Blogger Widgets

Entri Populer

Selasa, 11 Juni 2013

FF IT'S COLD B.A.P chapter 2



FF It’s Cold 2

Author              : Yonggyu90
Genre               : Fantasy
Main Cast        : Kim Himchan B.A.P , Jasmine (OC/Reader) & Zelo B.A.P
Supporting Cast : B.A.P
Length              : Continuous
Rate                   : 13+
Note                  :
·         nama-nama  tumbuhan (sweet alyssum, aconite,wisteria, pohon yew, dll) di dalam FF ini bukanlah rekayasa saya, melainkan itu adalah nyata, hasil dari ciptaan Tuhan YME. Silahkan searching di National Geographic.^^
·         Yang meminta B.A.P lainya di banyakin, mianhae. Di sini sudah jelas Main castnya Himchan dan Zelo^^ jadi member lainnya hanya pemeran pembantu (cameo) saja.^^
                           
                FF Gaje ini hanya untuk mereka yang mau membacanya, bagi yang tak suka mohon jangan bash. Ini murni dari otak saya yang juga gaje overload =D bagi yang tak berminat boleh mengabaikannya.^^ dan yang menyukainya mohon Like & Comment ne^^ biar saya tau ini FF layak atau tidak J


      
Chapter 2

        



                Zlasssss….
                Zelo melompat dari satu pohon ke pohon lain. Dia terbang lebih tinggi ke langit dan mengedarkan pandangannya ke hutan oak di bawahnya. Tangan kanannya membuka perlahan. Zlap.. Dengan sekejap mata, dia telah menggenggam sebuah anak panah. Tidak dia hanya mempawa busur panah ke manapun dia pergi. Dan hanya dengan membuka tangan kanannya dia akan mendapatkan anak panah.
                Tangan kirinya yang memegang busur terangkat membentuk garis horizontal. Tegas. Perlahan tangan kanannya memasangkan anak panah dan siap melepaskannya. Sayapnya yang putih bersih mengembang menahannya tetap berada di udara.
                CCLLAAAAASSSSHHH!!!
                Dia menembakkan panahnya kea rah hutan oak yang mulai mongering di bawahnya. Dia menyunggingkan senyum kepuasaan.
                “Bersemilah.” Gumamnya.
                Kemudian tangan kanannya memegang dadanya dan memejamkan mata. ‘Jasmine tugasku telah selesai hari ini, datanglah ke hutan arah jam tujuh.’ Kemudian dia membuka matanya. Ya.. seperti inilah cara mereka berkomunikasi dari jauh. Hanya dengan telepati mereka akan terhubung.
###
                Terlihat  Jasmine tengah mengarahkan panahnya dari atas atap gedung bertingkat nan tinggi.
                Claaaasss…
                Panah putih itu melesat cepat mengenai seorang lelaki dan perempuan tak jauh dari tempatnya berdiri. Terdengar suara lonceng di telinga kanannya. Itu tanda ada sebuah telepati yang tengah terhubung. Dia memegang dadanya dan memejamkan matanya sesaat , sebelum akhirnya melesat pergi.
                Sebuah kaki telanjang tanpa alas menapak di atas rumput perlahan dan berjalan mendekati sesosok yang sangat rupawan. Rambutnya yang keperakan dan kulitnya yang putih semakin terlihat bak mutiara ketika terkena cahaya senja. Kaki jenjang itu berhenti dua langkah di belakangnya.
                “Zelo… aku…”
                “Aku juga sedang berpikir. Ini mustahil.”
                “Dia benar-benar bisa melihatku, bahkan dia bisa mencium kedatangnku.”
                “Apa aku melakukan kesalahan?? Akan kah aku akan menjadi abu?” Jasmine terlihat khawatir.
                “Tenanglah… kau akan baik-baik saja.” Zelo menenangkan.
                Jasmine hanya mengangguk.
                “Aku akan mencari tau apa yang terjadi padamu.” Zelo menguatkan Jasmin, tiba-tiba Zelo tersentak dan memejamkan matanya, “aku harus pergi, sepertinya terjadi kecerobohan manusia di hutan timur.”
                “baiklah…” Jasmin tersenyum. Zelo membuka sayapnya dan menghentak melesat pergi ke arah timur. Kepergiannya terlihat seperti kilat di malam hari. Namun kilat itu berwarna ungu tidak biru ataupun merah.
                Tiba-tiba jasmine juga merasakan sesuatu yang aneh. Instingnya mengatakan dia harus kembali ke kota.
“Ada sesuatu yang memanggilku.” Jasmine memegang dadanya.Dengan sekali hentak dia telah melesat menghilang dari tempat itu.
---

                Himchan terlihat memegangi kedua bulu putih yang dia temukan kemarin dan mengusap-usapnya. Dia terkejut ketika hidungnya menangkap bau harum semerbak semakin mendekatinya. Bau itu semakin kuat. Kuat. Dan menguat.
                Angin berhembus semilir bersamaan dengan terdengarnya sebuah suara yang sangat lembut. “Apa yang kau lakukan???”
                Suara indah itu mengagetkan Himchan yang tengah berfikir.
                “Ke…ke…ke…napa kau datang??” Himchan masih terlihat shock.
                “Aku tak tau, instingku berkata aku harus datang ke sini,” Jasmine terlihat bingung, namun tidak menghapus gurat senyum di bibir mungilnya. “Apa itu bulu dari sayapku?” mata jasmine tertuju pada tangan Himchan.
                “ahh mungkin,” Himchan tergagap.
                Jasmine berjalan mendekati Himchan, “kenapa kau memanggilku??”
                “Memanggilmu??” Himchan masih tak mengerti. “Aku tak memanggilmu.”
               “Kau telah memanggilku.” Jasmin menegaskan kepada himchan. Senyumnya selalu mengembang dibibir mungilnya. Himchan merasa seolah-olah dia benar-benar sudah tak waras. Semua aliran darahnya terasa terhenti. Otaknya tak singkron dengan keadaannya saat ini.
                “hhh…hhh…hhh….” Tiba-tiba Himchan nafasnya tersengal dan dia memegangi arah dadanya. Jasmin menatapnya panic.
                “kenapa denganmu???” jasmine dengan gesit bergerak menahan tubuh Himchan yang hampir terjatuh.
                Himchan tak bisa menjawab. Jasmine membaringkan himchan di lantai. Dia berjongkok, kedua tangannya memegang wajah himchan yang matanya tengah terpejam dan masih tersengal. Perlahan dia meniup kedua mata Himchan lembut. 10 detik… 1 menit… dan akhirnya Himchan membuka matanya.
                Dia menatap sesosok makhluk cantik di depannya yang tengah tersenyum padanya. Mata biru kehitaman bak permata makenun yang meneduhkan itu menatapnya lekat. Garis alisnya yang membentuk bulan sabit menambah indah wajah makhluk itu. Bulu mata nan lebat, menambah kesan anggun ketika dia mengerjap. Sempurna. Itulah kata yang tepat untuknya.
                “Apa kau sudah lebih baik???”
                Mendengar itu Himchan hanya bisa terdiam. Dan tetap menatap makhluk itu lekat. Jarak di antara mereka tak kurang dari satu jengkal tangan saja. Perlahan jasmine melepaskan tangannya dan menarik tubuhnya menjauh.

Himchan side
                Ada apa denganku??? Kenapa tadi tiba-tiba aku tak bisa bernafas??? Jantungku terasa berdetak lebih cepat dari biasanya dan seakan lepas. Apa aku sakit??? Kenapa aku tak bisa berkata?? Seakan aku lumpuh. Nyatanya aku masih normal.
                Tangan halus nan lembut seperti kapas itu mengusap kedua pipiku. Seakan aliran darahku berhenti. Aku seperti tersengat listrik ribuan volt. Kami begitu dekat, aku menatap wajah sempurna itu tanpa berkedip. Tidak, bukan karena aku ingin menatapnya lebih lama. Tapi aku merasa karena otakku masih dalam fase error. Mungkin. Apakah aku kini telah mati?? Tidak. Aku bahkan masih bernafas. Dengan sisa tenagaku, aku bangkit berusaha duduk menghadapnya.
                “Gomawoseo!” ucapku kemudian. Ya… hanya itu yang aku ucapkan. Otakku masih belum begitu pulih.
                Jasmine tersenyum lagi, “aku harus pergi.” Dia berkata seraya berdiri berjalan ke arah balkon. Aku menatapnya ketika dia mengembangkan sayapnya dan pergi. Sebuah kilat putih menyilaukan mengiringi kepergiannya.
                “Apa ini hanya mimpi?” aku menepuk pipiku keras. Aku sedikit meringis karena tamparanku begitu menyakitkan diriku sendiri.
                “Aku harus bertemu Daehyun hari ini.” Anehnya, setelah kepergiannya tenagaku pulih seperti semula. Aku bergegas mengambil jaket dan keluar apartemen.
Himchan side end

                “dari mana kau mendapatkannya?” tampak wajah Daehyun menyiratkan keterkejutan. “hyung… ini…” kata-kata Daehyun terputus.
                “Yaa… itu bukan bulu unggas. Jebal. Aku hanya bercerita padamu.” Himchan mengambil kursi di Depan Daehyun. “Bahkan Yongguk hyung, Youngjae dan Jongup tak percaya padaku.” Himchan tersenyum pahit.
                “Kakek pernah bercerita padaku. Aku mempercayaimu.” Daehyun terlihat berjalan ke arah rak bukunya. Dan mengambil sebuah buku usang kecoklatan. Dia kembali duduk di depan Himchan seraya membuka lembar demi lembar buku itu.
                “Apakah suaranya terdengar seperti semilir angin?” Daehyun menyipitkan matanya.
                “Bahkan lebih indah dari pada itu.”  Himchan menatap Daehyun serius.
                Daehyun menghentikan kegiatannya membuka buku itu, “Hyung… coba baca ini.” Daehyun menunjukkan sebuah artikel yang tertulis dalam buku itu.
                “buku apa ini?? Kelihatannya sudah tua?” Himchan menerima buku dari Daehyun yang tengah terbuka.
                “Sudahlah, sebaiknya kau membacanya eo.”
“ Dia adalah angel yang menebar cinta. Di sini tertulis manusia tak mampu melihatnya. Hanya orang yang akan mendapatkan cinta yang mampu mencium kehadirannya. Namun itu hanya samar-samar.” Himchan menatap daehyun. Kemudian dia melanjutkan lagi. “meskipun dia peri cinta, dia tak dapat merasakan cinta itu sendiri. Karena makhluk itu adalah makhluk immortal. Yang mampu hidup abadi.” Himchan membuka lembaran berikutnya, “Dia akan musnah menjadi abu, ketika dia melakukan sebuah kesalahan fatal.”
                Himchan masih tak percaya dengan apa yang dia baca. “Tapi aku bisa melihatnya, aku bisa mencium baunya meskipun itu berjarak 500 meter. Aku bisa merasakan kedatangannya.” Himchan menutup buku itu dan meletakkan di meja, secara paksa. “bahkan aku pernah di sentuhnya. Dan buktinya aku membawa dua bulu ini padamu.”
                “aku mengerti hyung…. tapi ini sangat aneh. Manusia tak akan mampu melihat angel.”
               “entahlah… aku sendiri tak percaya.” Himchan terlihat frustasi. “tadi dadaku sempat terasa sesak, aku sulit bernafas. Detak jantungku tak beraturan. Berdegub seperti ini GUB GUB GUB GUB GUB cepat sekali,” Himchan mempraktekan , “Padahal  kemarin aku tak merasakan apa pun.” Himchan kemudian menggeleng.
                “aishhhh seperti tanda orang jatuh cinta saja.” Daehyun tertawa.
                “Hyaaa aku serius.” Himchan memukul kepala daehyun pelan. “Memangnya aku jatuh cinta sama siapa?? Aku hampir mati tau.”
                “taulah… aku bukan paranormal.” Jawab daehyun enteng sembari menenggak softdrink kaleng di depannya.
                “Assshhh, dia begitu sempurna Daehyun ah…” Himchan menerawang jauh.
                “Araseo! Namanya juga Angel.”
                “kau percaya padaku kan? Kenapa jawabanmu begitu sinis eoh??”
                “Yaaa aku harus jawab bagaimana lagi?? Aishhh jinja???”
                “lebih baik aku pulang!” Himchan sensi dan meninggalkan Daehyun sendirian.
                “Ccchhh… kenapa pria itu? apa dia sedang PMS??” Daehyun tertawa sendiri.
---

                Himchan side
                Huffhhh ini benar-benar membuatku gila. Aku serasa hidup di dalam sebuah novel. Kutendang-tendangkan kakiku ketika berjalan menyusuri jalanan kota nan lengang. Tiba-tiba aku merasa jantungku sangat sakit. Tidak. Tidak seperti saat itu ketika dia menemuiku. ini sakit. Benar-benar sakit.
                SREKKK BRUGH!
                Aku terjatuh, nafasku memburu.
      TBC^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar