Blogger Widgets

Entri Populer

Jumat, 02 Agustus 2013

B.A.P FF AIGOO!! : ANTARA HISTERIA, ASMA DAN METROMINI (comedy) chapt 1





AIGOO!! : ANTARA HISTERIA, ASMA DAN METROMINI
Author                          : YongGyu90 & Dio
Genre                           : Comedy, Friendship, CG
Main Cast                    : B.A.P
Special Cast                : Choi Sulli & Hee Shindong  SM ent
Length                          : Series
Note                              : * (adaptation) Huru Hara Rako series by Dio
·         Moon Jongup harus jadi cewek di sini, karakternya tomboy.
                                       
                Anyeong BABYs^^
                Ini dia seri ke dua AIGOO!! Nan jeongmal mianhae kalo gak dapet feel nya -_- adm. Bawain special cast nih… pada penasaran kan ceritanya gimana?? Mereka dapat peran apa??? :D ingat, ini comedy jadi adm. Gak pake bahasa baku ne^^
                ok selamat membaca J

Chapter 1
                Guru memang pahlawan tanpa tanda jasa. Setiap hari mereka mengajar di SMA TS yang dipopulasikan oleh anak-anak badung yang punya kecenderungan sakit mental, dari pagi sampai sore, senen sampe jumat.
                Mungkin akibat tekanan batin itulah, guru-guru SMA TS akhirnya menjelma menjadi pahlawan tanpa belas kasihan. Inilah yang dirasakan Daehyun, bersama seisi kelas B. namun, dari sekian banyak guru berdarah dingin tersebut, yang paling ditakuti adalah Hee Shindong seonsangnim, atau biasa disebut  Kau-Tahu-Siapa. Kadang juga dipanggil Gollum, kadang Rudy Krueger.
                Masalahnya adalah, Shindong seonsangnim yang notabene adalah guru Kenegaraan –pelajaran terakhir hari itu- yang seharusnya memberikan banyak pelajaran moral yang menenangkan, justru lebih senang membombardir siswanya dengan berbagai kejutan setiap sepuluh menit. Ini contohnya:
                “selamat siang anak-anak,” Shindong seonsangnim masuk kelas dan menyapa anak-anak.
                “Siang seonsangniiiiiiiiiiim.”
                “Ya. Tolong kumpulkan tugas makalah kalian yang kemarin.”
                Seketika itu juga terjadi hysteria masal di kelas.
                “Mangnya ada tugas makalah ya??” Daehyun dengan panic bisik-bisik pada Yongguk yang duduk di sebelahnya.
                “Nggak ada seingat gua.”
                Kelas tiba-tiba saja berubah menjadi seperti bioskop. Bergemuruh dengan suara dolby digital.
                “Oh… memangnya kemarin tidak ada tugas makalah ya?” Shindong seonsangnim balik bertanya.
                Dengan aransemen yang kompak, semua menjawab,”NGGAK!”
                Shindong seonsangnim salting,”Oh…ya udah. Jadi dapet ide, kalo gitu tolong kalian buat makalah, dikumpulin minggu depan. Pakai sumber buku minimal lima ya.oke, BAIKLAH. Mari kita mulai pelajaran hari ini.”
                Daehyun memperhatikan ekspresi teman-teman sekelasnya yang cengo. Ada yang megangin kepala, ada yang garuk-garuk meja. Sempat terlihat Zelo sedang menghisap-hisap inhalernya untuk mengantisipasi serangan asma.
                “Gila nih guru. Ngasih tugas mendadak nggak ngasih tau dulu…,” Yongguk protes.
                “Namanya juga tugas mendadak, guk ah!”
                “iye ye…. Eh hyun ah, lo jadi ngirim artikel ke majalah sekolah?”
                Daehyun angkat bahu,” nggak tau nih, ilham aja belon dapet.”
                “Ilham murid baru dari Indonesia itu?? kan ada di kelas sebelah. Kalo mau ketemu, ketemu aja kok susah.”
                “Gua serius nyet.” Daehun menggerutu. Dibukanya buku catatan, hendak menulis apa yang di tulis Shindong seonsangnim di papan. Ketika ujung pena sudah menempel pada kertas…
                … Shindong seonsangnim menghapus papan.
                “yaaaaahh…”
                Shindong seonsangnim kembali menulis alinea baru. Daehyun buru-buru mencatatnya sebelum papan dibersihkan lagi.
                Gak sampe waktu satu menit, papan tulis sudah dipenuhi oleh tulisan Shindong seonsangnim. Daehyun mulai berpikir bahwa mungkin masa kecilnya Shindong seonsangnim doyan mencorat-coret tembok tetangga hingga bisa menulis secepat itu dalam posisi berdiri. Menit berikutnya daehyunmenyimpulkan bahwa mungkin pada waktu kecil Shindong seonsangnim  kurang kasih sayang hingga selalu berhasrat melimpahkan segala perbuatan kejam pada muridnya.
                Teori itu terbukti keberadaannya karena pada waktu bersamaan, Shindong seonsangnim kembali MENGHAPUS papan. Pada saat itulah terdengar jeritan nelangsa penghuni kelas.
                “Oooooohhhhh….”
                “Yaaaahhhhhhhh….”
                Shindong seonsangnim menulis lagi sampai penuh. Lalu sebelum siswanya sempat menctat secara komplit, penghapus kembali bergerak.
                Kelas kembali melolong.
                “Tiiiiddaaaaaaaaakkkkk….!”
                “Yamete kudasai….!”
                “I’M MELTING!!!” (loh -_-)
                “UEDAN TENAN INI GURU!”
                Alhasil penghuni kelas seperti mengikuti kuis “Berpacu Dengan Shindong Seonsangnim”. Mereka berusaha menyetarakan kecepatan dengan Shindong seonsangnim sebelum penghapus terkutuk itu mulai bergerak. Di antara empat puluh siswa yang ngos-ngosan, Cuma satu siswa yang sukses menctat semuanya. Dia adalah Zelo.
                Daehyun merasa kagum sekaligus ngeri melihat Zelo yang sekarang terlihat memiliki gejala-gejala terserang Parkinson. Bolak-balik Zelo menghisap inhalernya sebelum asmanya kambuh.
               Shindong seonsangnim baru saja akan menghapus papan tanpa belas kesihan ketika anak-anak melancarkan protes.
                “Seonsangnim, jangan dihapus dong! Kan belon selese…..”
                “Oh…? Kalian belon selese nyatet toh?” Tanya Shindong seonsangnim polos,”sebenarnya kalian gak perlu nyatet juga. Wong semua yang sya catet ada di buku kok.”
                Kalo ini adalah anim jepang, bisa dipastikan satu kelas pada jatoh nyusruk ke lantai. Ada beberapa yang kembali megangin kepala, plus dijedukin ke meja. Ada yang mulai gigit-gigit pensil. Zelo kembali menghisap inhalernya dengan nafsu.
                “BILANG DARI TADI KEEEKKK!!”
                Shindong seonsangnim berusaha menenangkan kelas,”Sudah, sudah, kalian ini. Pokoknya semua bahan itu ada di buku. Semua bahan ulangan minggu depan bisa kalian liat di buku.”
                “Hah?? Ulangan??”
                “Iya. Lho saya lupa bilang ya? Minggu depan kita ulangan ya…”
                Satu kelas deg-degan,”Lho pak… minggu depan kan katanya kita di suruh ngumpulin makalah…”
                “Ha?? Oh iya ya,” Shindong seonsangnim seolah baru teringat akan tugas dadakannya itu,”ya udah…ya udah… minggu depan nggak jadi ulangan deh kalo gitu. Takut nyusahin kalian.
                Seluruh siswa mengeluarkan nafas lega. Ada yang menitikkan air mata haru. Ada juga yang mengusap-usap muka sambil bebacaan,
                ‘Tumben nih guru jadi pengertian.” Pikir Daehyun
                “Maka dari itu, ulangannya hari ini saja, bagaimana???”
                Tercipta kegaduhan luar biasa. Ucapan singkat Shindong seonsangnim memunculkan gejala-gejala bunuh diri masal.
TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar