AIGOO!! : ANTARA HISTERIA, ASMA DAN
METROMINI
Author : YongGyu90 & Dio
Genre : Comedy, Friendship, CG
Main Cast : B.A.P
Special Cast : Choi Sulli & Hee Shindong SM ent
Length : Series
Note : * (adaptation) Huru Hara Rako series
by Dio
·
Moon Jongup harus jadi
cewek di sini, karakternya tomboy.
Anyeong
BABYs^^
Ini dia
seri ke dua AIGOO!! Nan jeongmal mianhae kalo gak dapet feel nya -_- adm.
Bawain special cast nih… pada penasaran kan ceritanya gimana?? Mereka dapat
peran apa??? :D ingat, ini comedy jadi adm. Gak pake bahasa baku ne^^
ok selamat membaca J
ok selamat membaca J
Chapter 1
Guru
memang pahlawan tanpa tanda jasa. Setiap hari mereka mengajar di SMA TS yang
dipopulasikan oleh anak-anak badung yang punya kecenderungan sakit mental, dari
pagi sampai sore, senen sampe jumat.
Mungkin
akibat tekanan batin itulah, guru-guru SMA TS akhirnya menjelma menjadi
pahlawan tanpa belas kasihan. Inilah yang dirasakan Daehyun, bersama seisi
kelas B. namun, dari sekian banyak guru berdarah dingin tersebut, yang paling
ditakuti adalah Hee Shindong seonsangnim, atau biasa disebut Kau-Tahu-Siapa. Kadang juga dipanggil Gollum,
kadang Rudy Krueger.
Masalahnya
adalah, Shindong seonsangnim yang notabene adalah guru Kenegaraan –pelajaran
terakhir hari itu- yang seharusnya memberikan banyak pelajaran moral yang
menenangkan, justru lebih senang membombardir siswanya dengan berbagai kejutan
setiap sepuluh menit. Ini contohnya:
“selamat
siang anak-anak,” Shindong seonsangnim masuk kelas dan menyapa anak-anak.
“Siang
seonsangniiiiiiiiiiim.”
“Ya.
Tolong kumpulkan tugas makalah kalian yang kemarin.”
Seketika
itu juga terjadi hysteria masal di kelas.
“Mangnya
ada tugas makalah ya??” Daehyun dengan panic bisik-bisik pada Yongguk yang
duduk di sebelahnya.
“Nggak
ada seingat gua.”
Kelas
tiba-tiba saja berubah menjadi seperti bioskop. Bergemuruh dengan suara dolby
digital.
“Oh…
memangnya kemarin tidak ada tugas makalah ya?” Shindong seonsangnim balik
bertanya.
Dengan
aransemen yang kompak, semua menjawab,”NGGAK!”
Shindong
seonsangnim salting,”Oh…ya udah. Jadi dapet ide, kalo gitu tolong kalian buat
makalah, dikumpulin minggu depan. Pakai sumber buku minimal lima ya.oke,
BAIKLAH. Mari kita mulai pelajaran hari ini.”
Daehyun
memperhatikan ekspresi teman-teman sekelasnya yang cengo. Ada yang megangin
kepala, ada yang garuk-garuk meja. Sempat terlihat Zelo sedang menghisap-hisap
inhalernya untuk mengantisipasi serangan asma.
“Gila
nih guru. Ngasih tugas mendadak nggak ngasih tau dulu…,” Yongguk protes.
“Namanya
juga tugas mendadak, guk ah!”
“iye
ye…. Eh hyun ah, lo jadi ngirim artikel ke majalah sekolah?”
Daehyun
angkat bahu,” nggak tau nih, ilham aja belon dapet.”
“Ilham
murid baru dari Indonesia itu?? kan ada di kelas sebelah. Kalo mau ketemu,
ketemu aja kok susah.”
“Gua
serius nyet.” Daehun menggerutu. Dibukanya buku catatan, hendak menulis apa
yang di tulis Shindong seonsangnim di papan. Ketika ujung pena sudah menempel
pada kertas…
…
Shindong seonsangnim menghapus papan.
“yaaaaahh…”
Shindong
seonsangnim kembali menulis alinea baru. Daehyun buru-buru mencatatnya sebelum
papan dibersihkan lagi.
Gak
sampe waktu satu menit, papan tulis sudah dipenuhi oleh tulisan Shindong
seonsangnim. Daehyun mulai berpikir bahwa mungkin masa kecilnya Shindong
seonsangnim doyan mencorat-coret tembok tetangga hingga bisa menulis secepat
itu dalam posisi berdiri. Menit berikutnya daehyunmenyimpulkan bahwa mungkin
pada waktu kecil Shindong seonsangnim
kurang kasih sayang hingga selalu berhasrat melimpahkan segala perbuatan
kejam pada muridnya.
Teori
itu terbukti keberadaannya karena pada waktu bersamaan, Shindong seonsangnim
kembali MENGHAPUS papan. Pada saat itulah terdengar jeritan nelangsa penghuni
kelas.
“Oooooohhhhh….”
“Yaaaahhhhhhhh….”
Shindong
seonsangnim menulis lagi sampai penuh. Lalu sebelum siswanya sempat menctat
secara komplit, penghapus kembali bergerak.
Kelas
kembali melolong.
“Tiiiiddaaaaaaaaakkkkk….!”
“Yamete
kudasai….!”
“I’M
MELTING!!!” (loh -_-)
“UEDAN
TENAN INI GURU!”
Alhasil
penghuni kelas seperti mengikuti kuis “Berpacu Dengan Shindong Seonsangnim”.
Mereka berusaha menyetarakan kecepatan dengan Shindong seonsangnim sebelum
penghapus terkutuk itu mulai bergerak. Di antara empat puluh siswa yang
ngos-ngosan, Cuma satu siswa yang sukses menctat semuanya. Dia adalah Zelo.
Daehyun
merasa kagum sekaligus ngeri melihat Zelo yang sekarang terlihat memiliki
gejala-gejala terserang Parkinson. Bolak-balik Zelo menghisap inhalernya
sebelum asmanya kambuh.
Shindong
seonsangnim baru saja akan menghapus papan tanpa belas kesihan ketika anak-anak
melancarkan protes.
“Seonsangnim,
jangan dihapus dong! Kan belon selese…..”
“Oh…?
Kalian belon selese nyatet toh?” Tanya Shindong seonsangnim polos,”sebenarnya
kalian gak perlu nyatet juga. Wong semua yang sya catet ada di buku kok.”
Kalo
ini adalah anim jepang, bisa dipastikan satu kelas pada jatoh nyusruk ke
lantai. Ada beberapa yang kembali megangin kepala, plus dijedukin ke meja. Ada
yang mulai gigit-gigit pensil. Zelo kembali menghisap inhalernya dengan nafsu.
“BILANG
DARI TADI KEEEKKK!!”
Shindong
seonsangnim berusaha menenangkan kelas,”Sudah, sudah, kalian ini. Pokoknya
semua bahan itu ada di buku. Semua bahan ulangan minggu depan bisa kalian liat
di buku.”
“Hah??
Ulangan??”
“Iya.
Lho saya lupa bilang ya? Minggu depan kita ulangan ya…”
Satu
kelas deg-degan,”Lho pak… minggu depan kan katanya kita di suruh ngumpulin
makalah…”
“Ha??
Oh iya ya,” Shindong seonsangnim seolah baru teringat akan tugas dadakannya
itu,”ya udah…ya udah… minggu depan nggak jadi ulangan deh kalo gitu. Takut
nyusahin kalian.
Seluruh
siswa mengeluarkan nafas lega. Ada yang menitikkan air mata haru. Ada juga yang
mengusap-usap muka sambil bebacaan,
‘Tumben
nih guru jadi pengertian.” Pikir Daehyun
“Maka
dari itu, ulangannya hari ini saja, bagaimana???”
Tercipta
kegaduhan luar biasa. Ucapan singkat Shindong seonsangnim memunculkan
gejala-gejala bunuh diri masal.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar