WHAT SHOULD I
DO
Author :
Yonggyu90
Sub :
Indonesian
Genre : sad
love story maybe
Main cast : Kim
Myungsoo, Kim Sunggyu, Park Jaehee
Length : 2 shot
/ 2 chapter
Notes : The original story written
by me so do not take it without a clear
source. sorry if a lot of mistakes.
chapt 1
"Noona... Kau bisa kan menemaniku?"
aku merengek padanya.
Dia gadis yang lebih tua satu tahun dariku,
jujur selama 3 bulan sejak pertemuan kami, aku menyukainya. Dia gadis yang
begitu keibuan. Lembut. Sabar dan penyayang. Ntah mengapa aku merasa nyaman
berada di sampingnya. Sejak pertama aku tau dia mengajar piano di sebuah studio
course, aku setiap hari pergi ke sana. Dengan alasan yang sangat klise, aku
ingin berlatih piano. Aku ingat betapa terkejutnya dia ketika aku mengungkapkan
ini, sebelum akhirnya dia tertawa, tapi akhirnya dia mau mengajariku.
Sebenarnya aku hanya ingin bertemu dengannya saja.
"Ayolah noona." rengekku lagi sembari
memasang muka paling imut yang dia sukai.
"uhm... Apakah aku harus?" dia balik
bertanya sembari tersenyum. Ya senyum yg sangat aku suka.
"ne, harus." aku meyakinkannya.
Terlihat dia berfikir sebelum akhirnya dia menjawab,
"baiklah! Besok jemput aku ya." dia
tersenyum.
"Yess!" aku begitu kegirangan. Dia
menatap tajam ke arahku. Mungkin dia merasa aneh atau apa. Aku tak tau dan tak
peduli. Yang jelas aku sangat senang saat ini.
Hari ini, aku
akan menjemputnya. Tentu saja aku harus tampil serapi mungkin dengan kemeja
panjang warna baby peach dan celana panjang putih. Aku tersenyum menatap bayanganku
dikaca yang bahkan aku sendiri mengaguminya. Lol aku memang terlihat tampan
bukan? Ahh aku terlalu percaya diri.
Aku beranjak
mengambil kunci mobil KIA tuaku.
"Hyung aku
pergi." aku menepuk bahu Kyuzizi, dia Hyungku
dan keluargaku satu-satunya.
"Ah.. Rapi
sekali? Apa kau akan kencan?" mata sipitnya memberikan kedipan yg tak
terlihat sembari tersenyum menggodaku.
"Apa aku
terlihat begitu?" aku bertanya malu-malu.
"Yaa yaaa
yaaa! Kenapa pipimu jadi merona begitu?" Hyung menunjuk dengan sebelah tangannya
yang memegang gelas berisi air mineral yang baru saja dia tuang.
"Ah
sudahlah,aku akan pergi. Anyeong!" aku cepat-cepat berlari ke luar sebelum
aku mati lemas karena malu oleh Hyungku yang terus menggodaku.
"Hati-hati!"
teriaknya dari dalam.
"Ne,"
ku jawab sebelum akhirnya ku membuka pintu KIA tua kesayanganku.
Kini aku tengah
berdiri di depan pintu menanti seseorang membukanya.
"Anyeonghaseyo
ahjumanim" aku mencoba terlihat seramah mungkin ketika ny. Park membukakan
pintu dan menyambut dengan senyum ramahnya.
"Aigoo nak
L, ayo masuk." perintahnya dan kubalas anggukan "ye".
Aku berjalan
memasuki rumah sederhana itu dan
menangkap sosok gadis yg selalu hadir dalam mimpiku. Dia memakai pakaian
seperti biasa, rok maxi hijau muda selutut dengan aksen bunga-bunga kecil dan sepatu
kanvas hijau. Dia selalu seperti ini. dia bilang… dia tak suka Highheels
ataupun Flat shoes. Namun kali ini dia begitu berbeda, dia memakai atasan
kuning muda berlengan di atas siku, biasanya dia memakai cardigan tapi kali ini
tidak. Jantungku berhenti berdetak ketika melihatnya. Ya Tuhan, kenapa dia
begitu cantik? Sayang untuk berkedip mataku. Sehingga aku terlihat seperti
orang bodoh saja.
Dia sedang
menerima telfon tak jauh dariku, dia melambai, sesekali dia melihat ke arahku
dan tersenyum.
"Obseo,
ara.. Ara... Ne.." terdengar dia menjawab telfon, wajahnya terlihat
berseri-seri. Siapa yg telah menelfonnya?Kenapa dia terlihat bahagia seperti
itu? dia cantik sekali ketika tersenyum seperti itu.
"Ahh...
Mianhae L ah." sapanya menghampiriku dengan raut merasa bersalah dan hanya
ku balas senyum. "kita pergi sekarang?" ajaknya.
"ne, noona
sudah siap?" aku berdiri mengajaknya.
"khaja!"
dia menggamit lenganku dan menarik paksa aku ke luar. "Umma kami
berangkat." teriaknya sembari menggandengku ke luar pintu.
"yak
noona.. Aku terlihat seperti
preman, kau tak membiarkanku meminta izin pada ahjuma." aku berpura-pura
marah.
"ne,
hati-hati!" teriak ny. Park dari dalam.
"tuh kan,
jangan khawatir." dia mengedipkan mata padaku dan tuhan, aku serasa lemas
karenanya. Aku hanya menggaruk tengkukku yang tidak gatal.
===
"Myungsoo
ah, ini?" dia menatapku terkejut ketika kami telah sampai.
"Ye, ini
pemakaman." jawabku dengan senyum sepolos-polosnya. Mungkin dia terkejut
karena aku memakai pakaian cerah dan mengajaknya ke pekuburan.
"khaja..." aku tarik tangannya berjalan mendekati dua makam yang
berdampingan. "Umma... Appa... Ingat kan hari ini hari apa? Maaf aku
berpakaian seperti ini,"bibirku kelu, seakan berat untuk berkata.
"hari ini...
Tepat usiaku yang ke 21 dan 10 tahun kalian meninggalkanku dan Hyung." aku
berdiri di depan kedua nisan.
"L? Kau
ulang tahun? Kenapa tak bilang padaku?" suaranya bergetar mengejutkanku yg
tengah melepas rindu dengan kedua orang tuaku.
"Ah...
Noona, aku sampai lupa padamu... Ne, aku mengajakmu ke sini untuk merayakan
ulang tahunku." bibirku tersenyum simpul
ke arahnya. "lebih tepatnya... Merayakan dukaku." ntah sejak kapan
pertahananku runtuh juga. Aku merasa malu menangis di depannya,di depan gadis yg
ku cinta.
"Uljima
eoh..." dia menarikku dalam pelukannya. Hangat. Aku ingin seperti ini.
Terus. Sampai nanti. Akan tetap begini. 'aku mencintaimu noona.' aku hanya
mampu berbisik dalam hati. Aku teringat kejadian sepuluh tahun lalu yang
merenggut kedua orang tuaku. Aku terisak dalam pelukan hangatnya.
"L,
khaja!Aku akan membuatmu tertawa hari ini, aku bersumpah kau takkan pernah
melupakan hari ini." dia melepas pelukannya dan menatapku lekat. Kemudian
menarik tanganku berlari ke luar makam.
“Yak noona,
kita mau ke mana?” Aku terhuyung karena tanganku ditariknya sambil berlari. Dia
hanya tertawa melihatku yang hampir terjatuh.
“Baiklah…” Dia
berhenti tiba-tiba. Aku hampir saja terjungkal karena tak bisa mengontrol
lariku.
“Noona larinya
cepat sekali.” Aku berjongkok mencoba mengatur nafasku yang kacau. Ku lirik dia
yang tengah tertawa menatap ku.
“kau lihat
ini?” dia menunjukkan sebuah koin.
“koin? Untuk
apa?” tanyaku tak mengerti.
“kau pilih
bagian mana?”
“Aku pilih yang
kau tunjuk itu.” aku memilih sisi nominal.
“Baik, ini akan
aku lempar. Jika koin ini terbuka bagian nominal, kau harus menggendongku
sampai kedai makan terdekat dari sini dan mentraktirku makan siang. Eotae?” dia
mengedipkan mata padaku.
“Mwooo???
Menggendong noona??? Sampai kedai makan terdekat? Itu jauh sekali…”
“Mau tidak?”
“Kalau terbuka
sisi sebaliknya?” aku balik meminta keuntungan.
“kalau sisi
sebaliknya, kau boleh minta aku melakukan apa pun untukmu.”
“Jeongmalyo???”
aku tak percaya dan menyambut dengan sangat senang. “baiklah… ayo kita lempar.”
“siap? Kita
hitung ya..” dia meminta persetujuanku. Lalu aku mengangguk dan berharap sisi
yang aku pilih berada di bagian bawah. “Hana.. dul.. set..”
KLINTINGGGGG
“KYAAAAAAAAAA……”
dia berteriak histeris sembari bertepuk tangan ketika melihat koin itu. dan aku
hanya pasrah mengetahui akulah yang harus melakukan tantangan.
“araseo… khaja
noona… naiklah…!” aku tersenyum dan berjongkok. Kemudian aku merasakan dia naik
ke punggungku dan mengalungkan tangannya padaku.
“hati-hati ok!”
“Ya… noona berat
sekali….!” Aku berpura-pura kesulitan.
“Aishhh noona
Cuma 42 kg, bagaimana bisa berat???” ku lirik dia mempout kan bibir mungilnya.
Kemudian aku hanya bisa tertawa.
Ku mulai
mengayunkan kakiku perlahan. Dia kemudian terdengar bersenandung lirih. Dan suaranya
mengalun indah di telingaku.
Aku sangat
senang hari ini, aku bahkan tidak merasa lelah sedikit pun. Padahal, tadi
Jaehee noona memintaku menggendongnya. Sungguh dia wanita yg sangat sempurna.
Aku hanya bisa tersenyum mengingatnya, padahal aku kini tengah menyalakan tv,
tapi kenapa mataku tak fokus ke sana dan terus teringat bidadariku. Apa dia juga menyukaiku? Sepertinya iya. Ahh senangnya aku.
"Aigoo...
Kau kenapa senyam-senyum begitu?" suara Sunggyu Hyung mengejutkanku.
"Ani..."
aku tersenyum ke arahnya.
"L ah..
Saengil chukkae..." tiba-tiba hyung memelukku. Dan ku balas erat
pelukannya.
"Gomawo
Hyung ah" seakan aku takut melepaskan pelukanku darinya.
"aku ingin
merayakan ulang tahunmu besok dan... Kau tau kan aku tengah dekat dengan
seorang gadis? Aku ingin memperkenalkannya padamu." ucapnya setelah
melepas pelukan kami.
"jeongmal?
Dia calon kakak iparku? Aigoo siapa dia hyung..." aku mulai menggodanya
dan merasa sangat senang.
“Ahh… dia gadis
yang mampu membuatku tak bisa tidur dengan nyenyak.” Dia mengusap-ngusap area
leher seperti yang sering ia lakukan dan terlihat raut frustasi namun senang di
sana.
===
Aku sangat
senang malam ini, karena akan bertemu calon kakak ipar, tapi ntah mengapa
perasaanku juga tidak nyaman. Tiba-tiba jantungku terasa aneh.
"Kenapa
dia lama sekali?" gerutu Sunggyu Hyung sembari terus menatap ke arah pintu
restaurant.
"Tenang
hyung... Dia pasti datang." ku coba menenangkannya.
"Yaa, biasanya dia akan tepat waktu.”hyung terlihat cemas.
"Hyung,
apa dia... Cantik?" tanyaku penasaran dengan calon kakak ipar.
"Diaa...
Sangat sempurna di mataku. Kau pasti akan menyukainya, dia mirip sekali dengan
Umma." Jawabnya berbinar-binar.
Ciri-cirinya
mirip sekali dengan gadisku, ahh aku merindukannya. 'Jaehee noona, boghosipo!'
batinku. "Hyung aku... Juga menyukai seorang gadis, dia lebih tua setahun,
tapi aku sangat menyukainya." kataku jujur.
"Oh ya?
Siapa dia? Ahs jinja? Kau tak mengenalkannya padaku?" dia menggodaku.
"aku belum
jujur pad..." __
"Anyeong"
seorang gadis datang menyapa memutus kalimatku.
"Eoh?"
dia terkejut melihatku.
"Noona?"
aku terkejut mendapapti jaehee noona di sini, aniya. Dia pasti sedang bertemu
seseorang, bukan calon kakak iparku.
"Eoh?
Kalian sudah saling kenal?"
Deg...
Noona?
Hyung?
Ya Tuhan,
hatiku sangat sakit. Kenapa harus dia calon kakak iparku? Aku hanya terdiam
menatap jaehee noona.
"Ya Oppa,
dia yang sering aku ceritakan padamu itu." Noona menjelaskan.
"Woah
jinja?" Hyungku terlihat terkejut, namun detik berikutnya dia tersenyum
sembari menarik kursi untuknya. Hatiku remuk. Aku ingin langit benar-benar
runtuh saat ini juga.
"Gereom...
Apa artinya kau juga mau menerima dia L ah?" tanyanya. Dia tak mengerti
betapa hatiku teramat sangat sesak dan sakit.
"Ahh
Oppa..." Dia terlihat malu, pipinya merona.
"Yak...
Kan, pipimu memerah lagi." mereka terlihat sangat mesra sekali.
"Tentu
saja aku menyukainya. Sangat menyukainya." kuberikan penekanan pada
kalimatku,tersenyum paksa dan menatapnya lekat.
Sunggyu side
Ada yang aneh dengan L, kenapa dia terus saja
menatap Jaeheeku seperti itu. Ahh... Tidak bukan jaehee kan yg dia maksud?
"L ah, aku
buatkan ini untukmu!" Suara Jaehee mengejutkanku dan L. Dia mengeluarkan
kotak dari dalam tasnya.
"Apa ini
noona?" tanya L padanya. Aku hanya menatap Jaehee.
"Ini kado
untukmu, tadi kau tak masuk ke course kan? Dan ini, juga
untukmu." katanya lagi sembari mengambil kotak lagi dalam tasnya.
"Ini
apa?" L tak mengerti.
"Yaa...
Chagi, banyak sekali kado untuknya?" aku merengut pura-pura cemburu.
"Aish
jinjayo oppa, jangan seperti itu." dia mengusap pipiku. Dan aku masih
tetap memperhatikan L yg pandangannya tak lepas dari Jaehee. "Yang Hitam
pita merah, untuk L murid sekaligus sahabatku, yang hitam pita silver, untuk L,
adik iparku." Aku senang mendengar penuturannya. Pipinya merona lagi. Dan
L, kenapa dia sedikit tersentak dan pucat. Aku tak mau menerka-nerka.
"Gomawo
noona." ucap L.
Sunggyu side
off
Jadi dia hanya
menganggapku sahabat? Tenang L ah, jaga emosimu! Aku terus menenangkan diriku.
Mungkin aku harus mundur. Hyungku lebih mencintainya. Bisa menjaganya,tidak
sepertiku. Aku hanya anak kecil yang menyukai guru lesnya. Tapi kenapa hatiku
sakit,sangat sakit melihatnya tertawa bersama Hyung.
"L, tadi kau belum melanjutkan pengakuanmu. Aish... Kapan kau akan
mengenalkan pada kami?" Pertanyaan sunggyu hyung mengejutkanku. Aku
terdiam bingung.
"Mengenalkan??”
Jaehee noona tak mengerti.
“menurutmu
chagi?” hatiku benar-benar ingin meledak mendengar sapaan sayang itu.
“Mwo? L? Kau
punya pacar? Aigoo siapa gadis beruntung itu?" jaehee noona membelalakkan
matanya dan mulai menggodaku.
"Ah ani...
Aku tak punya." jawabku polos.
"Dia
menyukai seorang noona, dan sepertinya dia benar-benar jatuh cinta."
Sunggyu Hyung tersenyum ke arahku.
"Ah
jinja?" Jaehee noona membelalakkan matanya.
"Noona,
bolehkah aku bertanya padamu?" ku tatap serius manik matanya. Aku tau
sunggyu hyung memperhatikanku. Aku tak peduli dan ingin bertanya padanya.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar