Blogger Widgets

Entri Populer

Jumat, 14 Juni 2013

FF A Person Like Me Infinite Chapt 3



A PERSON LIKE ME 3
Author : Yonggyu90
Cast               : HAN JOO LIE aka JULIA (reader/OC)
                          INFINITE MEMBER
                          JUNG EUN JI
                          AILEE
                          BAE SUZY
                          PARK JIYEON
Rate : -
Length: cont
Genre : terserah reader
Notes : FF yang begitu gaje yang murni dari otak saya & banyak typo :D
chapter 3
 
Sungkyu pov
                Mataku sulit sekali terpejam dan Entah mengapa aku ingin sekali masuk kamarnya dan memastikan apakah dia baik-baik saja. Tapi pasti dia akan sangat marah padaku. Aku bangun dari rebahanku dan berjalan ke luar kamar. Aku berada di depan pintu kamarnya. Aku ragu, aku harus masuk atau tidak?
                ‘ahh sebaiknya aku masuk saja’ aku beranikan diri memasuki kamar Julia yang tidak di kunci. Aku berjalan mendekatinya yang tengah tertidur. Dia terlihat berkeringat di dahinya. Bibirnya yang mungil itu terlihat pucat. Dengan sigap aku menempelkan tanganku di dahinya untuk memastikan apakah dia baik-baik saja.
                “ya Tuhan!!” aku memekik lirih ketika aku mengetahui Julia sedang panas tinggi.
                “mama… appo…” Julia terus merintih kecil. Aku tak tau apa yang harus aku lakukan.
                “Julia…!” aku memanggilnya lirih dengan harapan dia akan terbangun, tapi sepertinya dia tidak mendengarkan panggilanku. Aku segera berlari keluar untuk mengambil air hangat untuk mengompresnya. Aku akan menunggunya hingga 1 jam. Jika panasnya tidak turun aku akan menelfon myungso adikku yang masih ada di jepang.
                Aku mulai mengompres dan menunggunya. Aku tak tau apa yang ku rasa. Mengapa aku begitu peduli terhadap Julia. Bahkan terbesit dalam benakku bahwa aku takut terjadi sesuatu padanya.
                Dan satu jam telah berlalu, aku berlari ke kamar dan mengambil handphone. Aku telah menekan tombol dial up nomor 2 di handphone ku. Terdengar nada terhubung dengan nomor tujuanku. Tapi lama sekali tidak ada jawaban. Aku me redial nomor itu dan berjalan ke kamar Julia.
                “hallo hyung, wae?? Ini sudah malam.” Terdengar suara dari seberang merespon panggilanku.
                “myungsoo ya, maaf mengganggu tidurmu.”
                “hmm… wae?? Apa kau ada masalah di sana???” terdengar suara myungsoo khawatir.
                “uhh… kau bisa membantuku?? Pasti kau bisa karena kau calon dokter.”
                “hmm.. katakan.. “
                “Julia mengalami demam tinggi, aku tak tau apa yang terjadi tadi. Tapi dia kesulitan berjalan dan terdapat luka di lutut kanannya. Lukanya membengkak dan berwarna merah. Ada apa dengannya?? Apa yang harus aku lakukan.” Tak tau kenapa aku begitu khawatir.
                “hyung… apa kau mulai menyukainya???”
                DEGHHH!! Pertanyaan myungsoo membuatku terasa seperti tersambar petir.
                “ya… apa yang kau Tanya kan??? Aku meminta bantuanmu.!”  Terdengar gugup dalam suaraku.
                “kau khawatir sekali. Kau pasti mulai menyukainya haha…!” myungsoo tertawa mengejek
                “yaa… cepatlah… aku bersumpah akan mencincangmu ketika aku kembali ke jepang nanti!”
                “yaa… hyung… kenapa kau marah??? Sepertinya kataku benar jika kau marah??”
                Aissshhh… adikku ini sungguh menyebalkan sekali, coba saja dia di dekatku pasti dia sudah aku pelintir-pelintir jadi lollipop.
                “mama…” terdengar Julia merintih lagi.
                “yakkk kim myungsoo cepatlah apa kau ingin dia mati eoh???”
                “baiklah… kemungkinan besar dia tak akan mati, jangan terlalu khawatir seperti itu. dia hanya mengalami sedikit shock dan mungkin kakinya terkilir. Panas tubuhnya itu kemungkinan terjadi karena lukanya mulai terinfeksi. Sebaiknya hyung bawa saja dia ke rumah sakit. Dia tidak akan mati tapi dia akan sangat kesakitan hyung.”
                “baiklah… aku akan membawanya ke rumah sakit. Lanjutkan tidurmu.” Aku menutup telfon dan berlari ke kamarku mengambil jaket.
                Omo… apa yang harus aku bawa?? Ahhh tidak.. aku hanya harus membawa dia saja. Aku mencari-cari kunci mobil Julia di meja di samping tempat tidurnya. Setelah ketemu aku menggigit kunci itu dan merengkuh Julia dalam gendonganku.
SUNGKYU POV END
JULIA POV
                Badanku terasa sangat lesu sekali. Aku menggeliat mencoba membuka mataku, sungguh ini terasa berat sekali. Perlahan aku berhasil membuka mataku. Aku melihat cahaya terang yang membuat ku merasa silau sehingga aku memicingkan mataku. Aku berusaha duduk.
                “aku ada di mana??” aku bertanya sendiri karena tak ada seorang pun di sini. Aku berada di sebuah ruangan yang berdinding putih bersih dengan korden berwarna hijau muda senada dengan tempat tidur dan selimutku.
                “aigooo yaa…. Jangan duduk dulu!” aku menoleh kea rah suara yang menurutku sangat familiar.
                Aku melihat sungkyu berjalan mendkatiku dari arah pintu sambil membawa sesuatu dalam plastic.
                “apa aku ada dir umah sakit?” aku bertanya padanya.
                “ne, kau kira kau di mana?? Chhh sudah jelas kau ada di sini, di rumah sakit. Kau tau kau hampir mati semalam.”
                “aisssshhh jinja yaa?? Aku hanya bertanya padamu, kenapa kau menjawab seketus itu? lagi pula aku tak menginginkan kau membawaku kemari.” Aku mendengus kesal.
                “neo micyeoso!”
                “wae????”
                “Julia… kau membuat mama kawatir.” Tiba-tiba mamaku datang bersama dengan dongwoo oppa orang kepercayaan mama. Mama langsung memelukku. Aku terkejut dan hanya terdiam melongo.
                “m..m..mama? bagai…”
                “kau seperti ini tapi kau tak mau mengabari mama.” Mama memotong kalimatku. “kalau bukan karena sungkyu,mama pasti sudah kehilanganmu.” Mama melanjutkan kalimatnya dan menangis.
                “mama han, yang penting kan sekarang Julia sudah baikan.” Sungkyu menenangkan mama dan memeluknya.
                “mwo??? Mama???” aku setengah berteriak.
                “aishh dia kan calon suamimu, sudah sepantasnya dia memanggilku mama.” Mama membela sungkyu.
                Aku rasa ini benar-benar membuatku gila. Sungkyu tersenyum yang tak ku mengerti makna dari senyum itu.
                “ahhh… kau harus makan, tadi aku membelikanmu bubur, aku rasa kau tak suka makanan dari rumah sakit.” Sungkyu membuka plastik yang sedari tadi di bawanya.
                “wuahh mantu Kim perhatian sekali, tak salah kami memilihmu.”
                “aku rasa nyonya Han ada benarnya.” Sela dongwoo
                “mwo??? Yaa oppa jangan over deh!”
                “yaa dongwoo oppa tidak over Julia, mama memang kagum dengan mantu kim, mama jadi teringat papa.” Mata mama menerawang jauh.
                “mama mulai deh…!” aku sebal bila mendengar dan melihat mama seperti ini.
                “sini mama suapin!” mama mengambil bubur dari tangan sungkyu kemudian menyuapiku. Baru dapat satu suapan dongwoo oppa mendapat telfon.
“nyonya Han satu jam lagi ada meeting dengan tuan Jung soryong.” Dongwoo memberi tahu mama.
“dongwoo ah.. sudah mama bilang jangan panggil aku nyonya, sudah berapa tahun kau bekerja denganku masih saja belum terbiasa!”
“aissshhh babo oppa!!” aku menjulurkan lidahku kea rah dongwoo.
PLETAK!!!
“yaaa appo!!” aku berteriak ketika dongwoo menjitak kepalaku.
“ahhh maaf mama, sepertinya lidahku sudah sangat kaku.” Dongwo tertawa.
“baiklah aku akan pergi, mantu kim jaga Julia ya!” mama menyerahkan mangkuk bubur pada sungkyu.
“pasti!” sungkyu tersenyum aneh.
“aku sudah tak sabar bekerja denganmu sungkyussi!” dongwoo memegang pundak kanan sungkyu.
“aku akan menjadi partner terbaikmu nanti!” sungkyu memukul bahu dongwoo pelan.
Dan akhirnya mama dan dongwoo pergi dari ruanganku dan meninggalkan aku dengan makhluk mengerikan ini.
                “aku bisa makan sendiri!” aku berusaha merebut dari tangan sungkyu, tapi aku merasa kesulitan karena tangan kananku terpasang infus.  Aku melihat sungkyu tertawa meledek.
                “dasar keras kepala. Sini aku suapi!” sungkyu duduk di ranjang dekat denganku.
                Degg!! Aku merasa ada yang aneh dalam diriku ketika sungkyu menyuapkan makan ke mulutku dan duduk sedekat ini. Aku tak bisa mengontrol ritme jantungku yang mengalami kelainan. Aku memegang dadaku. Sungkyu menatapku heran.
                “apa kata dokter aku terkena kelainan jantung?” aku bertanya pada sungkyu.
                “tidak, kau hanya sedikit shock dan mengalami infeksi pada lukamu itu. apa dadamu sakit?” aku hanya mengangguk, sungkyu khawatir dan meletakkan tangannya di dadaku di atas tangannku.
                Aku merasa jantungku semakin aneh saja. Ohh tuhan penyakit apa ini? Batinku.
                “apa di sini yang merasa sakit??” aku tak bisa menjawab dan hanya mengangguk. Tiba-tiba nafasku menjadi sesak ketika sungkyu mendekatkan wajahnya padaku. Aku rasa aku akan segera pingsan.
                “kenapa kau begitu pucat?? Aku akan panggil dokter.” Sungkyu berlari keluar kamar mungkin akan mencari dokter.
JULIA POV END
SUNGKYU POV
                “dia taka pa-apa, semuanya sehat dan baik. Tidak ada kelainan dalam organ dalamnya.!” Dokter  Jung daeryong menegaskan setelah menjalani serangkaian pemeriksaan MRI dan sebagainya.
                “benarkah dok??” aku dan Julia bersamaan.
                “ini hasil testnya.”  Dokter jung menunjukkan beberapa lembar hasil test Julia hari ini. Bukannya menginginkan Julia sakit tapi sepertinya kami tak puas dengan test ini. Setelah perbincangan cukup lama aku pun mengantarkan Julia ke ruang inapnya.
                Aku mengangkat Julia dari kursi roda.
                DEGGG!!! Apakah ini yang di rasakan Julia??? Jantungku jadi kacau tak beraturan. Buru-buru aku membaringkan Julia di ranjang.
                “ee… aa..aku pergi dulu, nanti aku kembali! Sebaiknya kau istirahat.” Tak tau kenapa aku jadi gugup.
                “eoh…” Julia hanya mengangguk.
                Aku segera berlari keluar. Aku mendatangi dokter Jung daeryong lagi.
                “ada yang serius? Duduklah!” dokter jung mempersilahkanku duduk.
                Aku duduk di tempat yang di tunjuk dokter.
                “dokter, apa kau tadi jujur? Sebenarnya Julia mengidap penyakit kan?? Sepertinya penyakitnya menular dok.” Tanyaku sungguh-sungguh.
                “penyakit??? Menular???” dokter jung heran ku rasa dengan pertanyaanku.
                “iya dok, soalnya… sejak aku bersentuhan dengan Julia, aku rasa detak jantungku jadi tak beraturan. Aliran darahku berhenti dan… sulit sekali untuk berbicara.” Aku meyakinkan.
                “hahaha…” mwo?? Dokter jung malah tertawa?? Bukankah ini masalah yang sangat serius??
                “yaa… kenapa dokter tertawa? Saya serius dok. Jujurlah padaku.!”
                “sungkyussi, sepertinya kalian yang harus jujur haha” Dokter jung tertawa.
                “kami??? Wae?? Kenapa harus kami??” tanyaku tak mengerti.
                “ini bukanlah masalah serius, ini bukan penyakit. Itu tidak menular dan biasa terjadi pada manusia normal!”dokter jung mengedipkan sebelah matanya. Karena merasa dokter jung tak memberikan solusi aku pun akhirnya keluar dari ruangannya.
                Normal?? Ini tak normal. Dokter jung pasti salah deteksi. Aku terus saja teringat perkataan dokter jung. Aku berjalan lemas menyusuri koridor.
SUNGKYU POV END
---
                Terlihat beberapa-pengunjung keluar masuk Tasty cafĂ©, hari itu sungjong dan sungyeol terlihat sangat sibuk.
                “apa Julia baik-baik saja?”
                Suara seorang laki-laki mengejutkan sungjong yang tengah berdiri di meja bartender.
                “ahhh woohyunssi?”
                “hey jangan terlalu formal begitu. Apa Julia ada?”
                “ahh… ne hyung, Julia nui sedang di rumah sakit. Semalam dia demam, aku dan sungyeol hyung juga belum sempat menjenguk karena Tasty sangat ramai pengunjung hari ini.”
                “rumah sakit? Beritahu aku RS mana dia di rawat?”
                Sungjong mengambil kertas dan menuliskan sebuah alamat rumah sakit. Dan menyerahkan pada woohyun.
                “hyung mau ke sana?”
                “eoh… aku akan langsung ke sana!!”
                “sebentar hyung!”
                Sungjong berlari menemui sungyeol. Tak berapa lama sungyeol datang membawa sebuah bingkisan.
                “hyung ah, kau mau ke sana? Berikan ini pada Julia, ini sup jahe akan mengembalikan metabolism tubuhnya.”
                Sungyeol menyerahkan sebuah bingkisan ke pada woohyun.
                “ahh ya dengan senang hati.” Woohyun tersenyum
                “sampaikan salam kami pada Julia.”
                “pasti, baiklah teruskan kerjamu aku akan segera pergi. Mari” woohyun membungkuk akan pergi yang dib alas dengan bungkukan sungyeol.
                Woohyun tengah berjalan di sebuah koridor rumah sakit, dia menaiki lift menuju kamar Julia. Sesekali dia tersenyum melihat bingkisan hijau yang dia bawa dari sungyeol. Pintu lift terbuka dan dia berjalan menuju ruangan inap Julia. Dia membuka pintu perlahan tampak seorang gadis mengenakan baju rawat rumah sakit tengah berbaring memainkan selang infusnya.
                “anyeonghaseo…!” woohyun menyapa.
                Gadis itu Nampak terkejut.
                “aa…aaa…anyeong…” Julia mencoba duduk yang dengan sigap di bantu woohyun.
                “bagaimana keadaanmu??” woohyun memamerkan senyumnya yang membuat Julia merasa hamper mati.
                “sudah membaik woohyunssi.” Julia masih sangat gugup.
                “hey jangan bersikap formal padaku, panggil saja woohyun.”
                “tidak mau, aku akan memanngilmu oppa!” Julia terkekeh.
                “baiklah, sepertinya lebih menarik.” Woohyun tertawa. “eoh.. tadi sungyeol menitipkan sup jahe untukmu, dan mereka bilang maaf belum bisa menjenguk.”
                “oppa tadi ke tasty?”
                “kalau tidak ke tasty mana mungkin aku tahu kau sedang di rumah sakit. Alamat rumahmu saja aku tak tau bahkan nomor handphone mu.”
                “aahh ne, mian…”
                “lain kali kau harus menghubungiku.” Woohyun meraih handphone di meja tanpa meminta izin Julia terlebih dahulu. “ini nomorku dan nomormu sudah aku simpan” woohyun menyerahkan handphone pada Julia.
                “ahhh ne oppa.” Julia tersenyum
                “WOOHYUN???” seseorang memanggil woohyun tak percaya.
SUNGKYU POV
                “WOOHYUN???” aku tak percaya dengan apa yang aku lihat. Benarkah sepupuku yang tengah bersama Julia?
                “HYUNG?” woohyun kaget melihat kehadiranku.
                “sedang apa kau ke sini?” aku berjalan mendekati ranjang Julia.
                “opp.. “ Julia menunjuk kami berdua secara bergantian.
                “yaa… woohyun ini adik sepupuku!” aku berkata kea rah Julia.
                “jadi??” Julia menatap woohyun bingung.
                “hyung jangan bilang dia adalah tunanganmu!” woohyun berkata padaku. Ada apa ini? Apa woohyun menyukai Julia?? Kenapa aku merasa harus menjawab iya.
                “ya.. dialah tunanganku!” aku sepertinya menjadi bangga sekali ketika mengatakan itu.
                “m..m..mwoya? yaa… bukankah kita tak menginginkannya jadi jangan katakana hal itu!”
                “hey bahkan sabtu depan kita akan bertunangan!” entah mengapa aku ingin berteriak pada woohyun, ingin menunjukkan padanya dia tunanganku.
                Woohyun menatap ku dan Julia bergantian, tatapannya penuh rasa ingin tahu.
                “cchhh oppa… ini di luar kemauanku!” Julia memanngil woohyun oppa??? Sedekat itukah mereka?
                “hyung, bisa kita bicara sebentar?” woohyun menawarkan padaku dan aku mengiyakan.
                “aku rasa pertunanganmu tak boleh terjadi hyung!” woohyun berkata setelah kami berada di cafeteria. Dia menenggak jus jeruknya tanpa tersisa.
                “wae??? Itu sudah direncanakan dan pasti akan terjadi.”
                “bukankah kau kemarin berkata tak menyukainya? Bukankah kau sudah memiliki jiyeon? Kau maruk sekali!”
                “ya.. jangan bawa jiyeon karena aku akan tetap menjadi kekasihnya.”
                “cihhh… kau maruk sekali hyung!”
                “hyaaa… apa hubungannya denganmu?” aku menangkap gelagat aneh woohyun.
                “tak kan ku biarkan kau menyakiti Han JooLie!”
                Kulihat woohyun mengepalkan tangannya meremas tisu di atas meja. terlihat nada serius pada ucapannya.
                “apa kau???” aku bertanya ragu.
                “ya.. aku menyukainya, dan takkan kubiarkan kau menyakitinya.” Woohyun berdiri dan meninggalkanku dalam kebisuan. Aku masih mencerna kata-kata woohyun terakhir kalinya.
SUNGGYU POV END
                “apa??? Kau sudah ada di bandara??? Aish… yang benar saja!” sungkyu memaki-maki ponselnya.
                “ya… bukankah lusa hari pertunanganmu? Aku datang lebih awal karena kuliahku sedang cuti tahunan. Besok mama papa baru akan datang. Cepatlah jemput aku!”
                “haaahhh sungguh kau ini, baiklah 30 menit lagi aku sampai.”
                Sungkyu menutup telfonnya.
                “siapa?? Kenapa wajahmu seperti itu??” Julia bertanya sambil menata sarapan pagi di meja.
                “L, suadah datang ke korea.” Sungkyu menjawab singkat.
                “L?” Julia tak mengerti.
                “kim myungsoo, adikku.”
                “eoh… jemputlah cepat-cepat. Aku akan menyiapkan makan untuknya juga.”
                “baiklah… aku berangkat! Masaklah yang enak!” sungkyu menegedipkan mata yang hamper tak terlihat karena mata sipitnya.
                Sungkyu melintasi kota pelan-pelan, sesekali dia melirik GPS yang terpasang di mobil Julia. Sungkyu berjalan keluar dari dalam mobil hijau metalik Julia setelah sampai di bandara. Dia berjalan menuju terminal E di mana dia dulu datang ke korea. Dia mengedarkan pandangannya, dan menangkap sesosok lelaki tampan yang ia kenal tengah duduk di bangku panjang yang berada tak jauh dari terminal E.
                “L….!!!” sungkyu memanggil seseorang yang tengah duduk itu.
                “hyung!!”
                Nampak dua orang itu tengah berpelukan melepas rindu.
                “hyung aku merindukanmu!”
                “aish… dasar! Aku tau kau hanya berpura-pura”
                “yah… biar ini terlihat dramatis seperti di film-film hyung!” myungsoo mencibir.
                “ayo bawa barangmu!”
                “ahh ya..” myungsoo menarik tasnya mengikuti sungkyu.
                Mobil hijau metalik itu perlahan menjauh dari bandara.
                “hyung… aku lapar!” myungsoo memegang perutnya.
                “eoh… Julia bilang aku di suruh membawamu ke apartemen. Tadi dia sudah memasak.”
                “eoh??? Julia??? Ahhhhs… aku penasaran sekali dengan dia. Gadis yang membuat hyungku ini mengalihkan perasaannya dari jiyeon.” Myungsoo berkata sekenanya.
                “ya… aku tak menyukai Julia! Tentu saja aku masih menyukai jiyeon!”
                “terserah jika hyung mengelak!”
                Myungsoo menatakan dirinya hendak tidur karena merasa lelah. Sungkyu hanya terdiam tak menanggapi perkataan myungsoo. Dan akhirnya sampailah mereka.
                “aku sampai!” terdengar suara sungkyu memasuki dapur di mana Julia sedang menyiapkan makan.
                “eoh… cepat sekali? Mana myungsoo?”
                Julia bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari wajan di depannya.
                “aku di sini!” myungsoo memasuki dapur.
                “ahhh kau benar-benar datang?” Julia menoleh kearah myungsoo dan memamerkan senyumnya.
                “ternyata calon kakak ipar sangat cantik!” myungsoo memuji Julia.
                PLETAK! Sungkyu memukul myungsoo.
                “yaaaa appo!” myungsoo berteriak sehingga membuat Julia terkejut.
                “kau kenapa?” Julia mematikan kompor dan beralih memegang kepala myungsoo yang merasa sakit.
                “tidak, aku taka pa-apa.”
                “benarkah?” Julia menatap myungsoo kawatir. Sungkyu merasa risih melihat Julia dan myungsoo.
                “wuaahhhh  ada  strawberry chocolate!” sungkyu berseru yang membuat perhatian Julia teralihkan padanya.
                PLAK!!! Julia memukul tangan sungkyu yang hendak mengambil strawberry di dalam mangkuk.
                “yaa… kenapa kau memukulku!”
                “itu buat myungsoo!!!”
                “rasakan kau hyung!” myungsoo menyeringai kea rah sungkyu.
                “ya… kau tak adil sekali eoh?” kau tak pernah membuatkan ini untukku??”
                “ini untuk orang yang sepesial.”
                “berarti aku sepesial Julia??? Hahaha… ah… tidak kau calon kakakku jadi aku harus memanggilmu noona”
                “tentu saja kau sepesial.” Julia mengedipkan mata kanannya.
                “kalian membuatku muak!!!” sungkyu ,engacak-acak rambutnya dan beranjak keluar dapur menuju meja makan. “cepatlah aku lapar!” teriaknya.
                Myungsoo dan Julia hanya tertawa.
                “kau akan tinggal di mana?” Tanya Julia di sela-sela makannya.
                “bagaimana kalau aku tinggal bersama noona dan hyung???”

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar