab jaehee polos.
            “Sudahlah… ayo kita ke sana sekarang. Apa pun yang terjadi kita akan menghadapinya bersama.” Yura beraksi layaknya sailormoon hendak makan Kimchi.

            Dengan langkah lunglai ke empat Yeoja yang notabene adalah Yeoja terabsurd sepanjang masa yang harus dilestarikan menurut MUI *loh* berjalan menuju ruang penertiban yang terlihat sangat menyeramkan bak hotel berbintang. Pintu tua yang terpajang tulisan “PENERTIBAN” membuat nyali mereka menciut ketika berada didepannya.
            Dengan tanpa di kode, Jaehee, Yura dan Jihye mendorong Minri agar berada di depan dan mengetuk pintu ruang hidup dan mati itu. Minri yang merasa terpojok hanya bisa mengangkat kedua tangannya berdoa kepada Tuhan pasrah akan apa yang akan terjadi pada mereka nanti.
            “cepatlah!” Jihye mendorong minri lebih mendekati pintu lagi.
            “Yak kalian ini! kenapa musti aku yang mengetuk pintu?” Minri sedikit protes.
            “karena kau yang paling tua.” Jawab Yura sembari mendorong sedikit Minri. Jaehee mengangguk mantap menyetujui Yura.
            “Yak Jaehee dan aku berumr sama.” Minri masih tetap protes.
            “Ani….!!! Kau lebih tua 10 menit.” Jaehee memberikan tekanan pada kata 10 menit agar minri mengalah.
            “Aishhhh…. Dasar!” Minri menggeram seraya mendekati pintu pelan-pelan. Tangannya mulai mengepal dan berayun ke atas.
            Namun ketika minri hendak menyetuhkan kepalan tangannya kepintu suara seseorang yang berada di dalam ruangan mengejutkan dan menghentikan niat Minri.
            “Apa itu kalian?” sebuah suara yang jauh dari kata merdu. Yang terdengar seperti suara ayam kehausan menggelegar membuat bulu kuduk keempat Yeoja itu meremang. Horror.
            “yy..yy…yeee Kang seonsangnim.” Minri menjawab ragu-ragu.
            “Masuklah atau….”
            GRUDUUKKKKK!!!
            Belum sempat Kang seonsangnim melanjutkan kalimatnya keempat yeoja itu sudah menyerobot masuk takut-takut tak mau mendengarkan penuturan kang Seonsangnim lebih jauh.
            Dan tanpa diberi komando mereka langsung berbaris layaknya tahanan perang pada masa Homosapiens(?).
            Tatapan tajam Kang seonsangnim membuat nyali keempat Yeoja itu menciut.
            “Kalian tau ada apa kalian aku panggil kemari?” Tanya kang seonsangnim menyelidik.
            “Animnida seonsangnim.” Jawab mereka serempak.
            “Eoh… jadi kalian tak tau???” Kang Seonsangnim yang sedari tadi duduk disinggasananya mulai berdiri dan mengambil tongkat. Melihat hal itu keempat yeoja itu menutup kedua matanya. Menebak apa yang akan dilakukan guru tambun itu.
            “Ya ya… kenapa kalian menutup mata?” Kang seonsangnim menoyor kepala mereka satu persatu dengan tongkatnya. “Memangnya aku mau mencium kalian? Aku tau aku ini ganteng maksimal jadi wajar kalai kalian menyukaiku. Tapi setidakknya sadarlah kalau aku ini guru kalian. Maaf aku tak menyukai gadis kecil seperti kalian. Karena aku menyukai gadis dewasa yang cantik maksimal.” Dengan pedenya Kang seonsangnim berceloteh panjang kali lebar kali tinggi kali miring.
            Park family yang shock mendengar penuturan guru bahasanya itu langsung memeperlihatkan gejala-gejala kejang-kejang, asma, serangan jantung.
            “Yah seonsangnim kirain mau mukul kita.” Yura yang begitu polos membuka suara.
            “memukul? Lha wong tongkat ini mau aku pake buat garuk punggung.”
            GRODAKKKK!!!! Dan langit pun runtuh seketika.
            “Ini mana yang Park Minri mana Park Jaehee?” Tanya kang seonsangnim sembari mendekati Park Twins menatap bergantian.
            “saya Saem.” Jawab Minri dan Jaehee serempak.
            Kang seonsangnim menahan gejolak hatinya untuk memuncratkan air liurnya karena ingin memaki habis-habisan.
            “Sekali lagi… mana yang Park Minri mana yang Park Jaehee??”
            “Saya saem.” Jawab park twins serempak lagi tanpa diduga.
            “Assss…. Jinja???? Demi keseimbangan langit dan bumi…. Tolong jangan buat aku marah-marah hari ini sehingga membuat kadar ketampananku menurun.” Kang seonsangnim berlutut membelakangi Park family sembari berdoa.
            “hmfthfhftttfhhhamndyfyyyhhhtt….” Park family menahan tawanya hingga mendengking-dengking bak semut kesedak biji salak mendengar doa kang seonsangnim yang terdengar sangat mengerikan.
            “Yakkk…. Apa?” kang seonsangnim masih terlihat datar tanpa ekspresi sembari merapikan rambutnya. Dengan serentak mereka terdiam.
            “Apa kau yang bernama Park Minri?” Tanya kang seonsangnim menghadap jaehee.
           “Bukan Saem, aku lebih cantik dari minri.” Jaehee menegaskan. Minri yang mendengar itu terlihat tak perduli. Memangnya siapa juga yang perduli. Sudah jelas wajah mereka mirip. Identik. Hanya orang yang bermata jeli yang mampu membedakan mana minri mana Jaehee. yaaa mungkin B.A.P gank termasuk orang yang jeli itu. tapi kalau lebih di perhatikan, Minri lebih tinggi 1cm, jaehee lebih kurus 1 kilo.
            “Ya… apa kau bercanda? bahkan kalian sama jeleknya. Tak ada yang cantik.” Kang seonsangnim menahan tawa. “Eoh… aku baru tau sekarang. Jaehee yang selalu berkuncir kuda, Minri yang selalu pake bandana?” Kang seonsangnim melompat kegirangan karena mampu melegalkan penelitiannya di depan public.
            Park Family hanya cengo. Melihat tingkah gurunya yang berada di bawah rata-rata.
            “Baiklah…. Berhubung aku akan ada janji Blind date maka aku akan segera mengatakannya.”
            “Saem mau blind date?” Tanya Jihye polos. Dan secepat kilat Kang seonsangnim menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Sudah bisa di tebak, dia kelepasan membeberkan aib percintaannya.
            “assshhh lupakan. Baiklah… aku akan membacakan pengumnan yang sangat urgent. Jadi tolong dengarkan baik-baik.” Kang seonsangnim kemudian membacakan pengumuman dari gulungan kertas keramatnya.
            “Mwoooo??? Jinjayo seonsangnim? Aku tak mau.” Jaehee histeris.
            “yaa… park jaehee, kau harus mau.”
            Jaehee kemudian teringat kejadian 2 tahun lalu waktu dia berada di tingkat akhir middle school. Dia mewakili sekolahnya untuk mengikuti lomba menari 9 tambur. Semua mata terpana melihat aksi jaehee yang mengenakan hanbok Hijau muda dengan aksen kekuningan yang sangat anggun namun tak terlihat pucat memukuli 9 tambur dengan sangat gemulai(?) semua berdecak kagum melihatnya.
            Namun sesuatu yang tak diinginkan terjadi. Jaehee terlalu bersemangat dan memukuli tamburnya dengan penuh nafsu sehingga dia lupa akan segalanya, dia lupa akan semua dan di mana dia kini berada.
            DUAGHHH!!!! PLOKKKKK!!!
            Pemukul yang berada di tangan kirinya terlepas, terpelanting menjauh dan tepat mengenai kepala salah satu Juri. Dan sudah pasti jaehee didiskualifikasi.
            “Andwaeee…. Aku tak mau!!!” jaehee semakin histeris.
            “Aku juga tak mau!” minri ikut berkata.
            “Yaa… kenapa kau ikut tak mau park minri?”
            “Aku juga tak mau.” Yura ikut nimbrung.
            “A… aku…_”
            “Kalian harus mau, kalau tidak. Jangan harap kalian bisa naik kelas.” Ucap seonsangnim memutus kalimat Jihye.
            “MWO????” teriak park Family semakin histeris. Dan Kang Seonsangnim pun tersenyum ala Nyi Cemplon.
           
            Di sudut lain, seorang namja tengah memainkan sebuah Jjanggu dengan lihainya. Matanya menutup menikmati alunan Jjanggu yang dia mainkan. Kepalanya mengangguk-angguk mengikuti hentakan Jjanggu yang dia pukuli.
            Lima lainnya hanya menatap tak bergairah. Karena merasa kelelahan Himchan menghentikan permainan Jjanggunya dan ikut bengong menopang kepalanya.
            “Hyung… apa kalian bisa membedakan mana Minri noona mana Jaehee noona?” Tanya Jongup sembari mencolek Yongguk yang duduk di jendela menatap entah kemana.
            “Tentu saja. Aku tau betul mana Minri mana jaehee. yang jelas Minri itu lebih terlihat cantik dari jaehee.” Yongguk berapi-api, namun kemudian dia dengan cepat-cepat meralat perkataannya ketika lima pasang mata memberikan death glare ke arahnya. “ya…ya… ya meskipun sebenarnya mereka jelek maksudku.” Yongguk gugup tak karuan.
            “Yaa… Jaehee itu lebih cantik. Apa kau tak melihat dia begitu mempesona?” Himchan tiba-tiba membeberkan argumennya dan sedikit berteriak kea rah Yongguk. Dan lagi-lagi, lima pasang mata beralih memberikan death glare ke arahnya.
            “Ani… ani… Minri itu lebih anggun.” Yongguk menggeleng tak setuju dengan pernyataan himchan.
            “Jaehee lebih mempesona, bisa kau lihat matanya memancarkan keteduhan.” Himchan mendongakkan kepalannya menatap langit-langit ruangan itu membayangkan wajah jaehee seperti di tipi-tipi.
            Yongguk terkesiap. Empat namja lain hanya memandang Himchan dan Yongguk bergantian ketika berargumen.
            “Minri itu lebih seksi.”
            “Jaehee yang lebih seksi.”
            Disaat Himchan dan Yongguk terus beradu argument, empat namja lainnya saling berbisik.
            “Yak hyung… kenapa dengan mereka?” Tanya Zelo kepada Daehyun yang terus mengikuti pertandingan adu mulut antara Yongguk dan Himchan.
            “Molla, aku pikir mereka ikut tertular Park twins yang gila itu.” jawab Daehyun asal.
            “Hyung bukankah Park Twins itu sama ya? Aku saja tak tau siapa mereka jika tidak melihat kuncirnya.” Tanya Jongup kepada Youngjae.
            “Eoh, aku juga heran. Kenapa Hyungnim dua itu saling berdebat mana yang seksi dan cantik? Bukankah mereka sama?” Youngjae balik bertanya tanpa mengalihkan matanya dari Himchan dan Yongguk yang terus bersahut-sahutan bagai burung kakak tua di pasar senen.
            “Aku rasa hyungnim menyukai park Twins.” Zelo berkata sontak mengejutkan yang lainnya. Himchan dan Yongguk yang sudah mulai colek-colekan pun mengalihkan pandangannya ke Zelo.
            “AKU TIDAK MENYUKAINYA!” teriak Himchan dan Yongguk bersamaan mengejutkan empat ekor namja yang lain. Hening.
            “Kenapa ekspresi kalian begitu?” Youngjae membuka suara.
            “kalau tak menyukainya kenapa kalian berdebat?” Jongup ikut membuka suara.
            “mana saling berteriak. Bilang Minri seksi, jaehee penuh pesona bla bla bla.” Zelo mengekspresikan Himchan dan Yongguk ketika beradu argument.
            “asal kalian tahu ya… menurutku, yang seksi itu Park Yura. Kau tau dia begitu… ahhh… cantik.” Daehyun membuka suara dan langsung mendapat death glare dari 5 ekor namja lain.
            “YANG CANTIK DAN SEKSI ITU JIHYE KU!!!” teriak Jongup, Zelo dan Youngjae bersamaan.
            Sadar dirinya dalam bahaya, Daehyun langsung mengalihkan perhatian.
            “Ya… bukankah kita harus latihan sekarang?” daehyun mencoba mengalihkan perhatian.
            “Eoh… benar juga, ya sudah kita latihan dulu.” Kata Youngjae yang kemudian membubarkan pasar ikan itu.
===

            Jam pelajaran usai lebih cepat kala itu, mereka pulang sedikit lebih siang.
            “Jaehee ah… ireona!” Yura yang duduk sebangku dengan Jaehee membangunkan Jaehee dengan memencet hidung Jaehee.
            Merasa tak bisa bernafas Jaehee terbangun. Dan menggeliat.
            “Hoahm… wae? Bukankah ini masih jam 3?” Jaehee melihat arloji di tangan kirinya sekilas.
            Yura hanya menatap Jaehee prihatin. Jaehee kemudian tersadar teman-teman di kelasnya sudah habis.
            “Eoh? Sudah pulang?” jaehee membelalakkan matanya. “terus eonnieku di mana?”
            “Ke kamar mandi. Kita di suruh menunggunya di depan kelas.” Yura menjawab sambil menatap dirinya di cermin kecil sembari merapikan rambut ponnitailnya.
            Mereka berdua pun beranjak pergi ke bangku di depan kelas untuk menunggu minri. Jaehee masih terlihat mengantuk dan sesekali menguap. Sedangkan Yura masih menikmati dirinya di dalam cermin kecil sambil sesekali tersenyum-senyum gak jelas apa maksudnya.
            Dari Koridor seberang terlihat Jihye tengah mengayuh skateboardnya kea rah Jaehee dan yura yang tengah berbengong ria menunggu minri di depan kelasnya.
            “Eonnie… aku mau latihan basket! Nanti kalau appa mencariku bilang saja aku sedang di sekolah.” Jihye berkata sambil terus mengayuh skateboardnya melewati Jaehee dan Yura. Keduanya hanya terbengong.
            “YAKKK AWASSSSSS!!!!” pekik jaehee dan Yura serempak seolah melihat tragedy penyembelihan ikan teri. Histeris.
            DUAGHHHH!!!!! Namun apa daya… teriakan itu tak mampu mengerem Jihye yang dengan bernafsu mengayuh skateboardnya sehingga dia terjatuh menabrak pilar.
            “Awwwww….” Jaehee dan Yura hanya berjingit membayangkan apa jadinya jika itu mereka.
            “Neo gwaenchana?” seseorang mengulurkan tangannya kea rah Jihye.
            Jihye masih terkapar tak berdaya dan dia semakin terkapar tat kala mengetahui ada seorang pria tampan yang mengulurkan tangan padanya.
            “Hellooo… ??” pria itu melambai-lambaikan tangan di depan mata Jihye yang kini mulai mengalami gejala kejulingan(?)
            Tak Jauh dari sana Yura dan Jaehee begitu terkejut mengetahui ada seorang pria tampan mendekati Jihye menawarkan bantuan.
            “Yura-ya.. apa yang aku lihat ini mimpi?” Jaehee tak mampu mengakomodasi matanya.
            “Ani… ahhh mollaseo.” Yura menggeleng-gelengkan kepalanya sambil memejamkan mata kemudian menatap kea rah Jihye lagi. “Ini benar Jaehee-ya.” Yura semakin yakin dengan apa yang dia lihat.
            Sedangkan jihye masih dalam keadaan Coma antara hidup dan mati.
            “Helloo… neo gwaenchana?” Akhirnya pria itu memegang bahu Jihye menyadarkannya yang terus menatapnya.
            “Ahh… kau tampan.” Jihye mengucapkan kata yang begitu absurd yang membuat pria itu terkejut.
            “Yeee??”
            “Ahhh ani…ani…. Aku baik-baik saja.” Jawab Jihye setelah menggeleng-gelengkan kepalanya seperti ayam yang terkena tetelo.
            “Cha.. bangunlah!” pria itu mengulurkan tangannya lagi menyambut Jihye untuk berdiri.
            Dengan mata berkedip-kedip bak lampu disko, Jihye menerima uluran tangan itu dan berdiri.
            “Ahh… boleh aku bertanya? Di mana kah ruang direktur sekolah?” pria itu bertanya dengan mulut tersenyum yang membuat jihye semakin kelojotan.
            Dari kejauhan Nampak tiga namja yang memperhatikan Jihye dengan tatapan cemburu maksimal.

TBC