AIGOO!! : De QaQus
Author : Dio & Yonggyu90
Genre : Comedy, Friendship, CG
Main Cast : B.A.P
Support Cast : TS ent artist
Length : Series
Note : * (adaptation) Huru Hara Rako series
by Dio
·
Moon Jongup harus jadi
cewek di sini, karakternya tomboy.
Anyeong
BABYs^^
Berhubung
ini musim ujian, min YongGyu90 bawain FF comedy nih. Ini diadaptasi dari serial
Huru Hara Rako nya kak Dio. Di jamin… yang tadinya pusing mikir ujian bisa
langsung fresh baca ini FF. Mian kalo pemilihan karakternya gak tepat ne^^. Min
YongGyu90 juga tidak memakai bahasa baku
karena di sini genre nya “COMEDY”.
Ok lets
read^^
Chapter 1
Seringkali
waktu berjalan dengan kecepatan yang mencengangkan. Akselerasinya setara dengan
laju Road Runner ngibrit di atas pesawat jet(?). Namun kadang waktu juga dapat
berjalan demikian lambat, hingga membuat Suster Ngesot terlihat seperti The
Flash(?). itulah yang sekarang dirasakan oleh Jung Daehyun, salah satu siswa
tahun ke dua di SMA TS, yang kini tengah berbengong ria saat pelajaran Bahasa
Inggris. Sedari tadi tangannya sibuk mencorat-coret kertas , menggambar
karikatur Jun Hyosung gurunya tersayang dengan tingkat kekurang ajaran kronis.
Bolak-balik
Daehyun melihat catatannya dengan frustasi. Dengan cepat dia beralih pada Bang
Yongguk teman sebangkunya.
“Yongguk
ah…, jadi yang namanya past perfect tense itu peristiwanya udah kejadian ato
belon?? Trus bedanya sama past tense apaan??”
Yongguk
yang kadar intelegensinya nggak beda jauh pun menjawab,” Kalo past perfect itu
berarti udah bener-bener nampol kejadiannya. Liat aja udah PAS, trus Perfect
pula. Nah kalo past ten itu berarti udah pas sepuluh biji. PAS TEN. Gitu!”
“YA NGGAK GITU LAH DODOL!!!!”
“Siapa
yang dodol?”
Jakun
Daehyun serasa coplok dan jatuh ke bawah saat didengarnya suara dingin Jun Hyosung
gurunya yang mengancam. Perlahan dia menoleh dan melihat guru Bahasa Inggris
yang terkenal killer, tengah menatapnya dengan ke-antagonisan akut.
“Ehmmm
anu Seonsangnim, tadi saya nanya ke Yongguk soal tenses.” Daehyun menjelaskan
dengan pelan, sadar betul akan tatapan iba dari anak-anak sekelas yang
menyiratkan : “Mati aja deh ini anak” “Ih kasihan ya” “Ganteng juga…”
“sebenarnya
kalian tak perlu bikin sesi Tanya-jawab sendiri. Kalau dari tadi dengerin
penjelasan saya, pasti udah pada ngerti,” Hyosung seonsangnim berkata.
Baik
Daehyun maupun Yongguk terdiam. Daehyun selalu berpikir diam itu adalh cara
paling baik untuk membebaskan diri dari keadaan menyulitkan, namun ternyata
anggapannya tumbang saat Hyosung seonsangnim menarik selembar kertas yang ada
di meja. Dan kini keadan berubah menjadi malapetaka.
“JADI!!!!”
Hyosung seonsangnim berseru penuh kemenangan, seraya melihat seketsa asusila di
kertas,”Bukannya mencatat pelajaran, tapi kalian malah menggambar KAMBING!
Bagus! Bagus!”
Daehun
mengeluarkan bunyi seperti burung kenari tersedak biji salak. Nggak ngerti
harus ketawa atau panic. Kalau saja Hyosung seonsangnim menyadari siapa yang
sebetulnya digambar dalam seketsa itu…
“HUAHAAHAHAHAHA seonsangnim itu sih bukan kambing! Itu kan—ADAW!!”
kaki Yongguk ditendang oleh Daehyun dengan tingkat kenafsuan tinggi.
Hyosung
seonsangnim malah tertawa. Nggak sadar-sadar. “Huahahahahahahahahaha … memang
gak ada mirip-miripnya sama sekali sama kambing!!” Hyosung seonsangnim
memperlihatkan seketsa itu ke depan kelas. “Lihat kalian semua! Mana ada
kambing gambarnya kayak gini?? Huahahahahahaha…. Payah kamu. Ini mah mirip…
mirip… mi…rip….hmmmm…”
Seolah
adegan diputar extra slow motion, Daehyun hanya melihat wajah Hyosung
seonsangnim bertransformasi menjadi seperti ratu vampire. Saat itulah daehyun
merasa tak ada gunanya lagi untuk melanjutkan hidup.
Keheningan
mencekam itu dibuat semakin ancur dengan terdengarnya tawa lepas tanpa empati.
“BWAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!!!”
Kontan
seisi kelas menoleh kepada insan yang bersangkutan. Orang tersebut adalah Zelo,
cowok yang dikira paling kalem, sopan dan bermoral. Nyadar sedang jadi pusat
perhatian, Zelo langsung mengucapkan kalimat yang bikin naek darah.
“Maaf
seonsangnim…. kelepasan.”
***
Daehyun dan Zelo Cuma bisa memasang tampang
“Hidup-Tidak-Adil” saat Hyosung seonsangnim menggiring mereka menyusuri koridor
sekolah saat pelajaran berakhir. Saat itu pukul empat sore dan mereka berdua
seharusnya sudah bisa guling-guling di rumah seperti seluruh siswa SMA TS
lainnya. Tapi tentu saja akibat perbuatan criminal mereka terhadap sang guru
bahasa Inggris, Daehyun dan Zelo dijatuhi hukuman terberat dalam sejarah umat
manusia. “MEMBERSIHKAN TOILET”.
“NAH!!
mulai dari jam 4 ini, kalian berdua harus membersihkan toilet ini,” Hyosung
seonsangnim berlaku selayaknya majikan terhadap pembantu,” Dan saya mau toilet
ini bersih, sebersih-bersihnya, setiap sudt, setiap sisi, setiap lubang!!”
Baik Daehyun dan Zelo berjengit. Terlihat Zelo
menghisap-hisap inhalernya untuk mengantisipasi serangan asma.
“seonsangnim,
saya gak kuat kalo harus disuruh kerja kaya gini. Asma saya suka kumat,” Zelo
memohon ,”lagian…. Lagian kan bukan saya yang NGEGAMBAR-GAMBAR muka
seonsangnim!!”
“IYA!!
TAPI LO KETAWA MONYET!!” Daehyun membalas dengan nafsu.
Baik
Daehyun dan Zelo langsung rebut. Sebagai guru yang bijak dan penuh kasih
sayang, Hyosung seonsangnim menengahi.
“YA!
Terus! Hajar! Pukul! Ehm..sori. Zelo
benar. Kesalahan dia tidak sefatal kamu
Daehyun.”
Daehyun
menggaruk-garuk dinding dengan merana. Zelo jejingkrakan.
“Karena
itu sya akan suruh Zelo ngawasin kamu aja sampe kamu selese membersihkan
toilet.”
Daehyun ketawa. Zelo bengek.
Hyosung
seonsangnim kemudian berjalan ke dalam toilet namja yang kondisinya kelewat
menyeramkan hingga membuat sumur Sadako terlihat seperti hotel berbintang(?).
“Nah,
Daehyun, kamu mulai dari sini,” Hyosung seonsangnim member petunjuk. Daehyun
Cuma bisa manggut-manggut. Dilihatnya Hyosung seonsangnim berjalan menuju salah
satu bilik di dalam toilet. Bilik itu tertutup. Sang guru berusaha membukanya,
namun pintu tersebut tetap tak bergeming.
“Haloo?
Ada orang ya?” Hyosung seonsangnim mengetuk. Tidak ada jawaban yang terdengar.
Jawaban tersebut datang dalam bentuk asap yang membumbung dari dalam bilik.
Baik Daehyun dan Zelo langsung berseru.
“KEBAKARAAAAAN!!!”
Sementara
kedua antek-anteknya panic dan histeris, Hyosung seonsangnim tetap menjaga
ketenangannya. Ekspresinya tetap lurus dan normal sampai….
“HIYAAAAAA!!!”
dengan teriakan membahana, Hyosung seonsangnim melayangkan tendangan ala Eva
Arnaz dan membuat pintu bilik jebol.
Melihat
adegan tersebut, Daehyun Cuma bisa mangap, sedangkan Zelo kembali
menghirup-hirup inhalernya dengan liar.
Namun
tampang paling shock datang dari insane yang sedang duduk di atas kloset, di
balik pintu bilik yang jebol. Cowok tersebut Cuma bisa bengong tanpa bisa
berkata apa-apa melihat pintu biliknya penyok di tendang guru nan perkasa.
Daehyun langsung mengenali cowok tersebut. Dia adalah Himchan, cowok jangkung
bertampang sporty,siswa tahun kedua penghuni kelas A.
Hyosung
seonsangnim langsung mengeluarkan senyum kemenangan saat dilihatnya sebuah
rokok menggantung di tangan Himchan. Saat itulah wajah Hyosung seonsangnim
kembali mengalami transformasi dari ratu vampire jadi mirip Suzanna. Kemudian
sang guru menggumamkan kata-kata maut.
“HMMM….MENARIK.”
Baik
Daehyun dan Himchan mengeluarkan tampang merana selayaknya korban-korban
romusa. Keduanya bekerja seperti yang diperinyahkan: menjangkau setiap sudut,
menjamah setiap sisi dan membersihkan setiap lubang. Untung saja Hyosung
seonsangnim cukup berbaik hati memberikan dua buah jepit jemuran pada kedua
buruhnya untuk mencegah keracunan dan kejang-kejang.
Toilet
namja sekolah SMA TS memang terkenal memiliki aroma yang khas sehingga mampu
merenggut korban jiwa.
“AAAARRRRRGGGGGGGHHHHHHHHH!
GUA GAK TAHAN!! SUMPAH BAU BANGET!!!!” Lolongan sengsara akhirnya keluar dari
mulut Himchan yang sedari tadi asik
menyodok-nyodok kloset.
“Chan
ah… gua Cuma mau ngingetin, itu jepit jemuran bukan buat di pasang di kuping,
tapi di idung,” Daehyun member tahu.
“Nggak
kuat gua!! Sepuluh menit pake jepit jemuran bisa bikini dung gua coplok!”
Daehyun
menyadari Himchan benar. Sekarang saja dia sudanh merasa hidungnya mengalami
dislokasi.
“Emang
dasar guru gak berperikemanusiaan,” Himchan menggerutu,” mana ada guru yang
seenaknya maen tendang-tendang pintu sampe jebol. Dikira gua gak jantungan
apa??”
“KALO
UDAH TAU JANTUNGAN KENAPA ELO NGEROKOK,NYET?”
“ITU
METAFOR, DODOL! GUA GAK JANTUNGAN BENERAN.”
Daehyun
dan Himchan sudah siap ribut, namun seseorang kembali menengahi.
“udah,
udah dong kalian!” Zelo, sang pengawas, berusaha menormalkan suasana,”kenapa
sih lo berdua gak bisa bersikap layaknya orang beradab?”
“daehyun
panas,” Alah… kayak lu beradab aja! Padahal ketawa paling kenceng waktu melihat
gambarnya Hyosung seonsangnim!”
Himchan
ikutan,”Wah, ngak gua sangka Zelo ah, ternyata lo gak bener juga.”
Giliran
Zelo panas,”NGGAK BENERAN MANA SAMA PRESIDEN SEKOLAH YANG KETAUAN DIAM-DIAM
NGEROKOK???”
Sekarang
tiga-tiganya ribut. Semuanya saling bersahut-sahutan selayaknya burung-burung
beo di pasar hewan. Setiap Himchan
membantah, akan di sambut suara yang lebih tinggi oleh Daehyun, kemudian
dipuncaki oleh Zelo. Begetitu sterusnya sampai akhirnya tercipta sebuah
harmonisasi suara yang menyerupai Alvin & the Chipmunks.
Setelah
capek, Daehyun meminta time out. “Udah…hoh…hoh…capek…nihhhh…”
Himchan
mengangguk,”iyahhhh…jantunghh…guahhhh…gakhhh…kuathhh…”
“ALAH
GITU AJA NYERAH. MASA__”
“Udah
Zelo ah, berantemnya udah selese.”
“Oh..”
“Daehyun
berusaha menenangkan diri,” Pokoknya kita harus selesein dulu tugas kita.”
Himchan
ngos-ngosan,” Jujur Daehyun ah… gua gak sanggup. Ntar malem gua mesti ngerjain
proposal Bulan Bahasa…”
“trus
gimana dong?? Masa gua kerjain ini sendirian??? Daehyun protes.
Himchan
berpikir sejenak, kemudian dia melontarkan ide,” Bagaimana kalo kita kabur
bareng-bareng???”
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar