Chapter 2
Himchan
berpikir sejenak, kemudian melontarkan ide,” Bagaimana kalo kita kabur
bareng-bareng??”
Ide
criminal ini disambut dengan gegap gempita oleh Daehyun dan nada ketidak setujuan
dari Zelo.
“NGGAK
BISA! Tadi seonsangnim jelas-jelas bilang ke gua mesti ngawasin lo semua sampe
selese!”
“Zelo
ya.. cuek aja kali. Udah, kabur aja!” Daehyun memprovokasi,” lagian emangnya lo
tahan di sini terus sampe malem? Mending kalo aroma toiletnya bikin pinter. Ini
aromanya bisa menyebabbkan kejang-kejang, kelainan jantung dan impotensi tau
gak??”
“Gua
gak bisa!!!” Zelo tiba-tiba histeris,”lo nggak tau sih, tadi tuh gua di ancem
sama seonsangnim. Katanya kalo sampe elu berdua kabur,gua…gua bakal…”
“Kenapa?lo
bakal diapain Zelo???” Daehyun langsung panic ngeliat wajah Zelo yang membiru.
Zelo
menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak sanggup bicara.
“Zelo,
KATAKAN PADA KAMI. Lo bakal diapain? KATAKAN!!!” Himchan mengguncang-guncangkan
tubuh Zelo. Zelo kembali menggeleng.
“Zelo
ya plisss!!!” rako memohon,” sini,sini. Lo mesti liat apa yang membuat gua dan
Himchan nggak kuat lama-lama di sini.”
Daehyun
menggiring Zelo masuk lebih dalam ke toilet. Belum apa-apa Zelo udah mulai
menghisap-hisap inhalernya.
“Parah
gila… bau banget.”
“itu
belon seberapa Zelo ah.”
Daehyun
menunjukkan lantai-lantai basah kecokelatan yang sedari tadi ia pel. Sedangkan
Himchan menunjukkan benda-benda ajaib yang ia temukan di dalam kloset.
Pemandangan horror tersebut membuat zelo terguncang. Ia menghirup inhalernya
secara non-stopsampai akhirnya….
“HH…HH…HH…”
Zelo gelagapan, menyadari bahwa isi inhalernya telah habis. Daehyun dan Himchan
langsung panic.
“GAWAT!
ZELO KUMAT!” Daehyun shock.
Himchan
gelagapan,”Gimana dong? Gimana dong? Gimana dong?”
Daehyun
tidak menjawab. Ia hanya menyaksikan Zelo koleps, pingsan dan jatuh ke lantai.
“haduhh….
Zelo ya.. sadar dong… jangan bikin kita tambah susah dong…” Daehyun meratap.
Diguncang-guncangkan tubuh Zelo, namun temannya itu sama sekali tidak
menunjukkan reaksi.
Himchan
semakin menjadi-jadi,” Gimana dong? Gimana dong? Gimana dong?”
“Parah
nih. Kayaknya dia beneran pingsan deh.”
“HAH?
PINGSAN? ADUH, GIMANA DONG? GIMANA DONG? GIM__”
“WILL
YOU JUST SHUT UP??”
Himchan
akhirnya menjadi tenang. Daehyun sebagai pemecah masalah yang handal, mulai
berpikir.
“Kita
gak boleh gegabah,”Daehyun memulai,”keadaan udah gawat. Teman kita udah di
ujung tanduk. Dan sialnya, kita yang lagi ada di TKP. Orang pasti bakal mikir
yang macem-macem.”
“trus
kita mesti ngapain dong?” Himchan banjir keringat.
Daehyun
menatap Himchan cukup lama sebelum akhirnya berteriak,” KABUR!”
Bagai
dipecut cambuk, keduanya bangkit berlari dan memasuki salah satu bilik. Baik
Daehyun dan himchan menatap jendela besar di atas kloset. Setelah berpandangan
satu sama lain akhirnya mereka tahu apa yang harus dilakukan.
“ADDDOOOOHHHH!!!
BERAT BANGET SIH LO. CEPETAN DONG!” Himchan sewot saat dirinya digunakan
sebagai pijakan bagi Daehyun untuk memanjat jendela. Daehyun akhirnya berhasil
meraih jendela tersebut dan mendorongnya hingga terbuka, kemudian
dikeluarkannya kepala melalui jendela tersebut dan melihat sekeliling.
Halaman
belakang sekolah tampak sepi. Para siswa sudah pulang ke rumah masing-masing
sejak setengah jam yang lalu. daehyun menghela nafas lega, namun kembali bête
saat melihat bahwa jarak jendela ke bawah lumayan tinggi.
“DAEHYUN
AHHHHH UDAH BELON SIH??? LAMA BENER LAMA-LAMA TULANG BELIKAT GUA PATAH NEHHH!”
“Alah,
patah dikit rewel. SABAR!” Daehyun menyahut. Dilayangkannya matanya ke segala
arah, berusaha menemukan seseorang atau sesuatu yang bisa membantunya.
“JONGUP
AH!!” Daehyun memanggil dengan volume setara megafon saat dilihatnya
seorang cewek (mian BABYs admin harus
membuat Jongup mengalami Cross Gender.
Soalnya menurut admin dia cantik. Jeongmal mianhae *bungkuk 90 derajat*)
berjalan tidak jauh dari tempatnya berada. Merasa dipanggil, cewek bernama
Jongup itu menoleh.
“Sini!
Sini!” Daehyun melambaikan tangannya. Jongup langsung berjalan menghampiri dan
di luar dugaan, ketawa ngakak liat Daehyun nyangkut di jendela.
“GYAHAHAHAHAHAHAHAHA.
Ngapain lo nyangsang di jendela kayak maling ayam??” Jongup yang terkenal
tomboy dan beringas, menertawakan Daehyun dengan tanpa perasaan.
“Udah
deh gak usah bawel. Bantuin gua turun dong!”
“Nggak
pernah kenal sama yang namanya pintu ya mas??”
“Udah
gak usah berisik! Gua lagi disuruh ngebersihin toilet. Gua mau kabur nih.”
Jongup
menggeleng-gelengkan kepalanya dengan pelan,”tsk..tsk..tsk… masih muda aja udah
lari dari hukuman… gimana nanti kalo udah jadi pejabat… pantes aja Negara
kita…”
“GUA
KAGAK BUTUH KULTUM SEKARANG!!! LO MAU BANTUIN GUA APA KAGAK???”
Melihat
daehyun menjerit-jerit kesetanan membuat hati Jongup tersentuh. Cewek itu pun
akhirnya membawakan sebuah tangga yang tersandar di dinding dekat situ. Sambil
celingukan Daehyun memanjat turun dari jendela menggunakan tangga tersebut,
diikuti Himchan yang sekarang bahunya terlihat tidak simetris. Setelah keduanya
telah dengan sukses berada di halaman belakang, Daehyun dan Himchan
berterimakasih sedalam-dalamnya pada Jongup.
“Makasih
banget Jongupie, gua utang budi nih sama lo,” Daehyun berujar.
“Ahhh
nggak usah repot-repot, gua mau handphone,” Jongup membalas dengan kalem.
“Makasih
banget ya….,”Himchan ikutan berucap,”gua gak bakal ngelupain lo sampe kapan pun
juga. Mmm…. Sori nama lo siapa tadi???”
“SUNGJONG!
Udah gua mau pulang. Kelamaan di sini sama lo berdua bisa bikin IQ gua drop,”
Jongup membalas dengan ketus, kemudian berlalu, meninggalkan daehyun dan
Himchan di halaman belakang sekolah.
“Perasaan
namanya bukan Sungjong!,” Himchan memandang Daehyun,”trus… si Zelo gimana tuh?
Masa kita tinggalin gitu aja??”
“Ahh…,
ntar juga ditemuin sama Hyosung seonsangnim. Nggak bakalan kenapa-napa kok.”
“Trus…
si Zelo kena hukuman dong???”
Daehyun
tiba-tiba teringat,” O iya ya, kira-kira hukumannya kayak gimana ya sampe bikin
Zelo panic kayak gitu???”
“Ya…
pastinya gak mungkin sampe di cambukin ya??? Masa iya sampe parah gitu,”himchan
berkata,”iya, iya bener… nggak mungkin separah itulah. Hahahahahahaha….”
Giliran
Daehyun tertawa,”Hahahahahaha…..”
Kenudian
keduanya:”Hahahahahaha…”
Namun
detik berikutnya Daehyun dan Himchan terdiam dan saling berpandangan. Takut.
Cemas.
+++
Kondisi
zelo Beberapa jam kemudian.
Hyosung seonsangnim sekarang
tersenyum sinis sambil menepuk-nepuk
sebuah tongkat kayu di kedua tangannya.
“Jadi… kedua siswa itu kabur dan
kamu tidak menghalangi mereka?” sang guru bertanya dengan tingkat kekejaman
setara dengan Hannibal Lechter.
Zelo meratap,”saya sudah berusa
seonsangnim… sumpah…. Tapi asma saya mendadak kumat… trus… trus… saya pingsan…
saya tidak kuasa seonsangnim…. Maafkan saya…”
“HUH. Tiada maaf bagimu! Semua
orang yang tidak melaksanakan kewajiban harus dihukum seberat-beratnya! YOO
YOUNGJAE?!”
Yoo yungjae nongol dari balik
pintu. “Ye seonsangnim?”
“laksanakan hukuman nomor 1404.”
Muka Yoo Youngjae siswa tahun kedua
kelas C yang berkedudukan sebagai ketua keamanan sekolah itu berubah pucat,”
Seonsangnim… tidakkah sebaiknya seonsangnim pikirkan dulu… resiko dari…”
“SAYA SUDAH PIKIRKAN ITU SEMUA
YOUNGJAE! Siswa ini bersalah dan melanggar aturan dan saya mau dia hukum!
LAKSANAKAN!”
Yoo youngjae tak kuasa menolak.
Dengan sigap ia mengikat tangan Zelodan mulai melaksanakan hukuman.
Dikeluarkannya selembar bulu ayam dari dalam sakunya.
“Sobat…. Mianhae….!” Youngjae
memeluk Zelo erat seolah enggan melepasnya.
Dan hukuman pun benar-benar
dilaksanakan.
“KITIK KITIK KITIK KITIK,” Youngjae
mengilikkan bulu ayam tersebut ke sekujur tubuh Zelo. Dari mulai telapak kaki,
idung,kuping, sampai ketek. Zelo tak kuasa menahan semuanya.
“GYAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH! AMPUUUUUUNNNN BUUUUUUUUU!!!!! BUAHAHAHAHAHHAHAHAHA!!!! TOBAAAT YAAA
TUHAAAAN!!!! HOUWOHOHAHAHAHAHAHAHAHAHA! AMPUUUUUUUN!!!!!!”
Selesai^^
TBC next series
Tidak ada komentar:
Posting Komentar