Blogger Widgets

Entri Populer

Jumat, 14 Juni 2013

FF A Person Like Me Infinite Chap 2







A PERSON LIKE ME 1
Author : Yonggyu90
Cast               : HAN JOO LIE aka JULIA (reader/OC)
                          INFINITE MEMBER
                          JUNG EUN JI
                          AILEE
                          BAE SUZY
                          PARK JIYEON
Rate : -
Length: cont
Genre : terserah reader
Notes : FF yang begitu gaje yang murni dari otak saya & banyak typo :D


chapter 2




JULIA POV
                Aku merasakan ada sesuatu yang mendesak di punggungku,selimutku pun kini terasa ada yang menarik ’tidak pasti ini hanya mimpi’ aku hanya mengira. Namun mataku memintaku untuk terbangun. Dengan berat aku membuka mataku perlahan. Aku berbalik untuk memastikan ada apa di belakang punggungku.
                “KYAAAAAAAA!!!!!! APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI???” aku terduduk dan berteriak reflek di luar control.
                “sudahlah jangan berisik!!! Aku mengantuk!!” jawab manusia biadab yang kini tidur di sampingku.
                “yaaa… pergi kau!!! Ini kamarku!!! Sejak kapan kau ada di sini????” aku berusaha mendorongnya agar dia terjatuh dari ranjangku dan pergi ke kamarnya.
                “YAAAA!!! Aku tak mau!!! Kamar itu sempit sekali, kotor banyak tungau. Aku gatal-gatal karenanya.”
                Usahaku sepertinya sia-sia saja untuk mengusirnya. Karena dia lebih kuat dan masih bisa bertahan di sana meskipun aku menendangnya.
                “ohhh tuhan aku bisa gila karenaya!!” aku merasa tiba-tiba suasana jadi panas dan mengibas-ibaskan tangan kiriku mencoba mencari kesegaran.
                “sudahlah tidurlah!!! Aku sangat lelah hari ini!!” biadab ini berkata sembari mengambil gulingku dan memeluknya, tidak ada 5 menit dia sudah terlelap. Bahkan aku berteriak histeris pun dia tak terbangun.
                “yaaaa kim sungkyu!!!” aku mencoba membangunkannya tapi kebo ini sudah tertidur dengan pulasnya. “sungguh aku akan menjadi benar-benar gila!!” aku berteriak dan mengacak rambutku frustasi.
JULIA POV END
                Gadis itu berjalan linglung menuju cafenya. Dia sengaja tidak membawa mobil karena ingin menenangkan fikirannya yang tengah setres karena pertunangannya minggu depan. Dia menyeberang di lampu merah dengan lesunya tanpa melihat keadaan lampu.
                CIIIIIITTTTTT!!!! Suara decitan rem motor terdengar memekakkan telinga. Seorang gadis terduduk lemas tanpa berkata apapun.
                “apa kau baik-baik saja? Apa ada yang terluka???” seorang pria berlari turun dari motor dengan tergesa-gesa menghampiri gadis itu yang tengah terduduk lemas di depan motornya. Gadis itu hanya terdiam shock dengan apa yang terjadi baru saja.
                “apa kau baik-baik saja?” tanyanya lagi.
WOOHYUN POV
                ‘ya tuhan apa yang aku lakukan? Apa gadis itu gila???’ pekikku tertahan . “apa kau baik-baik saja? Apa ada yang terluka???” tanyaku sembari turun dari motor dan menghampirinya. Tapi gadis ini tidak menjawabku. Oh.. Tuhan.. dia begitu cantik kurasa, ahh tidak. Lebih tepatnya manis. Entah kenapa hatiku berdegup kencang ketika aku menatapnya. Ku lihat lututnya berdarah.
                “apa kau baik-baik saja?” tanyaku lagi.
                Dia hanya menggeleng.
                “mianhae”  dia berkata kemudian.
                “ahh… tidak aku yang salah.” Jawabku sembari membantunya berdiri. Aishhh bodohnya aku. Padahal sudah jelas dia bersalah tapi kenapa aku berkata demikian??? Ini di luar kendali akal sehatku. Atau jangan-jangan aku mulai tidak waras?
                “mari aku antar ke rumah sakit?” aku menawarkan, karena aku melihat dia sedikit kesulitan berjalan dan lutunya berdarah.
                “ahh… sungguh terimakasih… kalau boleh aku ingin kau antarkan aku ke Tasty café di dekat sini.”
                “baiklah…!” Aku tersenyum dan membantunya duduk di motorku.
WOOHYUN POV END
                Tasty café terlihat penuh pengunjung hari ini, Nampak sungyeol dan sungjong tengah melayani tamu-tamu dengan senyum yang terpasang di wajahnya. Tiba-tiba raut wajah mereka berubah ketika seseorang terlihat memasuki Tasty café dengan memapah seorang wanita yang berjalan pincang.
                “Noona!!!” sungjong berteriak dan berlari menuju gadis yang dipapah itu. sungyeol ikut berlari menghampiri.
                “Julia!! Apa kau taka pa-apa?” sungyeol khawatir ketika melihat lutut Julia berdarah.”aku ambilkan p3k dulu” sungyeol pergi mengambil obat p3k.
                “aku taka pa-apa! Sungjong ah.. tolong ambilkan minum untuk tuan….” Gadis itu tidak melanjutkan kalimatnya dan menoleh kea rah pria yang memapahnya.
                “woohyun, Nam woohyun, jangan panggil aku tuan seperti itu.” jawab pria itu sembari membantu Julia duduk di sofa dalam ruangannya.
                “ahh maaf.” Gadis itu tersenyum. “baiklah sungjong ah ambilkan minum untuknya!”
                “ahhh ne, anda ingin minum apa?” sungjong tersenyum kea rah woohyun menawarkan.
                “air putih saja!” jawab woohyun yang tengah duduk di samping Julia.
                Sungjong pergi meninggalkan mereka, tak berapa lama sungyeol datang membawa kotak berwarna putih.
                “sebenarnya apa yang terjadi Julia?” sungyeol menyerahkan kotak itu kepada woohyun.
                “aku taka pa oppa.” Jawab Julia dengan senyum manisnya.
                “baiklah… aku akan melayani tamu ne, maaf aku harus meninggalkan kalian.” Sungyeol tersenyum dan keluar dari ruangan itu.
                Sungjong masuk membawa segelas air putih di tangan kanannya. Dan meletakkan di meja dekat woohyun.
                “silahkan di minum! Aku tinggal dulu ne!” sungjong menawarkan minum yang kemudian dib alas senyum dan anggukan  woohyun. Sungjong kemudian tersenyum sembari keluar ruangan.
                “ouch… pelan-pelan!” Julia sedikit berjingkat karena merasa kesakitan ketika woohyun member sedikit alcohol dan mengoleskan pada lukanya.
                “ahh maaf…” woohyun menatap Julia sekilas dan kemudian melanjutkan merawat luka di kaki Julia.
                Sesekali terlihat woohyun meniup luka Julia.
JULIA POV
                ‘ahh laki-laki ini begitu manis, kenapa dia begitu sangat menggoda seperti ini?? Tidak sadarkah dia hatiku hampir meledak di buatnya?’ aku hanya membatin dan tetap menatap wajah woohyun yang tengah meniup lukaku.
                “hey… aku belum tau namamu.”
                “ahh ne??” aku terkejut dan tersipu ketika tiba-tiba dia menatapku. “Julia, Han joo lie” aku menjawab setenang mungkin.
                “ini café mu?” tanyanya sambil mengambil air yang di berikan sungjong untuknya tadi.
                “ya… begitu lah… aku ingin membuat usaha sendiri yang tidak bergantung pada orang tuaku.”
                “wuahhh… salut denganmu, sepertinya kau masih sangat muda.”
                “terimakasih… aku masih 20 tahun. Pantas saja jika aku terlihat sangat muda. Orang bilang aku imut dan manis.” Aku memasang wajah imutku padanya yang sontak membuatnya tertawa.
                “hahaha kau lucu sekali, benar saja aku lebih tua darimu ternyata.” Dia tersenyum. “apa mereka tadi pegawaimu? Kenapa mereka terlihat biasa sekali denganmu?”
                “maksudmu sungyeol oppa dan sungjong? Uhm… bisa di katakan kami memang sangat dekat. Mereka yang membantuku di sini, mereka juga sahabat  terbaikku.”
                “ohh… sekarang  aku tau.” Dia tersenyum. Dia melihat jam tangannya sesaat. “ahhh Julia, aku rasa aku harus pergi. Aku ada janji bertemu dengan sepupuku. Kemarin dia baru datang dari jepang. Tidak enak jika aku tak menemuinya.”
                “ahhh… terimakasih atas pertolongannya hari ini, lain kali jangan lupa mampir ke Tasty café ya!” aku menyarankannya dengan memamerkan senyum termanisku.
                “pasti aku akan selalu mampir ke sini.” Dia membalas senyumku dengan senyumannya yang membuatku merasa ingin mati saat ini juga. Taukah kau senyum itu membuat ritme detak jantungku tak beraturan dan searasa ingin meledak saja. Dia beranjak berdiri dan mengusap kulit dekat lukaku.
                “jangan lupa memberinya obat biar tidak terjadi infeksi, aku pergi!”
                “ne.. hati-hati.”
                Dia membalas senyum dan berjalan ke luar ruanganku. Beberapa saat lalu aku bisa melupakan apa yang terjadi antara aku dan sungkyu tapi kini sepertinya aku mengingatnya kembali. Dan aku benar-benar merasa ingin benar-benar mati.
JULIA POV END
--
                “oppa… antarkan aku pulang!” seorang gadis tengah menelfon seseorang di ruangannya.
                “wae??? Apa kau tak bawa mobil??” jawab suara dari seberang.
                “ani, aku berjalan kaki dan tadi aku tertabrak motor.” Jawab gadis itu sambil sesekali memegang lututnya yang sakit.
                “apa?? Kau taka pa-apa?? Baiklah… nanti sepulang dari kantor oppa ke café menjemputmu. Kenapa kau bisa sangat ceroboh Julia??!!”
                “aku taka pa-apa oppa… aku hanya sedikit terkilir. Nanti saja ceritanya.”
                “baiklah… sampai nanti.” Suara dari seberang mengakhiri percakapan.
                Beberapa jam telah berlalu, Tasty café sudah mulai terlihat sepi. Jam sudah menunjukkan pukul 9.30 malam. Seseorang berjalan memasuki café.
                “anyeonghaseyo!” pria itu menyapa sungyeol dan sungjong yang tengah mulai bersih-bersih.
                “hoya hyung?? Sejak kapan kau datang?” Tanya sungyeol heran melihat hoya yang tidak di sadarinya telah berdiri di dekatnya.
                “aishhhh… makanya jangan terlalu serius, sampai-sampai kau tak tau aku datang.” Hoya tersenyum.
                “hyung, apa kau mau menjemput Julia nui?” Tanya sungjong yang tengah mengelap meja.
                “ahh ne, di mana dia? Apa dia ada di ruangannya?”
                “iya dia ada di sana, dia menunggumu dari tadi… sepertinya dia benar-benar sakit. Tapi dia tak mau di bawa ke rumah sakit.” sungyeol berhenti sejenak dari mengepel lantainya. “ahh sungguh sepupumu itu sangat keras kepala.” Imbuhnya.
                “ne… dia sangat keras kepala! Coba nanti hyung bujuk dia untuk ke rumah sakit!” sungjong menimpali.
                “baiklah… akan aku coba membujuknya.” Hoya memasang wajah geregetannya. Dia berjalan menuju ruangan Julia.
                Dia melihat Julia tengah tertidur di sofa ruangan itu. dia mendekatinya perlahan dan meraba kening Julia. Julia tersadar ketika hoya meraba keningnya.
                “ahh oppa, kapan kau datang??” Tanya Julia yang berusaha memulihkan ingatannya.
                “dasar kau ini!” hoya mencubit hidung Julia gemas.
                “yaaa…!!! Appo!!!” Julia memasang wajah sebalnya dengan mengerucutkan mulutnya, dia memegang hidungnya yang merasa sakit.
                “kenapa bisa seperti ini? Ayo aku antar ke rumah sakit.”
                “tidak… aku tak mau! Aku taka pa-apa!”
                “ya…!!! Kau sedikit demam.!” Hoya sdikit berteriak.
                “aku taka pa-apa oppa!! Lebih baik kau antarkan aku pulang ke apartemen.” Julia mengerlingkan mata kirinya. “aku tadi sudah minum obat” imbuhnya lagi.
                “tapi kau sedikit demam. Atau kau ingin aku antar pulang ke rumah bibi?”
                “ahhh jangan jangan jangan!!!! Jangan sampai mama tau please!” Julia memohon dengan memasang wajah menyedihkannya.
                “oh.. tuhan… kalau saja aku bukan kakak sepupumu pasti aku sudah jatuh cinta padamu karena sifat anehmu ini.” Hoya mendengus.
                “dan untungnya kau sepupuku. Jadi kau tak bisa menyukaiku. Lagi pula aku bisa di bunuh eunji karena merebut hatimu darinya” Julia menjulurkan lidahnya mengejek.
                Pletak!!
                Hoya menjitak Julia.
                “ya.. kau kakak kejam sekali eoh???!!!” juliaa memegangi kepalanya yang baru saja di jitak hoya.
                “ini tanda sayang! Ayo kita pulang! Apa kau benar-benar tak bisa berjalan??? Jangan bilang aku harus menggendongmu.!” Hoya berjingkat mendelikkan matanya curiga.
                “aishhh…. Pabo oppa! Aku hanya sedikit terkilir. Tapi tak apa jika kau menggendongku. Kau tak pernah menggendongku sejak kita dewasa.” Julia menggembungkan pipinya.
                “araseo… naiklah!” hoya tersenyum dan berjongkok memunggungi Julia yang duduk di sofa. Julia tersenyum dan naik ke punggung hoya.
                Tak berapa lama mereka telah sampai di apartemen Julia. Hoya menggendong Julia di punggungnya menaiki lift.
                “oppa… “
                “hmm… “ hoya sedikit menolehkan wajahnya.
                “apa yang harus ku lakukan?” Julia mulai terisak dan memeluk hoya erat dan menelungkupkan kepala di bahu hoya.
                “yaa… jangan menangis, percayalah semua akan baik-baik saja. Ada oppa di sini!” hoya mencoba menghibur dan kemudian berjalan keluar setelah pintu lift terbuka.
                “oppa… kenapa kau harus jadi oppaku?? Dan kenapa kau harus jadi pacar eunji?? Aku jadi merasa kehilanganmu.” Julia mengerucutkan mulutnya.
                “chhh kau ini!! Jangan menggoda oppa!”
                “hehe” Julia tersenyum jahil.
                Hoya menoleh ke kanan kiri setelah menurunkan Julia di ruang tamu, dia seperti mencari-cari sesuatu.
                “di mana calon sepupuku? Ahh aku ingin melihatnya.” Hoya mengedarkan pandangannya.
                “dia bilang ingin pergi menemui seseorang”
CKLEK!!! Terdengar suara pintu terbuka, hoya dan Julia menoleh kea rah pintu. Seorang pria berambut merah dengan blazer warna hitam terbuka melekat di tubuhnya memperlihatkan kaos putih yang dia kenakan tengah melepas sepatu dan berjalan menuju mereka.
Hoya hanya terdiam kemudian dia menoleh kea rah Julia. Terlihat Julia mengangguk membalas tatapan hoya.
“siapa dia???” sunggyu menoleh kea rah Julia berharap gadis itu menjawabnya.
“ohhh… aku lee howon panggil aku hoya, senang  bertemu denganmu kim sungkyu,”  hoya memperkenalkan dirinya sendiri dan mengulurkan tangan kanannya.
“oohh senang bertemu denganmu juga!” sungkyu merasa canggung dan menyambut tangan hoya.
Terdengar suara be mine dari handphone hoya.
“ne anyeonghaseo?!!” hoya menerima telpon itu, Julia hanya menatap hoya dari duduknya.
“anyeonghaseo oppa!” terdengar suara seorang perempuan dari seberang.
“wae chagi??”
“oppa bisa nanti mampir ke rumah setelah mengantar julia??”
“sudah malam chagi, wae? Kau merindukanku??” hoya tertawa pelan.
“ahh… tidak, ehh iya… ahhh pasti aku merindukanmu oppa,tapi bukan itu, hanya saja…” eunji menjawab gugup.
“wae???” hoya tertawa di sela jawabannya.
“….!”
“haha baiklah aku datang!”
Tut.. hoya memutus sambungan telepon.
“aku harus pulang dulu, kau harus banyak istirahat ya!” hoya mengacak rambut Julia.
“ne oppa! Salam buat eunji.” Julia mengerlingkan matanya.
“ne!” hoya tersenyum dan beranjak keluar.
“mau ke mana?” sungkyu datang dari arah dapur membawa 2 kaleng softdring dalam genggamannya.
“ahh aku harus menemui yeoja chinggu ku. Aku pergi! Jaga dia untukku!” hoya tersenyum dan berjalan meninggalkan apartemen Julia.
Sungkyu masih mencerna perkataan hoya dengan memicingkan sedikit matanya dan berjalan menuju Julia. Julia terlihat berusaha berdiri. Terlihat mimic kesakitan dari wajahnya. Dia mulai berjalan dan akhirnya terjatuh. Sungkyu yang melihat Julia kesakitan langsung berlari mendekati Julia.
                “yaa.. han joo lie, ahh jinja??? Kau ceroboh sekali!!!” sungkyu berusaha membantu Julia berdiri.
                “aaahhh….!” Julia terjatuh lagi dan sungkyu menahannya.
                “kenapa dengan kakimu??” tanpa izin dari Julia sungkyu menggendong Julia dan di bawanya ke kamar Julia.
“yaaa lepaskan aku kim  sungkyu!!” Julia berusaha memukul dada kim sungkyu berkali-kali.  “AHHH!!!” pekik Julia ketika Sungkyu menjatuhkan Julia di tempat tidurnya.
                “yaa.. bukannya berterima kasih tapi kau malah memukulku!” sungkyu berkacak pinggang.
                “mianhae sungkyussi!” Julia mencoba mengakat kepalanya untuk duduk.
                “kau bodoh atau apa, itu bisa jadi infeksi.” Sungkyu memegang luka Julia.
                “yaaa babo! Itu sakit! Jangan memegangnya.” Julia memukul tangan sungkyu.
                “aishhh jinja??? Dari tadi kau memukulku terus!!” sungkyu menyentil luka Julia.
                “KYAAA MAMA…. APPO… hiks !!!” Julia berteriak kemudian menangis.
                “mi…mi…mianhae… aku tak bermkasud begitu.” Sungkyu merasa bersalah dan khawatir.
TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar