It’s Cold 7 end
Author : Yonggyu90
Genre : Fantasy
Main Cast : Kim Himchan B.A.P , Jasmine (OC/Reader) & Zelo B.A.P
Supporting Cast : B.A.P
Length : Continuous
Rate : 13+
Note :
·
nama-nama tumbuhan (sweet alyssum, aconite,wisteria,
pohon yew, dll) di dalam FF ini bukanlah rekayasa saya, melainkan itu adalah
nyata, hasil dari ciptaan Tuhan YME. Silahkan searching di National
Geographic.^^
·
Yang meminta B.A.P lainya
di banyakin, mianhae. Di sini sudah jelas Main castnya Himchan dan Zelo^^ jadi
member lainnya hanya pemeran pembantu (cameo) saja.^^
FF Gaje
ini hanya untuk mereka yang mau membacanya, bagi yang tak suka mohon jangan
bash. Ini murni dari otak saya yang juga gaje overload =D bagi yang tak
berminat boleh mengabaikannya.^^ dan yang menyukainya mohon Like & Comment
ne^^ biar saya tau ini FF layak atau tidak :)
Chapter 7
“Jangan takut… aku takkan
membiarkanmu terjatuh.” Jasmine menenangkan himchan. “Coba sekarang lihatlah, apa
yang kau pijak?” jasmine kembali tersenyum misterius. Wajah himchan semakin
memucat. Takut menebak apa yang kini di pijaknya.
Perlahan dia mengarahkan
pandangannya ke bawah takut-takut. Tapi kemudian takut itu berubah menjadi
kagum.
“Ya Tuhan… indah sekali… apa ini?”
Himchan menatap hamparan warna warni yang memancarkan cahaya kelap kelip yang
berpendar-pendar. Dia mulai melangkahkan kakinya menyusuri hamparan itu.
“ini adalah pelangi.” Jawab jasmine
pelan.
“MWO??? PELANGI?” Himchan
membelalakkan matanya tak percaya, seakan dia langsung melupakan ketakutannya.
“indah bukan??” jasmine mengikuti
Himchan yang tengah berjalan ke sana ke mari kagum seperti anak kecil.
Himchan tak menjawab dan hanya
membelalakkan matanya tak percaya. Dia sesekali bergumam senang. Jasmine hanya
memperhatikan himchan. Dia ikut tertawa tapi sedetik kemudian tawa itu berganti
menjadi sebuah kesedihan.
Dia teringat perkataan Angel Lily
kembali. Jasmine berbalik dan berjalan menjauh dari Himchan. Dia meneteskan air
matanya kembali. Dia kemudian duduk dan mengusap air matanya.
“Hei… kau sedang apa?” Himchan
mengejutkan Jasmine dengan memeluknya dari belakang. Jasmine menoleh ke arah
Himchan dan tersenyum.
“Apa kau ingin mendengar serulingku
lagi?” Jasmine membelai lembut tangan himchan yang memeluknya.
Himchan langsung melepaskan
pelukannya dan beralih tidur di pangkuan jasmine. “sekarang nyanyikan untukku.”
Tangan Himchan meraih wajah jasmine dan mengusap pipinya.
Jasmine kemudian membuka tangannya,
sekejap mata telah ada seruling di sana. Dia pun mulai memainkannya dengan
indah. Tapi kali ini himchan tidak tertidur, dia terus menatap jasmine
lekat-lekat. Tiba-tiba jasmine menitikkan air mata lagi dan menghentikan permainan
serulingnya.
Himchan terkejut dan langsung duduk
menghadap Jasmine. “Uljima… ada apa? Katakan padaku.” Himchan menarik wajah
jasmine mendekatinya. Jasmine hanya terdiam menatap Himchan. “Jasmine… aku
sungguh mencintaimu eoh… aku tak peduli siapa kau. Aku mencintaimu.”
Himchan menarik wajah jasmine lebih
dekat, dan dia memberikan sebuah ciuman ringan ke pada jasmine. Jasmine
langsung memeluk himchan erat saat saat ciuman itu telah berakhir.
Tiba-tiba Jasmine terkejut.
Tubuhnya tersentak.
“ada apa?” Himchan khawatir.
“Ayo kita kembali!” jasmine
langsung menarik himchan berdiri. Akhirnya mereka pun kembali. Himchan masih di
penuhi tanda Tanya atas sikap jasmine. Dia tau ada sesuatu yang tidak baik akan
terjadi.
---
Zelo
mengepakkan sayapnya di udara. Baru saja dia melepasakan anak panahnya ke
langit sehingga membuat langit sedikit mendung dan gerimis.
“pagi
yang indah ini akan sangat indah bila ada pelangi.” Zelo bergumam sendirian
sembari mengembangkan senyum indahnya. Zelo kemudian melompat dari satu pohon
ke pohon lainnya. Disaat dia terbang melesat ke kutub utara, matanya menangkap
sebuah kilat panah berwarna biru berpendar lemah kea rah pelangi.
“Jasmine?”
Zelo menerka apa yang terjadi. “kenapa
dia melakukan itu?” Zelo kemudian tidak menghiraukannya dan melanjutkan
perjalanan.
Beberapa
saat kemudian setelah kepergian Zelo. Sebuah sinar merah berpendar dari arah
tenggara. Sinar itu terlihat mendekati arah sinar biru yang turun dari arah
pelangi ke tengah kota. Sepertinya Aconite telah kembali dan mulai mengincar
targetnya.
---
“Himchan
ah… aku harus pergi.” Jasmine berkata pada Himchan setelah dia menapakkan kaki
di balkon apartemen himchan.
“kau
mau ke mana?” Tiba-tiba tersirat nada khawatir dalam pertanyaan Himchan.
Jasmine
hanya terdiam dan menunduk. Kemudian dia berjalan mundur menghindari himchan.
ZLAAPPP
Sebuah
anak panah kini telah berada di tangan jasmine. Dia kemudian merentangkan busur
panah dan memasangkan anak panahnya. Himchan terkejut. Karena Jasmine
mengarahkan panahnya padanya.
“Jasmine…
apa yang kau lakukan?” Himchan terbelalak tak percaya dengan apa yang dilakukan
Jasmine.
“Maafkan
aku…” isak jasmine namun tetap tidak menggoyahkan niatnya. Tangannya masih
mengarah kea rah Himchan tegas. “aku harus melakukannya.” Jasmine mencoba
memperjelas suaranya dan menghentikan tangisnya.
“Ada
apa denganmu?” Himchan masih tak percaya, “apa kau akan mencarikanku jodoh
lain?” Himchan semakin mendekati Jasmine.
“Itu
adalah tugasku, jadi aku akan melakukannya.” Tangis jasmine terhenti. Dia
semakin kuat mengatakan itu.
“Aku
sangat mencintaimu… jebal…!” Himchan berusaha merubah pendirian jasmine dan
agar dia mengurungkan niatnya untuk menembakkan panah cupid ke jantungnya.
“Tapi
aku tidak mencintaimu.” Jasmine menahan tangisnya dan menatap Himchan tegas
tanpa menurunkan panah dari posisi siaga menembak.
“Jasmine?”
Himchan hanya mampu mengucapkan nama itu dalam ketidak percayaannya.
ZLAASSSSS….
Sebuah
anak panah menusuk ke jantung Himchan. Jasmine terkejut. Tidak. Bukan dia yang
melakukannya. Panah merah maroon menancap di jantung himchan dengan sempurna.
Perlahan panah itu mulai melebur ke dalam tubuh Himchan. Namun Himchan tidak
menyadarinya. Jasmine menurunkan panahnya perlahan meneliti si pemilik panah di
sekelilingnya.
Ya..
itu panah Aconite. Tiba-tiba raut wajah himchan mengalami perubahan ekspresi
yang tadinya tersirat kesedihan kini menjadi mimic kosong tanpa pikiran.
Jiwanya telah di kuasai oleh aconite.
“Himchan
ah…???” jasmine khawatir.
“Untuk
apa kau di sini jika tidak mencintaiku.” Jawab Himchan tanpa ekspresi.
“Ini
bukan kau.”
Jasmine kemudian mengepakkan
sayapnya pergi mencari di mana Aconite bersembunyi.
“Kau… apa yang kau lakukan
padanya.” Hardik jasmine ketika dia mendapati aconite di depannya. Mata merah
aconite tampak menyala, sayap hitamnya terlihat memancarkan cahaya kemerahan
seperti mata dan rambutnya.
“eoh… aku tau kau pasti akan
selamat beberapa hari yang lalu.” aconite menyunggingkan senyum licik. “Tapi…
aku tidak yakin dengan pertemuan kita kali ini,” Aconite tertawa mengejek.
“aku siap jika aku pun harus
musnah.” Jasmine angkat bicara. “Cabut panah merah itu darinya.”
“Hhh… dan sayangnya… panah merah
itu sudah melebur ke dalam tubuhnya. Dan beberapa saat lagi dia akan mati
mengenaskan karena kau menghancurkan hatinya.” Aconite menyunggingkan senum
kemenangan. “tidak ada seorang pun yang mampu merubah kehendakku.” Aconite
tertawa nyaring begitu mengerikan jika tawa itu mampu tertangkap oleh manusia.
“ku pastikan kau akan musnah
terlebih dahulu sebelum dia meninggal.” Tatap Jasmine geram.
“Dan ku pastikan kau tak akan
mampu, karena kau akan musnah lebih dulu sebelum aku.” Tiba-tiba wajah Aconite
mengalami perubahan mimic. Dia terlihat menyeringai. Matanya yang merah berkilat-kilat
meluapkan amarah.
“Hyaaa….” Teriak Aconite ketika dia
mulai melancarkan serangan kea rah jasmine. Sebuah sinar merah keluar dari
panah Aconite yang melesat kea rah jasmine. Dengan sigap Jasmine
menghindarinya. gerakannya yang sigap namun lembut terlihat dia tidak sedang
bertarung, dia terlihat seperti melakukan suatu tarian contemporer.
“Haaaa.” Jasmin mengepakkan
sayapnya melesat beralih ke belakang Aconite dan memutar tangannya beberapa
kali sehingga keluarlah sinar biru cerah berperah dari arah ke dua tangannya.
ZLAAAPP BLAM! Dua lemparan bola
biru dari jasmine berhasil di hindari oleh Aconite.
“hahaha… kau itu Angel kemarin
sore, aku bisa melihat apa yang kau pikirkan.” Aconite kembali menyunggingkan
tawa ejekan terhadap jasmine. “HYAA!” Aconite kembali melepaskan anak panahnya.
SRETTT
Jasmine berhasil menghindarinya
lagi. Dia kemudian membentangkan tangannya, sekejap mata sebuah panah putih
kini tengah berada di tangannya.
“Iblis…! Apa yang kau lakukan.”
Sebuah panah perak meluncur melesat kea
rah Aconite. Namun dengan sigap Aconite mampu menghindarinya. Jasmine terkejut
karena mengetahui Zelo sudah duduk berjongkok tangan kirinya menopang tubuhnya
dan tangan kanannya memegang sebuah panah putih berukirkan ornament keperakan.
Dia berada tepat di belakang Aconite.
“Oh… rupanya kau memanggil temanmu?
chh… lucu sekali.” Cibir aconite. “baiklah… aku tidak akan membiarkan kalian
makhluk immortal.” Teriak Aconite sembari menyerang Jasmine bergantian secara
membabi buta.
---
Di lain tempat, Himchan tampak
tengah memegang sebuah botol kecil berisikan air Arsen. Ya… aconite telah
menancapkan panah ke jantung himchan. Panah itu melumpuhkan kerja otak Himchan
sehingga dia kini dalam control panah Aconite. Ya… Himchan berusaha melakukan
bunuh diri di bawah kendali panah Aconite. Dia mencoba meminum cairan arsen
yang tadi telah dia bawa.
Beberapa menit kemudian, Himchan
merasakan sakit yang teramat sangat. Kepalanya berkunang-kunang dan dia mulai
terjatuh. Pada saat itulah ingatannya kembali. Nafasnya memburu, jantungnya
berdetak lebih cepat dari sebelumnya.
“Jasmine, mianhae.” Lirih himchan.
Sebelum akhirnya dia benar-benar terjatuh.
---
Chapter 8 end
Tiba-tiba Jasmine merasakan ngilu
di ulu hatinya. Dia tiba-tiba melemah. Kesempatan ini tidak di sia-siakan oleh
Aconite.
JDARRR!!!
Sebuah panah merah pekat kini
menancap di jantung Jasmine tanpa sebuah pengelakan dari jasmine.
“Jasmine???” Zelo berteriak ketika
mengetahui sebuah panah merah telah menancap di jantung sahabatnya itu. kini
kemarahan benar-benar terpancar di wajah Zelo. Matanya yang hitam pekat berubah
menjadi keperakan seperti rambutnya. Memancarkan cahaya ungu terang.
Aconite terlihat matanya berkilat
senang, dia tertawa mengejek jasmine yang kini tengah sekarat. Zelo kemudian
mengangkat panahnya mengarahkan ke Aconite. Sebuah anak panah meluncur kea rah
aconite dan sepertinya aconite tidak
menyadari kemarahan Zelo.
ZLAAASSSS
Anak panah perak itu kini telah
menancap di hati Aconite. Aconite tersentak mundur beberapa langkah kebelakang
dan memegangi anak panah yang kini menancap di hatinya. Zelo kemudian langsung
melesat menghampiri Jasmine yang terlihat lemah.
“Jasmine???” Zelo merengkuh tubuh
Jasmine.
“Zelo…” darah merah cerah yang
segar mengalir dari bibir Jasmine.
Tanpa sepengetahuan mereka, Aconite
kini tengah bangun dalam ketergopohannya menahan sakit yang di sebabkan oleh
panah Zelo yang melebur ke tubuhnya. Dia masih berusaha melepaskan sebuah panah
ke arah Zelo dan Jasmine.
Namun mata jasmine menangkap
gelegat Aconite, hingga dia pun kini berusaha bangkit berdiri.
“Jasmine…” seandainya Zelo bisa
menangis pasti kini dia telah menangis melihat sahabatnya di ambang kemusnahan.
“menghindarlah…” jasmine mendorong
tubuh Zelo, sehingga Zelo tersentak lebih jauh.
Zelo terkejut. Jasmine mencabut
satu bulu sayap bagian bawahnya. Dia kemudian memejamkan mata. Disaat dia
membuka mata bulu itu kini telah berubah menjadi sebuah anak panah berwarna
putih bercahaya biru. Delam kelemahannya dia memasangkan anak panah itu.
Kini tubuh jasmine memancarkan
cahaya biru terang berpendar-pendar ke angkasa. Begitu juga dengan Aconite,
tubuhnya memancarkan cahaya merah terang berpendar-pendar.
ZLLLAAAAPPP…
Keduanya kini melepaskan anak panah
masing-masing. Tercipta sebuah suara gemuruh yang begitu hebat ketika anak
panah itu bertabrakan.
JLAASSSSSS
Namun sepertinya panah Aconite
melemah dan terjatuh Sehingga panah Jasmine kni telah berhasil menembus jantung
Aconite.
Aconite berteriak pilu ketika panah
itu berhasil menancap di Jantungnya, cahaya merah di tubuhnya kini mulai
meredup.
Jasmine terjatuh, “itu adalah Racun
panahmu sendiri yang telah menyebar ke tubuhku. Aku pastikan kau akan musnah
mendahuluiku.” Jasmine tersenyum dalam kesakitannya. Dan sekali lagi darah
keluar dari bibir mungilnya.
“ARGGGHHHHHHHHHHH” suara Aconite
begitu nyaring. Bersamaan dengan itu Aconite tiba-tiba melebur menjadi abu sedikit
demi sedikit. Dan menghilang.
“Jasmine… Aku akan membawamu ke
Bawah pohon willow.” Zelo berusaha membopong Jasmine.
“Ti..dakk…” jawab jasmine lemas.
“antarkan aku padanya.” Tatapan matanya yang menyakitkan membuat Zelo tak mampu
menolak.
Zelo pun mengangguk dan dengan
sigap dia membopong jasmine, dengan sekali hentak Angel itu kini telah melesat
pergi.
---
Himchan tergeletak di lantai ketika
Jasmine dan Zelo menemukannya. Zelo menurunkan Jasmine dalam gendongannya.
Jasmine berusaha mendekati Himchan lemah.
“Himchan ah…” lirih Jasmine mengusap
pipi Himchan yang kini memucat. Sedetik kemudian Himchan terbangun lemas,
nafasnya memburu menahan sakit di jantung dan hatinya karena cairan arsen itu
kini telah menyebar ke seluruh tubuhnya.
“Uhuk” himchan terbatuk di sertai
darah yang mengalir dari mulutnya. “Jjj…aass…miiine.” Lirih Himchan terbata dan
menatap Jasmine lemah.
Jasmine kemudian merengkuh tubuh
Himchan dalam pelukannya. Himchan mulai meneteskan air matanya. “Aa..ku…
men…ci..nta..i..mu…” lirih Himchan.
“Aku… juga… menciintaimuu..
lebih..” jawab jasmine di sela isakan dan kelemahannya.
Seandainya tangis itu benar ada,
Zelo ingin berteriak melihat hal memilukan di depannya. Dia tak mampu menatap
hal itu. Dia hanya terdiam menatap dua makhluk berbeda yang tengah dalam masa
sekarat menuju akhir pemberhentian nyawa masing-masing.
Sejurus kemudian jasmine meletakkan
bibirnya di bibir Himchan dengan sedikit terbuka. Keduanya tengah memejamkan
mata. Jasmine berusaha menyedot semua racun yang tengah menyebar dalam tubuh
himchan melalui mulutnya. Sebuah cahaya putih bagaikan asap keluar dari bibir
himchan ketika Jasmine melepaskan kontak di antara mereka.
Detik berikutnya, Jasmine membuka
bibirnya kembali di bibir Himchan. Himchan sedikit tersentak ketika Jasmine
sepertinya memasukkan sesuatu dalam mulutnya, yang kini telah tertelan.
“TIDAK!!!” teriak Zelo
Ya.. Jasmine telah memberikan
Cristal Kehidupannya kepada Himchan, dia memberikannya kepada pria yang dia
sayangi. Karena dia tau pria itu lebih berhak akan kehidupan dari pada dia.
Dengan seperti ini, dia tidak harus mencarikan Himchan pasangan lain. Dengan
cara seperti ini pula, dia tidak harus menjadi abu. Karena dengan cara ini dia
akan musnah menjadi sebuah cahaya biru sebelum akhirnya menghilang.
Uhuk…uhuk… Himchan terbatuk ketika
jasmine melepaskan kontak di antara mereka. Jasmine melepaskan dekapannya.
“Maafkan aku…” jasmine mengucapkan
kata itu lemah.
Himchan terkejut karena kini
Jasmine mulai bercahaya, tubuhnya mulai tak terlihat.
“Jasmine??” Himchan berusaha meraih
jasmine, namun Jasmine hanya tersenyum dan tangan himchan tak mampu meraihnyaH hampa.
“Jasmine jebal….” Himchan berusaha
meraih jasmine kembali sebuah senyum merekah dibibir jasmine sebelum akhirnya
tubuh Jasmine benar-benar tak terlihat dan tinggallah sebuah cahaya biru yang
kini mulai melebur menghilang ke angkasa.
“ANDWAEEEEEEE!!! JEBAL
DORAWA…..!!!” teriak Himchan pilu, “JASMINE… DORAWA….!!!”
Himchan berteriak dalam tangisnya.
Himchan kini hanya meratapi kepergian Jasmine yang tak berbekas.
“Jasmine… terimakasih… telah
menjadi sahabat terbaik selama kita berjumpa.” Lirih Zelo yang kini masih
tengah menatap Himchan dalam keterpurukannya.
---
Himchan side
Satu musim telah berlalu sajak
kejadian itu. hidupku seperti mimpi. Entahlah, atau ini hanya benar mimpi?
Tidak. Ini bukan mimpi. Aku mendapati fakta bahwa Jung Daewon, kakek buyut
Daehyun juga mengalami hal yang sama denganku. Setidaknya aku bukanlah
satu-satunya orang yang mengalami kisah paling tragis sepanjang sejarah.
Lebih tragis dari Romeo &
Juliet? Mungkin lebih parah dari TITANIC? Atau bahkan cerita kuno seperti Sam
Pek-Eng Tay. Yang membuatku sangat menyesalinya adalah… ketika dia memberikan
cristal kehidupannya untukku. Aku mengerti maksudnya, dia ingin melihatku hidup
lebih lama.
It’s Cold… ini sangat dingin. Entah
hatiku atau memamang kenyataanya seperti itu. ini dingin. Tanpamu. Dingin
sangat dingin…
Ini benar-benar konyol. Ini adalah
musim dingin. Sedingin hatiku, tapi aku berani bersumpah bahwa engkau masih ada
di sini Jasmine, di hatiku. Aku masih memenjarakanmu di sana. Tidak. Aku tak
ingin kau pergi.
Dan sejak kejadian itu… aku menjadi
pria yang sangat mencintai bunga. Hari ini aku berjalan di bawah salju tipis
yang berjatuhan dari langit. Seperti biasa aku akan membeli bunga
Gardenia,sweet alyssum dan jasmine. Aku biasa menata bunga-bunga itu di dalam
kamarku. Karena di sanalah aku kehilangan dia. Dan sangat kebetulan ini adalah
musim dingin. Jadi aku bisa menikmati wisteria yang berguguran bersama dengan
salju di sepanjang jalan.
Aku kini telah berada di sebuah
toko bunga langgananku. Tapi aku tak menemukan paman penjualnya. Di sana hanya
ada seorang gadis berambut panjang hitam pekat tengah menata bunga
membelakangiku.
Himchan side end
“Anyeonghaseo… apa paman Song tidak
ada?” Himchan bertanya kepada gadis itu
“Paman Song sedang pergi, jadi aku
yang menjaga hari ini.” Gadis itu masih sibuk menata bunga.
“kalau begitu, bisakah kau
memberikanku Jasmine, Gardenia dan sweet alyssum?” Himchan meminta sebuah
pelayanan.
“Ah ne… tentu…” gadis itu menjawab
sembari berbalik dan menatap himchan dengan memamerkan senyumnya.
DEG!
Himchan masih terdiam menatap gadis
itu. gadis itu hanya menatap himchan tak mengerti.
“Jasmine?” lirih Himchan
Gadis itu pun terkejut “Kau tau
namaku???”
Saat
itu pula, terlihat sebuah cahaya putih dan dan ungu menjauh dari tempat itu.
END
Wuahhhh ending yang sangat aneh
kekeke xD semoga penggemar setia it’s Cold tidak kecewa ne^^ Gomawo udah baca
:D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar