Blogger Widgets

Entri Populer

Jumat, 02 Agustus 2013

INFINITE FF WHAT SHOULD I DO chapt 1










WHAT SHOULD I DO

Author : Yonggyu90
Sub : Indonesian
Genre : sad love story maybe
Main cast : Kim Myungsoo, Kim Sunggyu, Park Jaehee
Length : 2 shot / 2 chapter
Notes : The original story written by me so do not take it without a clear source. sorry if a lot of mistakes.

chapt 1
 "Noona... Kau bisa kan menemaniku?" aku merengek padanya.
Dia gadis yang lebih tua satu tahun dariku, jujur selama 3 bulan sejak pertemuan kami, aku menyukainya. Dia gadis yang begitu keibuan. Lembut. Sabar dan penyayang. Ntah mengapa aku merasa nyaman berada di sampingnya. Sejak pertama aku tau dia mengajar piano di sebuah studio course, aku setiap hari pergi ke sana. Dengan alasan yang sangat klise, aku ingin berlatih piano. Aku ingat betapa terkejutnya dia ketika aku mengungkapkan ini, sebelum akhirnya dia tertawa, tapi akhirnya dia mau mengajariku. Sebenarnya aku hanya ingin bertemu dengannya saja.
"Ayolah noona." rengekku lagi sembari memasang muka paling imut yang dia sukai.
"uhm... Apakah aku harus?" dia balik bertanya sembari tersenyum. Ya senyum yg sangat aku suka.
"ne, harus." aku meyakinkannya. Terlihat dia berfikir sebelum akhirnya dia menjawab,
"baiklah! Besok jemput aku ya." dia tersenyum.
"Yess!" aku begitu kegirangan. Dia menatap tajam ke arahku. Mungkin dia merasa aneh atau apa. Aku tak tau dan tak peduli. Yang jelas aku sangat senang saat ini.
Hari ini, aku akan menjemputnya. Tentu saja aku harus tampil serapi mungkin dengan kemeja panjang warna baby peach dan celana panjang putih. Aku tersenyum menatap bayanganku dikaca yang bahkan aku sendiri mengaguminya. Lol aku memang terlihat tampan bukan? Ahh aku terlalu percaya diri.
Aku beranjak mengambil kunci mobil KIA tuaku.
"Hyung aku pergi." aku menepuk bahu Kyuzizi, dia Hyungku dan keluargaku satu-satunya.
"Ah.. Rapi sekali? Apa kau akan kencan?" mata sipitnya memberikan kedipan yg tak terlihat sembari tersenyum menggodaku.
"Apa aku terlihat begitu?" aku bertanya malu-malu.
"Yaa yaaa yaaa! Kenapa pipimu jadi merona begitu?" Hyung menunjuk dengan sebelah tangannya yang memegang gelas berisi air mineral yang baru saja dia tuang.
"Ah sudahlah,aku akan pergi. Anyeong!" aku cepat-cepat berlari ke luar sebelum aku mati lemas karena malu oleh Hyungku yang terus menggodaku.
"Hati-hati!" teriaknya dari dalam.
"Ne," ku jawab sebelum akhirnya ku membuka pintu KIA tua kesayanganku.
Kini aku tengah berdiri di depan pintu menanti seseorang membukanya.
"Anyeonghaseyo ahjumanim" aku mencoba terlihat seramah mungkin ketika ny. Park membukakan pintu dan menyambut dengan senyum ramahnya.
"Aigoo nak L, ayo masuk." perintahnya dan kubalas anggukan "ye".
Aku berjalan memasuki rumah sederhana itu dan menangkap sosok gadis yg selalu hadir dalam mimpiku. Dia memakai pakaian seperti biasa, rok maxi hijau muda selutut dengan aksen bunga-bunga kecil dan sepatu kanvas hijau. Dia selalu seperti ini. dia bilang… dia tak suka Highheels ataupun Flat shoes. Namun kali ini dia begitu berbeda, dia memakai atasan kuning muda berlengan di atas siku, biasanya dia memakai cardigan tapi kali ini tidak. Jantungku berhenti berdetak ketika melihatnya. Ya Tuhan, kenapa dia begitu cantik? Sayang untuk berkedip mataku. Sehingga aku terlihat seperti orang bodoh saja.
Dia sedang menerima telfon tak jauh dariku, dia melambai, sesekali dia melihat ke arahku dan tersenyum.
"Obseo, ara.. Ara... Ne.." terdengar dia menjawab telfon, wajahnya terlihat berseri-seri. Siapa yg telah menelfonnya?Kenapa dia terlihat bahagia seperti itu? dia cantik sekali ketika tersenyum seperti itu.
"Ahh... Mianhae L ah." sapanya menghampiriku dengan raut merasa bersalah dan hanya ku balas senyum. "kita pergi sekarang?" ajaknya.
"ne, noona sudah siap?" aku berdiri mengajaknya.
"khaja!" dia menggamit lenganku dan menarik paksa aku ke luar. "Umma kami berangkat." teriaknya sembari menggandengku ke luar pintu.
"yak noona.. Aku terlihat seperti preman, kau tak membiarkanku meminta izin pada ahjuma." aku berpura-pura marah.
"ne, hati-hati!" teriak ny. Park dari dalam.
"tuh kan, jangan khawatir." dia mengedipkan mata padaku dan tuhan, aku serasa lemas karenanya. Aku hanya menggaruk tengkukku yang tidak gatal.
===
"Myungsoo ah, ini?" dia menatapku terkejut ketika kami telah sampai.
"Ye, ini pemakaman." jawabku dengan senyum sepolos-polosnya. Mungkin dia terkejut karena aku memakai pakaian cerah dan mengajaknya ke pekuburan. "khaja..." aku tarik tangannya berjalan mendekati dua makam yang berdampingan. "Umma... Appa... Ingat kan hari ini hari apa? Maaf aku berpakaian seperti ini,"bibirku kelu, seakan berat untuk berkata.
"hari ini... Tepat usiaku yang ke 21 dan 10 tahun kalian meninggalkanku dan Hyung." aku berdiri di depan kedua nisan.
"L? Kau ulang tahun? Kenapa tak bilang padaku?" suaranya bergetar mengejutkanku yg tengah melepas rindu dengan kedua orang tuaku.
"Ah... Noona, aku sampai lupa padamu... Ne, aku mengajakmu ke sini untuk merayakan ulang tahunku." bibirku tersenyum simpul ke arahnya. "lebih tepatnya... Merayakan dukaku." ntah sejak kapan pertahananku runtuh juga. Aku merasa malu menangis di depannya,di depan gadis yg ku cinta.
"Uljima eoh..." dia menarikku dalam pelukannya. Hangat. Aku ingin seperti ini. Terus. Sampai nanti. Akan tetap begini. 'aku mencintaimu noona.' aku hanya mampu berbisik dalam hati. Aku teringat kejadian sepuluh tahun lalu yang merenggut kedua orang tuaku. Aku terisak dalam pelukan hangatnya.
"L, khaja!Aku akan membuatmu tertawa hari ini, aku bersumpah kau takkan pernah melupakan hari ini." dia melepas pelukannya dan menatapku lekat. Kemudian menarik tanganku berlari ke luar makam.
“Yak noona, kita mau ke mana?” Aku terhuyung karena tanganku ditariknya sambil berlari. Dia hanya tertawa melihatku yang hampir terjatuh.
“Baiklah…” Dia berhenti tiba-tiba. Aku hampir saja terjungkal karena tak bisa mengontrol lariku.
“Noona larinya cepat sekali.” Aku berjongkok mencoba mengatur nafasku yang kacau. Ku lirik dia yang tengah tertawa menatap ku.
“kau lihat ini?” dia menunjukkan sebuah koin.
“koin? Untuk apa?” tanyaku tak mengerti.
“kau pilih bagian mana?”
“Aku pilih yang kau tunjuk itu.” aku memilih sisi nominal.
“Baik, ini akan aku lempar. Jika koin ini terbuka bagian nominal, kau harus menggendongku sampai kedai makan terdekat dari sini dan mentraktirku makan siang. Eotae?” dia mengedipkan mata padaku.
“Mwooo??? Menggendong noona??? Sampai kedai makan terdekat? Itu jauh sekali…”
“Mau tidak?”
“Kalau terbuka sisi sebaliknya?” aku balik meminta keuntungan.
“kalau sisi sebaliknya, kau boleh minta aku melakukan apa pun untukmu.”
“Jeongmalyo???” aku tak percaya dan menyambut dengan sangat senang. “baiklah… ayo kita lempar.”
“siap? Kita hitung ya..” dia meminta persetujuanku. Lalu aku mengangguk dan berharap sisi yang aku pilih berada di bagian bawah. “Hana.. dul.. set..”
KLINTINGGGGG
“KYAAAAAAAAAA……” dia berteriak histeris sembari bertepuk tangan ketika melihat koin itu. dan aku hanya pasrah mengetahui akulah yang harus melakukan tantangan.
“araseo… khaja noona… naiklah…!” aku tersenyum dan berjongkok. Kemudian aku merasakan dia naik ke punggungku dan mengalungkan tangannya padaku.
“hati-hati ok!”
“Ya… noona berat sekali….!” Aku berpura-pura kesulitan.
“Aishhh noona Cuma 42 kg, bagaimana bisa berat???” ku lirik dia mempout kan bibir mungilnya. Kemudian aku hanya bisa tertawa.
Ku mulai mengayunkan kakiku perlahan. Dia kemudian terdengar bersenandung lirih. Dan suaranya mengalun indah di telingaku.
Aku sangat senang hari ini, aku bahkan tidak merasa lelah sedikit pun. Padahal, tadi Jaehee noona memintaku menggendongnya. Sungguh dia wanita yg sangat sempurna. Aku hanya bisa tersenyum mengingatnya, padahal aku kini tengah menyalakan tv, tapi kenapa mataku tak fokus ke sana dan terus teringat bidadariku. Apa dia juga menyukaiku? Sepertinya iya. Ahh senangnya aku.
"Aigoo... Kau kenapa senyam-senyum begitu?" suara Sunggyu Hyung mengejutkanku.
"Ani..." aku tersenyum ke arahnya.
"L ah.. Saengil chukkae..." tiba-tiba hyung memelukku. Dan ku balas erat pelukannya.
"Gomawo Hyung ah" seakan aku takut melepaskan pelukanku darinya.
"aku ingin merayakan ulang tahunmu besok dan... Kau tau kan aku tengah dekat dengan seorang gadis? Aku ingin memperkenalkannya padamu." ucapnya setelah melepas pelukan kami.
"jeongmal? Dia calon kakak iparku? Aigoo siapa dia hyung..." aku mulai menggodanya dan merasa sangat senang.
“Ahh… dia gadis yang mampu membuatku tak bisa tidur dengan nyenyak.” Dia mengusap-ngusap area leher seperti yang sering ia lakukan dan terlihat raut frustasi namun senang di sana.
===
Aku sangat senang malam ini, karena akan bertemu calon kakak ipar, tapi ntah mengapa perasaanku juga tidak nyaman. Tiba-tiba jantungku terasa aneh.
"Kenapa dia lama sekali?" gerutu Sunggyu Hyung sembari terus menatap ke arah pintu restaurant.
"Tenang hyung... Dia pasti datang." ku coba menenangkannya.
"Yaa, biasanya dia akan tepat waktu.”hyung terlihat cemas.
"Hyung, apa dia... Cantik?" tanyaku penasaran dengan calon kakak ipar.
"Diaa... Sangat sempurna di mataku. Kau pasti akan menyukainya, dia mirip sekali dengan Umma." Jawabnya berbinar-binar.
Ciri-cirinya mirip sekali dengan gadisku, ahh aku merindukannya. 'Jaehee noona, boghosipo!' batinku. "Hyung aku... Juga menyukai seorang gadis, dia lebih tua setahun, tapi aku sangat menyukainya." kataku jujur.
"Oh ya? Siapa dia? Ahs jinja? Kau tak mengenalkannya padaku?" dia menggodaku.
"aku belum jujur pad..." __
"Anyeong" seorang gadis datang menyapa memutus kalimatku.
"Eoh?" dia terkejut melihatku.
"Noona?" aku terkejut mendapapti jaehee noona di sini, aniya. Dia pasti sedang bertemu seseorang, bukan calon kakak iparku.
"Eoh? Kalian sudah saling kenal?"
Deg...
Noona?
Hyung?
Ya Tuhan, hatiku sangat sakit. Kenapa harus dia calon kakak iparku? Aku hanya terdiam menatap jaehee noona.
"Ya Oppa, dia yang sering aku ceritakan padamu itu." Noona menjelaskan.
"Woah jinja?" Hyungku terlihat terkejut, namun detik berikutnya dia tersenyum sembari menarik kursi untuknya. Hatiku remuk. Aku ingin langit benar-benar runtuh saat ini juga.
"Gereom... Apa artinya kau juga mau menerima dia L ah?" tanyanya. Dia tak mengerti betapa hatiku teramat sangat sesak dan sakit.
"Ahh Oppa..." Dia terlihat malu, pipinya merona.
"Yak... Kan, pipimu memerah lagi." mereka terlihat sangat mesra sekali.
"Tentu saja aku menyukainya. Sangat menyukainya." kuberikan penekanan pada kalimatku,tersenyum paksa dan menatapnya lekat.

Sunggyu side
 Ada yang aneh dengan L, kenapa dia terus saja menatap Jaeheeku seperti itu. Ahh... Tidak bukan jaehee kan yg dia maksud?
"L ah, aku buatkan ini untukmu!" Suara Jaehee mengejutkanku dan L. Dia mengeluarkan kotak dari dalam tasnya.
"Apa ini noona?" tanya L padanya. Aku hanya menatap Jaehee.
"Ini kado untukmu, tadi kau tak masuk ke course kan? Dan ini, juga untukmu." katanya lagi sembari mengambil kotak lagi dalam tasnya.
"Ini apa?" L tak mengerti.
"Yaa... Chagi, banyak sekali kado untuknya?" aku merengut pura-pura cemburu.
"Aish jinjayo oppa, jangan seperti itu." dia mengusap pipiku. Dan aku masih tetap memperhatikan L yg pandangannya tak lepas dari Jaehee. "Yang Hitam pita merah, untuk L murid sekaligus sahabatku, yang hitam pita silver, untuk L, adik iparku." Aku senang mendengar penuturannya. Pipinya merona lagi. Dan L, kenapa dia sedikit tersentak dan pucat. Aku tak mau menerka-nerka.
"Gomawo noona." ucap L.
Sunggyu side off

Jadi dia hanya menganggapku sahabat? Tenang L ah, jaga emosimu! Aku terus menenangkan diriku. Mungkin aku harus mundur. Hyungku lebih mencintainya. Bisa menjaganya,tidak sepertiku. Aku hanya anak kecil yang menyukai guru lesnya. Tapi kenapa hatiku sakit,sangat sakit melihatnya tertawa bersama Hyung.
"L, tadi kau belum melanjutkan pengakuanmu. Aish... Kapan kau akan mengenalkan pada kami?" Pertanyaan sunggyu hyung mengejutkanku. Aku terdiam bingung.
"Mengenalkan??” Jaehee noona tak mengerti.
“menurutmu chagi?” hatiku benar-benar ingin meledak mendengar sapaan sayang itu.
“Mwo? L? Kau punya pacar? Aigoo siapa gadis beruntung itu?" jaehee noona membelalakkan matanya dan mulai menggodaku.
"Ah ani... Aku tak punya." jawabku polos.
"Dia menyukai seorang noona, dan sepertinya dia benar-benar jatuh cinta." Sunggyu Hyung tersenyum ke arahku.
"Ah jinja?" Jaehee noona membelalakkan matanya.
"Noona, bolehkah aku bertanya padamu?" ku tatap serius manik matanya. Aku tau sunggyu hyung memperhatikanku. Aku tak peduli dan ingin bertanya padanya.
            TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar