∞A PERSON LIKE ME 3
Author : Yonggyu90
Cast :
HAN JOO LIE aka JULIA (reader/OC)
INFINITE MEMBER
JUNG EUN JI
AILEE
BAE SUZY
PARK JIYEON
Rate : -
Length: cont
Genre : terserah reader
Notes : FF yang begitu gaje yang murni dari otak saya &
banyak typo :D
chapter 3
Sungkyu pov
Mataku
sulit sekali terpejam dan Entah mengapa aku ingin sekali masuk kamarnya dan
memastikan apakah dia baik-baik saja. Tapi pasti dia akan sangat marah padaku.
Aku bangun dari rebahanku dan berjalan ke luar kamar. Aku berada di depan pintu
kamarnya. Aku ragu, aku harus masuk atau tidak?
‘ahh
sebaiknya aku masuk saja’ aku beranikan diri memasuki kamar Julia yang tidak di
kunci. Aku berjalan mendekatinya yang tengah tertidur. Dia terlihat berkeringat
di dahinya. Bibirnya yang mungil itu terlihat pucat. Dengan sigap aku
menempelkan tanganku di dahinya untuk memastikan apakah dia baik-baik saja.
“ya
Tuhan!!” aku memekik lirih ketika aku mengetahui Julia sedang panas tinggi.
“mama…
appo…” Julia terus merintih kecil. Aku tak tau apa yang harus aku lakukan.
“Julia…!”
aku memanggilnya lirih dengan harapan dia akan terbangun, tapi sepertinya dia
tidak mendengarkan panggilanku. Aku segera berlari keluar untuk mengambil air
hangat untuk mengompresnya. Aku akan menunggunya hingga 1 jam. Jika panasnya
tidak turun aku akan menelfon myungso adikku yang masih ada di jepang.
Aku
mulai mengompres dan menunggunya. Aku tak tau apa yang ku rasa. Mengapa aku
begitu peduli terhadap Julia. Bahkan terbesit dalam benakku bahwa aku takut
terjadi sesuatu padanya.
Dan
satu jam telah berlalu, aku berlari ke kamar dan mengambil handphone. Aku telah
menekan tombol dial up nomor 2 di handphone ku. Terdengar nada terhubung dengan
nomor tujuanku. Tapi lama sekali tidak ada jawaban. Aku me redial nomor itu dan
berjalan ke kamar Julia.
“hallo
hyung, wae?? Ini sudah malam.” Terdengar suara dari seberang merespon
panggilanku.
“myungsoo
ya, maaf mengganggu tidurmu.”
“hmm…
wae?? Apa kau ada masalah di sana???” terdengar suara myungsoo khawatir.
“uhh…
kau bisa membantuku?? Pasti kau bisa karena kau calon dokter.”
“hmm..
katakan.. “
“Julia
mengalami demam tinggi, aku tak tau apa yang terjadi tadi. Tapi dia kesulitan
berjalan dan terdapat luka di lutut kanannya. Lukanya membengkak dan berwarna
merah. Ada apa dengannya?? Apa yang harus aku lakukan.” Tak tau kenapa aku
begitu khawatir.
“hyung…
apa kau mulai menyukainya???”
DEGHHH!!
Pertanyaan myungsoo membuatku terasa seperti tersambar petir.
“ya…
apa yang kau Tanya kan??? Aku meminta bantuanmu.!” Terdengar gugup dalam suaraku.
“kau
khawatir sekali. Kau pasti mulai menyukainya haha…!” myungsoo tertawa mengejek
“yaa…
cepatlah… aku bersumpah akan mencincangmu ketika aku kembali ke jepang nanti!”
“yaa…
hyung… kenapa kau marah??? Sepertinya kataku benar jika kau marah??”
Aissshhh…
adikku ini sungguh menyebalkan sekali, coba saja dia di dekatku pasti dia sudah
aku pelintir-pelintir jadi lollipop.
“mama…”
terdengar Julia merintih lagi.
“yakkk
kim myungsoo cepatlah apa kau ingin dia mati eoh???”
“baiklah…
kemungkinan besar dia tak akan mati, jangan terlalu khawatir seperti itu. dia
hanya mengalami sedikit shock dan mungkin kakinya terkilir. Panas tubuhnya itu
kemungkinan terjadi karena lukanya mulai terinfeksi. Sebaiknya hyung bawa saja
dia ke rumah sakit. Dia tidak akan mati tapi dia akan sangat kesakitan hyung.”
“baiklah…
aku akan membawanya ke rumah sakit. Lanjutkan tidurmu.” Aku menutup telfon dan
berlari ke kamarku mengambil jaket.
Omo…
apa yang harus aku bawa?? Ahhh tidak.. aku hanya harus membawa dia saja. Aku
mencari-cari kunci mobil Julia di meja di samping tempat tidurnya. Setelah
ketemu aku menggigit kunci itu dan merengkuh Julia dalam gendonganku.
SUNGKYU POV END
JULIA POV
Badanku
terasa sangat lesu sekali. Aku menggeliat mencoba membuka mataku, sungguh ini
terasa berat sekali. Perlahan aku berhasil membuka mataku. Aku melihat cahaya
terang yang membuat ku merasa silau sehingga aku memicingkan mataku. Aku
berusaha duduk.
“aku
ada di mana??” aku bertanya sendiri karena tak ada seorang pun di sini. Aku
berada di sebuah ruangan yang berdinding putih bersih dengan korden berwarna
hijau muda senada dengan tempat tidur dan selimutku.
“aigooo
yaa…. Jangan duduk dulu!” aku menoleh kea rah suara yang menurutku sangat
familiar.
Aku
melihat sungkyu berjalan mendkatiku dari arah pintu sambil membawa sesuatu
dalam plastic.
“apa
aku ada dir umah sakit?” aku bertanya padanya.
“ne,
kau kira kau di mana?? Chhh sudah jelas kau ada di sini, di rumah sakit. Kau
tau kau hampir mati semalam.”
“aisssshhh
jinja yaa?? Aku hanya bertanya padamu, kenapa kau menjawab seketus itu? lagi
pula aku tak menginginkan kau membawaku kemari.” Aku mendengus kesal.
“neo
micyeoso!”
“wae????”
“Julia…
kau membuat mama kawatir.” Tiba-tiba mamaku datang bersama dengan dongwoo oppa
orang kepercayaan mama. Mama langsung memelukku. Aku terkejut dan hanya terdiam
melongo.
“m..m..mama?
bagai…”
“kau
seperti ini tapi kau tak mau mengabari mama.” Mama memotong kalimatku. “kalau
bukan karena sungkyu,mama pasti sudah kehilanganmu.” Mama melanjutkan
kalimatnya dan menangis.
“mama
han, yang penting kan sekarang Julia sudah baikan.” Sungkyu menenangkan mama
dan memeluknya.
“mwo???
Mama???” aku setengah berteriak.
“aishh
dia kan calon suamimu, sudah sepantasnya dia memanggilku mama.” Mama membela
sungkyu.
Aku
rasa ini benar-benar membuatku gila. Sungkyu tersenyum yang tak ku mengerti
makna dari senyum itu.
“ahhh…
kau harus makan, tadi aku membelikanmu bubur, aku rasa kau tak suka makanan
dari rumah sakit.” Sungkyu membuka plastik yang sedari tadi di bawanya.
“wuahh
mantu Kim perhatian sekali, tak salah kami memilihmu.”
“aku
rasa nyonya Han ada benarnya.” Sela dongwoo
“mwo???
Yaa oppa jangan over deh!”
“yaa
dongwoo oppa tidak over Julia, mama memang kagum dengan mantu kim, mama jadi
teringat papa.” Mata mama menerawang jauh.
“mama
mulai deh…!” aku sebal bila mendengar dan melihat mama seperti ini.
“sini
mama suapin!” mama mengambil bubur dari tangan sungkyu kemudian menyuapiku.
Baru dapat satu suapan dongwoo oppa mendapat telfon.
“nyonya Han satu jam lagi ada
meeting dengan tuan Jung soryong.” Dongwoo memberi tahu mama.
“dongwoo ah.. sudah mama bilang
jangan panggil aku nyonya, sudah berapa tahun kau bekerja denganku masih saja
belum terbiasa!”
“aissshhh babo oppa!!” aku
menjulurkan lidahku kea rah dongwoo.
PLETAK!!!
“yaaa appo!!” aku berteriak ketika
dongwoo menjitak kepalaku.
“ahhh maaf mama, sepertinya lidahku
sudah sangat kaku.” Dongwo tertawa.
“baiklah aku akan pergi, mantu kim
jaga Julia ya!” mama menyerahkan mangkuk bubur pada sungkyu.
“pasti!” sungkyu tersenyum aneh.
“aku sudah tak sabar bekerja
denganmu sungkyussi!” dongwoo memegang pundak kanan sungkyu.
“aku akan menjadi partner terbaikmu
nanti!” sungkyu memukul bahu dongwoo pelan.
Dan akhirnya mama dan dongwoo pergi
dari ruanganku dan meninggalkan aku dengan makhluk mengerikan ini.
“aku
bisa makan sendiri!” aku berusaha merebut dari tangan sungkyu, tapi aku merasa
kesulitan karena tangan kananku terpasang infus. Aku melihat sungkyu tertawa meledek.
“dasar
keras kepala. Sini aku suapi!” sungkyu duduk di ranjang dekat denganku.
Degg!!
Aku merasa ada yang aneh dalam diriku ketika sungkyu menyuapkan makan ke
mulutku dan duduk sedekat ini. Aku tak bisa mengontrol ritme jantungku yang mengalami
kelainan. Aku memegang dadaku. Sungkyu menatapku heran.
“apa
kata dokter aku terkena kelainan jantung?” aku bertanya pada sungkyu.
“tidak,
kau hanya sedikit shock dan mengalami infeksi pada lukamu itu. apa dadamu
sakit?” aku hanya mengangguk, sungkyu khawatir dan meletakkan tangannya di
dadaku di atas tangannku.
Aku
merasa jantungku semakin aneh saja. Ohh tuhan penyakit apa ini? Batinku.
“apa di
sini yang merasa sakit??” aku tak bisa menjawab dan hanya mengangguk. Tiba-tiba
nafasku menjadi sesak ketika sungkyu mendekatkan wajahnya padaku. Aku rasa aku
akan segera pingsan.
“kenapa
kau begitu pucat?? Aku akan panggil dokter.” Sungkyu berlari keluar kamar
mungkin akan mencari dokter.
JULIA POV END
SUNGKYU POV
“dia
taka pa-apa, semuanya sehat dan baik. Tidak ada kelainan dalam organ
dalamnya.!” Dokter Jung daeryong
menegaskan setelah menjalani serangkaian pemeriksaan MRI dan sebagainya.
“benarkah
dok??” aku dan Julia bersamaan.
“ini
hasil testnya.” Dokter jung menunjukkan
beberapa lembar hasil test Julia hari ini. Bukannya menginginkan Julia sakit
tapi sepertinya kami tak puas dengan test ini. Setelah perbincangan cukup lama
aku pun mengantarkan Julia ke ruang inapnya.
Aku
mengangkat Julia dari kursi roda.
DEGGG!!!
Apakah ini yang di rasakan Julia??? Jantungku jadi kacau tak beraturan.
Buru-buru aku membaringkan Julia di ranjang.
“ee…
aa..aku pergi dulu, nanti aku kembali! Sebaiknya kau istirahat.” Tak tau kenapa
aku jadi gugup.
“eoh…”
Julia hanya mengangguk.
Aku
segera berlari keluar. Aku mendatangi dokter Jung daeryong lagi.
“ada
yang serius? Duduklah!” dokter jung mempersilahkanku duduk.
Aku
duduk di tempat yang di tunjuk dokter.
“dokter,
apa kau tadi jujur? Sebenarnya Julia mengidap penyakit kan?? Sepertinya
penyakitnya menular dok.” Tanyaku sungguh-sungguh.
“penyakit???
Menular???” dokter jung heran ku rasa dengan pertanyaanku.
“iya
dok, soalnya… sejak aku bersentuhan dengan Julia, aku rasa detak jantungku jadi
tak beraturan. Aliran darahku berhenti dan… sulit sekali untuk berbicara.” Aku
meyakinkan.
“hahaha…”
mwo?? Dokter jung malah tertawa?? Bukankah ini masalah yang sangat serius??
“yaa…
kenapa dokter tertawa? Saya serius dok. Jujurlah padaku.!”
“sungkyussi,
sepertinya kalian yang harus jujur haha” Dokter jung tertawa.
“kami???
Wae?? Kenapa harus kami??” tanyaku tak mengerti.
“ini
bukanlah masalah serius, ini bukan penyakit. Itu tidak menular dan biasa
terjadi pada manusia normal!”dokter jung mengedipkan sebelah matanya. Karena
merasa dokter jung tak memberikan solusi aku pun akhirnya keluar dari
ruangannya.
Normal??
Ini tak normal. Dokter jung pasti salah deteksi. Aku terus saja teringat
perkataan dokter jung. Aku berjalan lemas menyusuri koridor.
SUNGKYU POV END
---
Terlihat
beberapa-pengunjung keluar masuk Tasty café, hari itu sungjong dan sungyeol
terlihat sangat sibuk.
“apa
Julia baik-baik saja?”
Suara
seorang laki-laki mengejutkan sungjong yang tengah berdiri di meja bartender.
“ahhh
woohyunssi?”
“hey
jangan terlalu formal begitu. Apa Julia ada?”
“ahh…
ne hyung, Julia nui sedang di rumah sakit. Semalam dia demam, aku dan sungyeol
hyung juga belum sempat menjenguk karena Tasty sangat ramai pengunjung hari
ini.”
“rumah
sakit? Beritahu aku RS mana dia di rawat?”
Sungjong
mengambil kertas dan menuliskan sebuah alamat rumah sakit. Dan menyerahkan pada
woohyun.
“hyung
mau ke sana?”
“eoh…
aku akan langsung ke sana!!”
“sebentar
hyung!”
Sungjong
berlari menemui sungyeol. Tak berapa lama sungyeol datang membawa sebuah
bingkisan.
“hyung
ah, kau mau ke sana? Berikan ini pada Julia, ini sup jahe akan mengembalikan
metabolism tubuhnya.”
Sungyeol
menyerahkan sebuah bingkisan ke pada woohyun.
“ahh ya
dengan senang hati.” Woohyun tersenyum
“sampaikan
salam kami pada Julia.”
“pasti,
baiklah teruskan kerjamu aku akan segera pergi. Mari” woohyun membungkuk akan
pergi yang dib alas dengan bungkukan sungyeol.
Woohyun
tengah berjalan di sebuah koridor rumah sakit, dia menaiki lift menuju kamar
Julia. Sesekali dia tersenyum melihat bingkisan hijau yang dia bawa dari
sungyeol. Pintu lift terbuka dan dia berjalan menuju ruangan inap Julia. Dia
membuka pintu perlahan tampak seorang gadis mengenakan baju rawat rumah sakit
tengah berbaring memainkan selang infusnya.
“anyeonghaseo…!”
woohyun menyapa.
Gadis itu Nampak terkejut.
“aa…aaa…anyeong…”
Julia mencoba duduk yang dengan sigap di bantu woohyun.
“bagaimana
keadaanmu??” woohyun memamerkan senyumnya yang membuat Julia merasa hamper
mati.
“sudah
membaik woohyunssi.” Julia masih sangat gugup.
“hey
jangan bersikap formal padaku, panggil saja woohyun.”
“tidak
mau, aku akan memanngilmu oppa!” Julia terkekeh.
“baiklah,
sepertinya lebih menarik.” Woohyun tertawa. “eoh.. tadi sungyeol menitipkan sup
jahe untukmu, dan mereka bilang maaf belum bisa menjenguk.”
“oppa
tadi ke tasty?”
“kalau
tidak ke tasty mana mungkin aku tahu kau sedang di rumah sakit. Alamat rumahmu
saja aku tak tau bahkan nomor handphone mu.”
“aahh
ne, mian…”
“lain
kali kau harus menghubungiku.” Woohyun meraih handphone di meja tanpa meminta
izin Julia terlebih dahulu. “ini nomorku dan nomormu sudah aku simpan” woohyun
menyerahkan handphone pada Julia.
“ahhh
ne oppa.” Julia tersenyum
“WOOHYUN???”
seseorang memanggil woohyun tak percaya.
SUNGKYU POV
“WOOHYUN???”
aku tak percaya dengan apa yang aku lihat. Benarkah sepupuku yang tengah
bersama Julia?
“HYUNG?”
woohyun kaget melihat kehadiranku.
“sedang
apa kau ke sini?” aku berjalan mendekati ranjang Julia.
“opp..
“ Julia menunjuk kami berdua secara bergantian.
“yaa…
woohyun ini adik sepupuku!” aku berkata kea rah Julia.
“jadi??”
Julia menatap woohyun bingung.
“hyung
jangan bilang dia adalah tunanganmu!” woohyun berkata padaku. Ada apa ini? Apa
woohyun menyukai Julia?? Kenapa aku merasa harus menjawab iya.
“ya..
dialah tunanganku!” aku sepertinya menjadi bangga sekali ketika mengatakan itu.
“m..m..mwoya?
yaa… bukankah kita tak menginginkannya jadi jangan katakana hal itu!”
“hey
bahkan sabtu depan kita akan bertunangan!” entah mengapa aku ingin berteriak
pada woohyun, ingin menunjukkan padanya dia tunanganku.
Woohyun
menatap ku dan Julia bergantian, tatapannya penuh rasa ingin tahu.
“cchhh
oppa… ini di luar kemauanku!” Julia memanngil woohyun oppa??? Sedekat itukah
mereka?
“hyung,
bisa kita bicara sebentar?” woohyun menawarkan padaku dan aku mengiyakan.
“aku
rasa pertunanganmu tak boleh terjadi hyung!” woohyun berkata setelah kami
berada di cafeteria. Dia menenggak jus jeruknya tanpa tersisa.
“wae???
Itu sudah direncanakan dan pasti akan terjadi.”
“bukankah
kau kemarin berkata tak menyukainya? Bukankah kau sudah memiliki jiyeon? Kau
maruk sekali!”
“ya..
jangan bawa jiyeon karena aku akan tetap menjadi kekasihnya.”
“cihhh…
kau maruk sekali hyung!”
“hyaaa…
apa hubungannya denganmu?” aku menangkap gelagat aneh woohyun.
“tak
kan ku biarkan kau menyakiti Han JooLie!”
Kulihat
woohyun mengepalkan tangannya meremas tisu di atas meja. terlihat nada serius
pada ucapannya.
“apa
kau???” aku bertanya ragu.
“ya..
aku menyukainya, dan takkan kubiarkan kau menyakitinya.” Woohyun berdiri dan
meninggalkanku dalam kebisuan. Aku masih mencerna kata-kata woohyun terakhir
kalinya.
SUNGGYU POV END
“apa???
Kau sudah ada di bandara??? Aish… yang benar saja!” sungkyu memaki-maki
ponselnya.
“ya…
bukankah lusa hari pertunanganmu? Aku datang lebih awal karena kuliahku sedang
cuti tahunan. Besok mama papa baru akan datang. Cepatlah jemput aku!”
“haaahhh
sungguh kau ini, baiklah 30 menit lagi aku sampai.”
Sungkyu
menutup telfonnya.
“siapa??
Kenapa wajahmu seperti itu??” Julia bertanya sambil menata sarapan pagi di
meja.
“L,
suadah datang ke korea.” Sungkyu menjawab singkat.
“L?”
Julia tak mengerti.
“kim
myungsoo, adikku.”
“eoh…
jemputlah cepat-cepat. Aku akan menyiapkan makan untuknya juga.”
“baiklah…
aku berangkat! Masaklah yang enak!” sungkyu menegedipkan mata yang hamper tak
terlihat karena mata sipitnya.
Sungkyu
melintasi kota pelan-pelan, sesekali dia melirik GPS yang terpasang di mobil
Julia. Sungkyu berjalan keluar dari dalam mobil hijau metalik Julia setelah
sampai di bandara. Dia berjalan menuju terminal E di mana dia dulu datang ke
korea. Dia mengedarkan pandangannya, dan menangkap sesosok lelaki tampan yang
ia kenal tengah duduk di bangku panjang yang berada tak jauh dari terminal E.
“L….!!!”
sungkyu memanggil seseorang yang tengah duduk itu.
“hyung!!”
Nampak
dua orang itu tengah berpelukan melepas rindu.
“hyung
aku merindukanmu!”
“aish…
dasar! Aku tau kau hanya berpura-pura”
“yah…
biar ini terlihat dramatis seperti di film-film hyung!” myungsoo mencibir.
“ayo
bawa barangmu!”
“ahh
ya..” myungsoo menarik tasnya mengikuti sungkyu.
Mobil
hijau metalik itu perlahan menjauh dari bandara.
“hyung…
aku lapar!” myungsoo memegang perutnya.
“eoh…
Julia bilang aku di suruh membawamu ke apartemen. Tadi dia sudah memasak.”
“eoh???
Julia??? Ahhhhs… aku penasaran sekali dengan dia. Gadis yang membuat hyungku
ini mengalihkan perasaannya dari jiyeon.” Myungsoo berkata sekenanya.
“ya…
aku tak menyukai Julia! Tentu saja aku masih menyukai jiyeon!”
“terserah
jika hyung mengelak!”
Myungsoo
menatakan dirinya hendak tidur karena merasa lelah. Sungkyu hanya terdiam tak
menanggapi perkataan myungsoo. Dan akhirnya sampailah mereka.
“aku
sampai!” terdengar suara sungkyu memasuki dapur di mana Julia sedang menyiapkan
makan.
“eoh…
cepat sekali? Mana myungsoo?”
Julia bertanya
tanpa mengalihkan pandangannya dari wajan di depannya.
“aku di
sini!” myungsoo memasuki dapur.
“ahhh
kau benar-benar datang?” Julia menoleh kearah myungsoo dan memamerkan
senyumnya.
“ternyata
calon kakak ipar sangat cantik!” myungsoo memuji Julia.
PLETAK!
Sungkyu memukul myungsoo.
“yaaaa
appo!” myungsoo berteriak sehingga membuat Julia terkejut.
“kau
kenapa?” Julia mematikan kompor dan beralih memegang kepala myungsoo yang
merasa sakit.
“tidak,
aku taka pa-apa.”
“benarkah?”
Julia menatap myungsoo kawatir. Sungkyu merasa risih melihat Julia dan
myungsoo.
“wuaahhhh ada
strawberry chocolate!” sungkyu berseru yang membuat perhatian Julia
teralihkan padanya.
PLAK!!!
Julia memukul tangan sungkyu yang hendak mengambil strawberry di dalam mangkuk.
“yaa…
kenapa kau memukulku!”
“itu
buat myungsoo!!!”
“rasakan
kau hyung!” myungsoo menyeringai kea rah sungkyu.
“ya…
kau tak adil sekali eoh?” kau tak pernah membuatkan ini untukku??”
“ini
untuk orang yang sepesial.”
“berarti
aku sepesial Julia??? Hahaha… ah… tidak kau calon kakakku jadi aku harus
memanggilmu noona”
“tentu
saja kau sepesial.” Julia mengedipkan mata kanannya.
“kalian
membuatku muak!!!” sungkyu ,engacak-acak rambutnya dan beranjak keluar dapur
menuju meja makan. “cepatlah aku lapar!” teriaknya.
Myungsoo
dan Julia hanya tertawa.
“kau
akan tinggal di mana?” Tanya Julia di sela-sela makannya.
“bagaimana
kalau aku tinggal bersama noona dan hyung???”
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar