It’s Cold 6
Author : Yonggyu90
Genre : Fantasy
Main Cast : Kim Himchan B.A.P , Jasmine (OC/Reader) & Zelo B.A.P
Supporting Cast : B.A.P
Length : Continuous
Rate : 13+
Note :
·
nama-nama tumbuhan (sweet alyssum, aconite,wisteria,
pohon yew, dll) di dalam FF ini bukanlah rekayasa saya, melainkan itu adalah
nyata, hasil dari ciptaan Tuhan YME. Silahkan searching di National
Geographic.^^
·
Yang meminta B.A.P lainya
di banyakin, mianhae. Di sini sudah jelas Main castnya Himchan dan Zelo^^ jadi
member lainnya hanya pemeran pembantu (cameo) saja.^^
FF Gaje
ini hanya untuk mereka yang mau membacanya, bagi yang tak suka mohon jangan
bash. Ini murni dari otak saya yang juga gaje overload =D bagi yang tak
berminat boleh mengabaikannya.^^ dan yang menyukainya mohon Like & Comment
ne^^ biar saya tau ini FF layak atau tidak J
Chapter 6
Daehyun mendekati himchan ketika
semua temannya telah pulang.
“Hyung… aku mengerti perasaanmu.
Sadarlah… kalian berbeda.” Tangan kanannya menepuk pundak himchan menguatkan.
“Daehyun ah… aku semakin tak ingin
jauh darinya.” Himchan mengangkat tangan kanannya dan mengusap wajahnya
frustasi.
“Sabarlah!” Daehyun menguatkan
sekali lagi.
---
“Jasmine? Kau masih ada?” seru
angel lily ketika mendapati jasmine tengah tersenyum di depannya. Dia langsung
melesat memeluk Jasmine. “Bagaimana kau bisa selamat? Kami semua mencarimu.”
Jasmine hanya tersenyum.
“sepertinya kalian perlu waktu
untuk berdua. Dan aku harus menurunkan hujan di gurun selatan. Jadi aku pikir
aku harus ergi.” Zelo tersenyum melihat kedua angel itu yang tengah melepas
rindu.
“Baiklah… hati-hati!” Angel lily
melepaskan pelukannya dari jasmine dan menatap Zelo. Zelo mengangguk. Dan
kemudian sayapnya mengembang. Dengan sekali hentak dia sudah tidak ada.
“kau belum menjawabku .” Angel lily
berbalik menoleh ke jasmine setelah kepergian Zelo.
“Maafkan aku.” Jasmin menunduk.
Kemudian kedua tangannya menggapai tangan Angel Lily dan mereka saling
berpegangan. Kedua mata mereka saling menutup. Sebuah cahaya lemah berpendar di
genggaman tangan mereka. Beginilah cara mereka bercerita sesuatu yang rahasia.
Tanpa harus berkata, angel Lily mampu merekam memory yang di lakukan Jasmine
beberapa waktu silam. Dia melihat kilasan cerita yang dilakukan jasmine.
Tiba-tiba angel Lily tersentak satu
langkah ke belakang dan genggaman tangan merekapun terlepas. Terlihat gurat
kegalauan di wajah angel Lily yang begitu teduh.
Jasmin kemudian duduk berjongkok di
depan angel Lily dengan perasaan bersalah.
“Maafkan aku Angel. Aku tak tau apa
yang terjadi padaku. Jika aku bersalah hukumlah aku.” Suara Jasmine gemetar.
Angel lily tak mampu berkata. Dia
hanya terdiam dengan perasaan bingung.
“Akulah yang bersalah Jasmine.”
Ucapnya kemudian. “maafkan aku…”
Jasmine mendongak kearah angel lily
tak percaya. “Kenapa angel berkata begitu?” tatap Jasmine penuh tanda Tanya.
“Waktu itu… aku bertugas ke bumi
timur. Di sana musim dingin baru berakhir dan bunga-bunga bermekaran. Kemudian
aku melihat sebuah bunga sweet alyssum yang menggantung indah di sebuah tempat di puncak gunung bersalju. Bunga itu tumbuh sendirian.
Bunga itu terlihat bersinar seolah menginginkanku untuk memetiknya.” Angel lily
berjalan membelakangi jasmine yang masih duduk berjongkok. Jasmine hanya
mendengarkan cerita itu tak mengerti.
“Dengan perasaan Bahagia aku
membawanya kembali kelangit. Di sepanjang jalan di surga aku memetik beberapa
bunga, yang akhirnya aku menciptanya menjadi Angel sepertiku. Kau tau siapa
dia??”
Angel Lily menatap Jasmine. Jasmine
akhirnya menyadari itu adalah dirinya.
“itu diriku?” jasmine bangkit
berdiri menatap angel lily. Balik bertanya.
“Ya.. itu dirimu sayang. Sekarang
kau tau kenapa kau berbeda dengan angel lainnya?” Angel lily mengusap kedua
pipi jasmine dengan kedua tangannya. “salah satu bunga penyusunmu berasal dari
bumi.karena Itulah kenapa kau memiliki cinta dan bisa menangis. Karena itulah
kenapa kau sedikit manusiawi.” Angel lily memejamkan matanya. Seakan dia
menahan sesak didadanya.
Jasmine terbelalak tak percaya, dia
mengira dirinya murni dari tanaman surga. “Angel…” Jasmine berkata kemudian.
“Apakah ini sebuah kesalahan?? Apa aku akan mendapatkan Hukuman dari Alam?”
Jasmine menyiratkan kekhawatiran.
“Tidak… kau tak akan dihukum. Jika…
kau mampu melakukan sebuah syarat.” Angel Lily menatap jasmine lekat.
“Sebuah syarat? Apa itu??” Jasmine
berharap itu bukanlah hal yang berat.
“kau…” Angel Lily menatap Jasmine
“harus mencarikan pasangan untuk Himchan.” Jasmine tersentak. Suara Angel Lily kini
serasa mencekik lehernya. ‘tidak..tidak mungkin aku melakukan itu!’ hati
jasmine mulai memberontak. Dia tak mampu berkata. Tubuhnya serasa luluh bagai
lilin yang mencair.
“Bagaimana… aku… bisa…” lirih
Jasmine tercekat. Yang suaranya hampir tak terdengar oleh Angel Lily.
“Pernah kah kau dengar dulu ada
Angel bernama Rose. Dia juga bukan Angel murni seperti dirimu. Dia terjebak
cinta dengan manusia bernama Jung Daewon. Dia tak mampu melakukannya dan akhirnya
dia memilih melebur menjadi Abu. Ku mohon. Jangan lakukan kesalahan seperti
Angel Rose.” Angel lily menatap jasmine penuh harap.
Dan jasmine hanya bisa terdiam tak
bersuara. Dia mencerna perkataan angel Lily.
---
Sudah hampir dua minggu berlalu
sejak kejadian itu. Jasmine tak kuncung datang. Himchan masih menunggu jasmine. Dan masih menunggu.
“Kau tak ada kabar sama sekali.
Bahkan aku tak menemukan wangimu. Kau ada di mana?” Himchan terduduk lemas di
balkon apartemennya. “Taukah kau aku serasa ingin mati tanpamu.” Dia masih
menatap langit pagi itu yang sedikit tertutup awan. Gerimis tipis mulai turun.
Namun matahari tetap mampu menunjukkan sinarnya.
Semerbak wangi menusuk hidung
himchan yang semakin nyata dan nyata. Wangi itu semakin dekat dan dekat.
Himchan langsung terlonjak berdiri dan mengamati sekelilingnya. Mencari si
pemilik wangi itu.
“Himchan ah… aku di sini.” Sebuah
angin berhembus semilir ketika terdengar suara selembut beledu memanggil
namanya. Himchan menoleh ke arah suara tersebut. Dia langsung bergerak
mendekati bidadari bergaun ungu violet itu dan mendekapnya erat.
“Aku merindukanmu.” Himchan terisak
dalam pelukannya.
“Aku juga sangat merindukanmu.
Jangan menyiksa dirimu. Aku tak menginginkannya.” Jasmine melepaskan pelukan
Himchan dan menatapnya lekat.
“Kau bagai candu, aku sungguh tak
bisa hidup tanpamu.”
“Aku tak akan pergi lagi.” Jasmine
tersenyum.
Himchan merasa tenang mendengar
perkataan Jasmine. Gerimis mulai mereda. Di langit Nampak terlihat sebuah
pelangi nan indah tengah bertengger. Himchan mentap pelangi itu sembari
tersenyum.
“Lihat pelangi itu sangat indah bukan?”
Himchan menunjukkanpelangi itu pada jasmine. “andai saja aku bisa
mengunjunginya bersamamu.” Himchan tertawa menyadari imaginasinya yang konyol.
“Mau kah kau ku ajak ke suatu
tempat?” jasmine tersenyum sembari mengedipkan mata kanannya gemas.
“Ke mana?” Himchan menatap jasmine
penasaran.
“Ikutlah…” jasmine menarik tangan
himchan berjalan sedikt ke pinggir balkon apartemennya. Himchan masih tak
mengerti.
“injak kedua kakiku.” Jasmine memberi
perintah pada himchan yang disambut keterkejutan dan penolakan darinya.
“Ne?? tidak… itu akan menyakitimu.”
Himchan menggeleng dan beranjak pergi,
namun jasmine kembali menariknya manja.
“Ayolah…” sebuah senyuman manis
keluar dari bibir Jasmine yang membuat himchan tak mampu menolaknya.
“Baiklah aku akan melakukannya.”
Himchan mengiyakan dengan sedikit cemberut.
“tunggu sebentar.” Tiba-tiba
jasmine teringat sesuatu. Dia mengeluarkan panah dan anak panahnya yang
berwarna putih dari balik tangannya. Kemudian tangan kirinya mengangkat busur
panah putih itu ke arah langit. Dengan tangkas dia memasangkan anak panahnya.
Dia terlihat tegas dan sangat menakjubkan. Himchan hanya mampu membelalakkan
matanya menatap apa yang di lakukan Jasmine.
ZZLAAAASSSSSSS!!!
Jasmine menembakkan anak panah itu
ke arah pelangi di angkasa. Dan tiba-tiba pelangi itu terlihat lebih indah dan
jelas.
“Ayo… sekarang injak kakiku.”
Perintah jasmine lagi setelah dia menyembunyikan panahnya di balik tangannya.
Dengan ragu-ragu himchan mulai
melepas alas kakinya dan menginjak kedua kaki jasmine yang tanpa memakai alas.
“apa yang akan kau lakukan?” Himchan bertanya ragu-ragu. “Apa ini tidak sakit?”
Himchan merasa sedikit tidak nyaman.
“sepertinya kau lebih pantas
menjadi seorang perempuan dari pada lelaki, kau cerewet sekali.” Jasmine
pura-pura sebal.
“Baiklah aku diam.” Ucap himchan
sedikit tertawa dan menyilangkan telunjuknya di depan mulutnya. Mengisyaratkan
dia akan diam.
“letakkan kedua tanganmu di
pundakku.” Jasmine memberi instruksi lagi.
“Seperti ini?” Himchan meletakkan
tangannya.
“Ya…” jasmine tersenyum, “sudah
siap?”
“Siap untuk apa??” Himchan tak
mengerti.
“Tutup matamu atau kau akan tau
akibatnya.” Jasmine meletakkan tangannya di pinggang himchan.
“Ahhh kau pintar sekali mengancamku
eoh?” Himchan terlihat semakin penasaran. Sampai akhirnya dia memejamkan
matanya daaaan….
ZLLLAAAAAAAAPPP
Jasmine membuka sayapnya dan
membawa himchan melesat terbang ke angkasa.
“apa yang kau lakukan? Kenapa aku
merasa dingin?” Himchan masih menutup mata.
“Jangan membuka mata!” Jasmine
memberi perintah. Namun karena perintah jasmine ini, Himchan malah merasa
semakin penasaran. Hingga akhirnya dia mulai membuka matanya perlahan. Dia
mengarahkan pandangannya….
“HYAAAA UUMMMMAAAAAAAA ANDWAEEEEEE!!!! TURUNKAN AKU
JEBAL!!” himchan berteriak histeris ketika mengetahui jasmine
mengajaknya terbang. Dia beralih memeluk Jasmine erat.
Jasmine hanya tertawa melihat
Himchan yang ketakutan.
“JEBAAAL TURUNKAAN AKUU!!!” Himchan
masih berteriak Histeris. “YYYAAA APPAAA TOLONG AKU APPAAA, UMMAAAA!!!
ANDWAEEEE HYYAAAAA ”
Teriakan Himchan semakin membuat jasmine tertawa. Sayap putih bak mutiara itu
masih mengepak indah di angkasa. Suara teriakan Himchan dan tawa Jasmine yang
menyatu menjadi sebuah simphoni langit yang begitu aneh.
Akhirnya… Jasmine menginjakkan kakinya
dan menangkupkan sayapnya. “Sudah… bukalah matamu…” terdengar nafas himchan
yang memburu. Detak jantungnya seakan berhenti karena terlalu cepatnya
berdetak. Dia sangat ketakutan.
Dengan perlahan Himchan melepaskan
pelukannya dan turun dari kaki Jasmine. Wajahnya terlihat pucat.
“apa kau baik-baik saja?” jasmine
bertanya sembari mengusap kedua pipi Himchan.
“Apa aku terlihat baik-baik saja??”
himchan terlihat lemas. “Aku hampir mati.”
Tawa jasmine terdengar begitu merdu
bak suara nyanyian bidadari di pagi hari. Sejenak dia lupa kalau Jasmine
memanglah bidadari.
“Kau begitu kejam!” Himchan
mengerucutka bibirnya.
“Sekarang lihatlah kita ada di
mana?” jasmine mengedipkan matanya sembari tersenyum kepada himchan.
Himchan kemudian mulai mengedarkan
pandangannya ke sekeliling. Kosong tidak ada apapun. hanya kabut-kabut tipis di
sekitarnya. Kemudian dia melihat ke arah lain.
“HYAAAA APA ITU DI SANA???”
“Itu daratan tempat tinggal manusia
sepertimu.” Jasmine mengangguk.
“MWOOOO???” Himchan terkejut.
Wajahnya kembali memucat.
“Jangan takut… aku takkan
membiarkanmu terjatuh.” Jasmine menenangkan himchan. “Coba sekarang lihatlah, apa
yang kau pijak?” jasmine kembali tersenyum misterius. Wajah himchan semakin
memucat. Takut menebak apa yang kini di pijaknya.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar